Persaingan di dunia lomba burung kicauan makin memanas, terutama di kelas-kelas yang full gantangan seperti lovebird. Kelas lovebird saat ini sedang menjadi primadona lomba, bahkan menjadi andalan bagi hampir semua event organizer (EO). Soalnya hampir semua sesi yang dimainkan selalu ramai.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tidak heran apabila panitia lomba, latpres, maupun latber membuka 4 – 6 sesi lovebird, sedangkan jenis burung lainnya hanya 1-3 sesi saja. Latber RE Muci Tangerang yang digelar tiga kali seminggu, misalnya, membuka tujuh sesi lovebird dalam setiap evennya. Bahkan beberapa EO di Jawa Timur memainkan 10-15 sesi lovebird.
Membeludaknya peserta di kelas lovebird nampaknya berkaitan juga dengan harga bakalan yang relatif terjangkau bagi kantong para kicaumania akar rumput dan pemula, karena menjamurnya peternak atau breeder lovebird di berbagai daerah.
Selain faktor harga, suara ngekek serta gaya konsletnya membuat para kicaumania kesengsem terhadap lovebird. Faktor lain yang membuat kelas lovebird menjadi primadona adalah sejak munculnya Kusumo, sang fenomenal milik H Sigit WMP (Klaten).
Burung inilah yang menggegerkan dunia kicauan, lantaran sering menjuarai 3-6 sesi sekaligus dalam satu even. Saat ini lovebird Kusumo masih tercatat sebagai pencetak quattrick (empat kali juara 1) dan quintrick (lima kali juara 1) terbanyak di Indonesia.
Belakangan muncul debutan-debutan baru dengan prestasi yang juga sensasional seperti Awe We milik Om Indra Andong (Pesut SF Samarinda), Fretty andalan Om Barnas Saputra (Depok), dan Zuviter orbitan Om Tata (Tangerang).
Di Blok Timur ada lovebird Kustono kepunyaan Aba Yudi (Lawang DJ Malang), sedangkan di Blok Tengah terdapat sejumlah lovebird hebat seperti Opium milik Om Ferry Yong (Kurnia SF Banjarnegara), Arnold andalan Om Aji (Kulonprogo), dan Roro milik Om Danang Barker (Bakteri SF Klaten).
Eits… tunggu dulu! Di wilayah timur pantura Jawa Tengah, tepatnya di Juwana, Kabupaten Pati, muncul pula sang fenomenal bernama lovebird New Depe. Gaco besutan Om Herry / Om Ony (Putra Pesisir SF) ini juga beberapa kali mencetak kemenangan quattrick.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sejumlah juri pun mengakui, lovebird New Depe memiliki kualitas mendekati Kusumo, Roro, Arnold, dan Opium. Sampai saat ini, New Depe masih menjadi lovebird terbaik di wilayah timur pantura Jawa Tengah atau eks Karesidenan Pati (Jepara, Pati, Kudus, Rembang, Blora), Grobogan (eks Karesidenan Semarang), dan Bojonegoro (Jawa Timur). Di kawasan tersebut, New Depe juga tercatat sebagai pencetak quattrick terbanyak.
Om Herry / Om Ony merupakan kakak-beradik yang kerap melambungkan nama Putra Pesisir SF pada berbagai even di wilayah timur pantura Jawa Tengah. Sebenarnya banyak gaco andalan Putra Pesisir SF, namun kali ini kita hanya membahas lovebird New Depe saja.
“New Depe saya beli di Pasar Burung Kudus, nyolok dari kandang ombyokan. Saat itu saya ada keperluan di Kudus, lalu iseng-iseng mengamati beberapa kios burung. Setelah hampir tiga jam mengamati secara seksama, saya menemukan lovebird yang durasi kerjanya lebih panjang daripada burung-burung lainnya di kandang yang sama,” tutur Om Herry.
