Perawatan cendet Toretto. Di tengah kesibukan bisnis jual-beli mobil, Om Arief Dwi Hapsoro masih meluangkan waktu untuk merawat burung-burung kicauan yang menjadi hobinya sejak dulu. Cendet atau pentet menjadi spesialisasinya. Bahkan Om Arief DH bergabung dalam Pati Cendet Community (PCC).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
PCC dikenal sebagai komunitas penggemar burung cendet terbesar di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Beberapa pemain cendet papan atas juga bergabung di sini, antara lain Om Temox’z, Om Gerry All’In SF,  Om Heru Pragola, Om Jimmy Pragola, Om Wahyu, Om Tian, Om Ndul, Om Wage, dan Om Harris.
Salah satu gaco mumpuni milik Om Arief adalah cendet Toretto. Burung ini sering mencetak double winner maupun hattrick dalam lomba burung kicauan yang berlangsung di Pati maupun luar kota.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Rentang prestasi cendet Toretto di lapangan cukup lama. Bayangkan, Om Arief mendapatkan burung ini tahun 2008, alias sudah sembilan tahun berada di tangannya.
“Setelah saya beli, Toretto sempat tidak mau jalan selama empat bulan. Itu akibat kesalahan dalam menyetting burung. Setelah menemukan settingan yang tepat, saya coba mainkan dalam even latber dan latpres di wilayah Pati. Hasilnyapun menggembirakan, Toretto mulai sering meraih juara,” tutur Om Arief.
Tahun 2010, Toretto sempat berganti majikan. Ketika itu burung dipinang Hhartono, kicaumania asal Klaten, dengan mahar Rp 35 juta. Tapi kegelisahan mulai menghampiri Om Arief, karena tak kunjung mendapatkan burung pengganti yang sepadan.
Toretto pun mulai berkibar dalam berbagai even di Klaten dan Jogja. Itu berlangsung selama dua tahun, sampai akhirnya Om Arief menyatakan keinginannya untuk membeli kembali cendet Toretto.
Awalnya Om Hartono merasa berat untuk melepas Toretto. Bahkan sudah beberapa kali dia menolak penawaran menggiurkan dari pemain lainnya untuk take-over cendet jawara tersebut. Pada akhirnya dia mengabulkan permintaan Om Arien.
“Saya sempat pesimistis bisa mendapatkan kembali Toretto. Namun, syukurlah, Om Hartono berbaik hati membolehkan saya untuk kembali memilikinya,” ujar Om Arief.
Berikut ini beberapa prestasi yang pernah ditorehkan cendet Toretto:
- BnR Kedalingan, Pati (hattrick)
- BnR Wirosari, Grobogan (double winner)
- Suzuki Cup, Demak (double winner)
- All In Cup, Pati (juara 2)
- Putra Pesisir Cup, Juwana, 2016 (1)
- Astra Cup, Semarang, 2015 (1)
- Satu Hati Cup, Purwodadi (3)
- BnR Wirosari II, Grobogan (2,1)
- Museum Kretek, Kudus (double winner)
Perawatan cendet Toretto: Harian
Selain ditangani langsung oleh Om Arief DH, perawatan cendet Toretto juga dibantu oleh Om Wahyu dan Om Wage (Kucing). Pola perawatan harian ini berlaku sejak Senin hingga Jumat:
- Setiap pagi, kerodong dibuka dan burung dianginkan sejenak di teras rumah.
- Pukul 07.00, burung dimandikan dengan cara disemprot. Tapi jadwal mandi tidak setiap hari, hanya Senin dan Kamis.
- Usai mandi, burung dijemur dalam kondisi full kerodong.
- Selanjutnya, burung dianginkan dan diistirahatkan dalam kondisi tetap full kerodong.
- Pakan utama berupa voer dengan kandungan protein tinggi.
- Pakan tambahan / extra fooding (EF) berupa jangkrik, masing-masing 8 ekor pada pagi dan sore hari.
Perawatan cendet Toretto: Setelan lomba
- Kalau mau menghadapi lomba, perawatan cendet mulai diintesifkan sejak H-1 (Sabtu).
- Pada H-1, pola perawatan hampir sama seperti harian, namun burung sudah tidak dijemur lagi.
- Porsi jangkrik ditingkatkan menjadi 10 ekor pada pagi hari, dan 10 ekor pada sore hari. Selain itu, burung diberi kroto segar secukupnya.
- Pada Hari-H, perawatan kembali seperti harian, namun porsi jangkrik dan kroto sama seperti H-1.
- Minggu sore, usai lomba, burung dimandikan dengan cara disemprot.
Perawatan cendet Toretto terbilang simpel. Tetapi karena materinya memang bagus, gaco ini sangat sulit dikalahkan lawan-lawannya di lapangan.
Tidak heran kalau banyak pemain cendet yang berminat meminangnya. Belum lama ini, usai meraih juara 1 dan 2 dalam even BnR di Stadion Jatidiri Semarang, seorang kicaumania Jakarta mengajukan penawaran senilai Rp 70 juta.
“Tetapi karena masih sayang, dan tidak ingin kejadian tahun 2010 terulang kembali, saya tak berniat menjual kembali cendet Toretto,” tegas Om Arief DH. (neolithikum)
Kata kunci untuk artikel ini:
cara merawat burung cendet, perawatan, biar gacor, anakan, mabung, stres, macet, bunyi, salto, bakalan, harian, lomba, liar, miyik, cepat, jinak, brodol, birahi, berkicau, bodol, cendet.com, pentet.com, pentet, benar, dewasa, bayi, musim hujan, drop, baik, hutan, alam, ekornya rusak, tumbuh, ekor, bagus, ganti bulu, gantangan, giras, galak, ganas, gesit, gak mau, hasil, pikatan, tangkapan, ngurak, hutan, pulutan, juara, jaringan, jawara, jawa, jawa timur, kecil, kembang, kanibal, kepala hitam, kontes, lolohan, setres, total, mbagong, ngedrop, nakal, ngurag, ngurat, ngalem, nyulam, over, ombyokan, ob, ocehan, petarung, persiapan, pra, remaja, supaya, sakit, terbaik, toet, tua, umur 2 bulan, 4 bulan, 1 bulan, pemula, 3 bulan, 5 bulan, makan voer, 8 bulan[/spoiler]
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.