Jakarta, Kicaumania.or.id – Pendidikan Kilat (Diklat) juri silobur yang telah dilaksanakan, pada hari Sabtu, 10 Februari 2018. Di Taman Bunga Wiladatika, Cibubur, Jaktim. Merupakan salah satu pendalaman materi untuk juri-juri traine Silobur yang sudah bertugas antara 1-2 bulan serta yang masih baru mendaftar sebagai juri. Bertujuan agar juri dan calon juri benar-benar menguasai dan memahami pakem penjurian yang ada di Silobur. Guna meningkatkan kualitas juri berkualitas yang netral, jujur, adil dan bertanggung jawab.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Menurut Yudi sebagai Superintendent di Silobur, Diklat ini dilakukan sebagai tahapan dasar dari program Silobur guna membentuk Juri-juri Profesional dan bisa diandalkan, yang lebih berkompeten dengan kepercayaan diri tinggi untuk menentukan burung-burung yang layak. Sehingga, tidak lagi mengandalkan korlap dalam menentukan burung yang layak juara atau tidak.
“Kami harapkan dengan menerapkan manajemen perusahaan di Silobur, dapat meningkatkan mutu dari juri-juri agar bisa mengembangkan kemampuan masing-masing. Karena sistem yang kami terapkan tidak membedakan satu dengan lainnya tidak ada yang superior antara Supervisor (korlap) dan Juri untuk menentukan burung yang layak,” kata Yudi, yang menjabat sebagai Super Intedent Silobur.
Untuk menjadi juri di Silobur syaratnya tidaklah sulit, asalkan kicaumania punya minat dan mampu saja. Mampu menerima dan menjalankan pakem Silobur, mampu menentukan siapa yang layak dan tidak, dan mampu menolak iming-iming peserta.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Banyak sekali yang ingin jadi juri, tapi tidak semua bisa jadi juri. Karena, juri punya talentanya tersendiri . kita lihat terlebih dahulu minat calon juri, pasti ada latar belakangnya, latar belakang itu kita gali kenapa dan ada apa. Dengan minat dan kemauan yang mereka punya baru akan discreening, siapa saja yang akan bisa jadi juri di Silobur,” dan juga “Sebenarnya Silobur lebih tertarik kepada calon-calon juri yang punya idealisme tinggi dan mereka yang mampu menerima dan memiliki keberanian untuk mengaktualisasikan pakem-pakem real transparan dan terbuka, ” tambahnya lagi.
Satu lagi tahapan untuk jadi juri, Silobur lebih menegaskan pada mental, mental juri yang bisa menerima pakem-pakem dimana dia bekerja. Tidak perlu melihat dulu masalah finansial, karena finansial akan mengikuti skill yang juri miliki nantinya. Dan siap tes dilapangan selama 1-2 bulan.
“Semua aspek yang diterapkan Silobur semua orang harus bisa menguasai aspek yang ada, seperti perekap, tukang bendera dan timer. Silobur tidak pernah menjanjikan masalah finansial saat jadi juri, karena itu berkaitan dengan attitude, skill, dan kemauan mereka. Semua orang harus bisa menginprove dirinya mulai tukang rekap, tukang bendera, juri, spv, dan super intendent,” jelasnya.
Berikut adalahbeberapa tahapan untuk menjadi profesional di Silobur, pertama akan menjadi Juri Trainee (J0) Kedua, Juri 1 (J1), wajib lulus Diklat. Ketiga, Juri 2 (J2), mampu memimpin sebagai Supervisor (Korlap) setingkat Latber/Latpres. Keempat, Juri 3 / Mid Senior (J3 ), mampu memimpin sebagai Supervisor (Korlap) setingkat Latpres dan Lomba Regional. Kelima, Juri Senior (JS), mampu sebagai Supervisor (Korlap) setingkat Lomba Regional dan Lomba Regional. Dan keenam, sebagai Superintendent, yang mampu menghandle manajemen lomba dan penjurian.
Silobur yang di gawangi Yogi Prayogi, merupakan inovasi dari beberapa rekan-rekan di www.kicaumania.or.id yang ingin menciptakan suasana lomba yang fairplay.
“Karena Silobur menerapkan apa yang disampaikan juri langsung dilihat dan dimengerti oleh teman-teman kontestan. Bisa langsung lihat siapa yang memberikan pentokan dan siapa tidak, berapa dapat pentokannya kira-kira dia dapat calon koncer atau tidak, itu real terbuka di lapangan. Sehingga, itu yang menjadi Silobur istimewa dari EO-EO Lain,” pungkasnya. (team)