Cendet Jali-Jali pernah dimiliki beberapa pemain senior di Blora, Solo, Sragen, sampai akhirnya balik lagi ke Blora. Jagoan ini pernah menjadi langganan juara, tapi pernah pula tak terawat, bahkan hampir sekarat.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ceritanya begini. Cendet Jali-Jali awalnya milik Om Firman, kicaumania yang mukim di Blora. Burung ini berada di tangannya selama dua tahun.
Selanjutnya, burung dibeli H Muhammad Labib, pendiri K1 SF Blora yang akrab disapa Bang Kaji. Jali-Jali dirawat Bang Kaji selama dua tahun pula.
Burung ini pernah dimainkan Bang Kaji dalam sebuah even di Solo. Bahkan saat itulah Jali-Jali dipinang kicaumania asal Sragen, dengan mahar Rp 50 juta.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Jali-Jali tiga tahun berada di tangan kicaumania Sragen tersebut. Sang pemilik lantas bosan, sehingga burung kurang terawat. Kondisinya mulai menurun, sampai-sampai bulu ekornya habis.
Burung kemudian ditawarkan kembali ke Bang Kaji, dengan harga separonya, yakni Rp 25 juta. Setelah kembali di tangan Bang Kaji, berbagai perawatan dilakukan untuk memulihkan kondisi Jali-Jali, tetapi tidak membuahkan hasil. Cendet lalu ditawarkan kepada Om Felix Purnomo dengan harga murah-meriah, hanya Rp 1,5 juta.
Seperti diketahui, Om Felix dikenal sebagai pemain dan kolektor cendet juara. Kicaumania asal Blora ini memiliki sekitar 30 ekor cendet. Sebagian besar merupakan burung jawara, antara lain New Port, Santa, Marcopolo, January, New JJ, Sentanu, Chrismast, Congyang, dan Armagedon.
Lihat juga Cara merawat cendet New Port milik Om Felix Purnomo
“Saat saya beli, cendet Jali-Jali dalam kondisi sudah tidak berdaya, dan hampir tidak terselamatkan. Tetapi saya yakin bisa menyembuhkan Jali-Jali dan mengembalikannya pada kondisi terbaiknya,” ujar Om Felix.
Keyakinannya itu sangat beralasan. Pasalnya, dia punya ramuan khusus warisan kakeknya, yang bisa diterapkan pada manusia maupun binatang piaraan. Tapi untuk Jali-Jali, dosisnya dikurangi.
Resep ini terbukti manjur. Setelah dirawat secara intensif selama dua bulan, kondisi fisik Jali-Jali kian membaik. Bulu ekornya mulai tumbuh. Burung terlihat lebih aktif, tidak loyo seperti sebelumnya.
Yang lebih menggembirakan lagi, cendet Jali-Jali mampu meraih juara kembali. Berikut ini beberapa prestasi Jali-Jali sejak di tangan Om Felix:
- RBC Cup, Blora (juara 1, 2)
- Even Pabrik Es, Ngawi (1, 3)
- Kapolres Cup, Salatiga (3)
- Minggu Ceria Abadi BC, Blora (4)
- Bang Kaji Cup III, Blora (5)
Apabila dihitung sejak dibeli hingga sekarang, cendet Jali-Jali sudah empat bulan di tangan Om Felix. Umurnya memang sudah tidak muda lagi, sekitar 8 tahun, namun performa Jali-Jali makin menggila. Burung ini bahkan mulai akrab bersahabat dengan putra Om Felix.
Cendet Jali-Jali memiliki materi isian yang didominasi suara burung-madu dan cililin yang dibawakan berulang-ulang. Gaya mainnya nagen, dan kerap membentuk formasi angka 1.
Hanya saja, Jali-Jali kurang suka main di gantangan tengah. Namun hal ini justru menjadi keuntungan tersendiri, karena Om Felix tak perlu repot-repot booking tiket hanya untuk mendapatkan gantangan tengah.
Perawatan cendet Jali-Jali
Perawatan cendet Jali-Jali terkadang ditangani langsung oleh Om Felix. Terkadang, kalau tak sempat, dua mekanik andalannya (Om Edo dan Om Mujib Belor) akan menggantikannya merawat Jali-Jali.
1. Perawatan harian (Senin – Jumat):
- Burung rutin dijemur pada pukul 08.00 – 12.00, dalam kondisi sangkar full kerodong.
- Extra fooding (EF) jangkrik diberikan pagi dan sore, masing-masing sebanyak 5 ekor.
- Jadwal mandi 2-3 hari sekali, yakni setiap Selasa, Jumat, dan Minggu.
- Setelah mandi, burung wajib diberi kroto sebanyak 1 sendok makan.
- Air minum bersih diganti setiap kali habis.
- Malam hari, burung dalam kondisi full kerodong.
- Masteran berupa burung hidup, yakni cililin, burung-madu, pleci, dan village indigo (burung parasit tapi bersuara merdu).
2. Perawatan lomba (Jumat – Minggu):
- Pada H-2 (Jumat) dan H-1 (Sabtu), porsi jangkrik ditingkatkan menjadi 40 / 40 (pagi / sore).
- Perawatan lainnya sama seperti harian.
- Pada Hari-H (minggu), jangkrik diberikan sekenyangnya burung. Begitu pula kroto, diberikan semaunya burung.
Meski sejauh ini belum ada penawaran terhadap cendet Jali-Jali, Om Felix yakin harga jagoannya bisa kembali ke angka semula, Rp 50 juta, atau bahkan lebih. (neolithikum)