Ya, itulah New Depe. Umurnya ketika itu diperkirakan sekitar tiga bulan. Om Herry punya feeling, burung ini sangat prospektif. Meski hasil colokan di kandang ombyokan, kualitasnya tak kalah dari lovebird trah jawara hasil ternak para penangkar ternama. Yang terpenting bisa memahami dulu cara memilih burung prospek.
Om Herry dan Om Ony sudah memiliki job description masing-masing. Om Herry memiliki tugas sebagai pemandu bakat burung (kiermaster). Dialah yang melihat potensi burung apakah bisa diorbitkan sebagai calon jawara lomba. Adapun Om Ony bertugas merawat dan mengoptimalkan kinerja burung.
Di tangan kakak-beradik inilah, New Depe dalam waktu singkat langsung mengorbit dan sangat diperhitungkan oleh kontestan lainnya. Durasi kerjanya luar biasa. Dalam satu ketukan bisa ngekek selama 56 hingga 85 detik.
Terkadang disertai gaya konslet. Materi lagunya memang standar, namun volume sangat keras, dengan tempo nada yang sangat rapat, sehingga menonjol saat berada di gantangan. Selain itu, New Depe juga memiliki gaya nagen di atas tangkringan.
Berbagai keunggulan itulah yang membuat prestasi LB New Depe cepat meroket dan terbilang fantastis. Sudah beberapa kali burung ini mencetak kemenangan quattrick, antara lain Kapolres Cup Kudus (2015), Dandim Cup Kudus, Piala Bupati Jepara, Getas Cup di Kudus, dan sebagainya.
Kemenangan hattrick tercatat sebanyak 16 kali, sedangkan double winner sudah tak terhitung lagi. Yang membuat Om Herry bangga adalah ketika New Depe mampu menempel Kusumo dalam kontes Danlanal Cup di Semarang, 2 Agustus 2015.
“Ketika itu, Kusumo menyapubersih empat kelas yang dilombakan. Lovebird New Depe tiga kali menempelnya di posisi kedua. Senang gacoan saya dapat bertanding dengan idola para lovebird mania,” ujar Om Herry.
Sampai sekarang, New Depe masih tetap berprestasi. Even terbaru yang diiikutinya adalah Kartini Cup di Rembang, dengan hasil dua kali juara 1. Selama tiga tahun (April 2014 – April 2017), lovebird New Depe sudah mengoleksi 407 trofi, 302 di antaranya sebagai juara pertama. Wow!!!
Perawatan lovebird New Depe
Bagaimana Om Ony merawat lovebird New Depe sehingga prestasinya bisa stabil selama tiga tahun? Ini dia tips yang ingin dibagikannya kepada para pembaca setia omkicau.com, khususnya pemain lovebird.
Sehari-hari, kata Om Ony, lovebird New Depe diberikan pakan berupa milet putih. Adapun extra fooding (EF) berupa kangkung (1-3 batang) dan jagung muda.
Jadwal mandinya dua kali dalam sehari, dengan cara mandi semprot. Namun Om Ony juga menyediakan cepuk besar berisi air, agar New Depe mandi sendiri dan sepuasnya. Penjemuran mulai pukul 07.00, dan berlangsung selama 2-3 jam, tergantung kondisi cuaca.
Apabila mau dilombakan, maka tiga hari sebelumnya (H-1) mulai diterapkan setelan lomba. Porsi jagung muda diperbanyak. Ini berlagsung hingga H-1. Kemudian pada hari lomba, LB New Depe diberi kwaci dan milet putih. Air minum hanya menggunakan air putih biasa.
Sudah banyak pemain yang berminat meminang New Depe. Sejauh ini penawaran tertinggi mencapai Rp 250 juta. Itu terjadi pada tahun 2015. Namun Om Herry menolaknya secara halus.
“Bukan apa-apa, bukan kenapa-kenapa. Soalnya dari hasil ngamen tiap minggu di lomba burung selama dua tahun saja, nilai sebesar itu mudah kita capai,” ujar Om Herry sambil tersenyum. (neolithikum)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.