Ada beberapa catatan menarik mengenai penangkaran murai batu RPM BF Bengkulu, yang sekaligus bisa dijadikan pembanding bagi breeder lainnya. Misalnya penerapan sistem kawin paksa bagi calon induk jantan dan betina yang diinginkan, seleksi alam pada trotolan murai batu, dan sebagainya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
RPM BF merupakan singkatan dari Ryo P. Man Bird Farm. Breeding murai batu ini berdiri pada tahun 2011. Ketika itu Om Etrio Junaika, atau kerap disapa Om Rio, masih kuliah di perguruan tinggi swasta di Jakarta.
“Dulu, teman-teman SMA suka memanggil kita dengan nama orang tuanya. Nah, ayah saya bernama Pak Firman. Teman-teman pun sering memanggil saya dengan sebutan Pak Man,” kenang Om Rio.
Kenangan itulah yang kemudian diabadikannya pada nama breeding murai batunya: Ryo P. Man alias RPM BF. Sebelum mendirikan RPM BF, Om Rio hijrah dari Kota Bengkulu ke Jakarta untuk kuliah.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Lantaran banyak waktu luang usai kuliah, dia menghubungi kakak sepepunya di Bengkulu. Dia curhat mengenai rasa bosan yang herap menghampirinya. “Kakak lantas menyarankan saya untuk merawat burung lagi,” tutur Om Rio.
Sejak kecil Om Rio memang sudah mengenal burung kicauan. Dia sering ikut ayah, paman, dan kakak sepupunya memikat burung kacer. Terkadang malah memperoleh murai batu hutan di dekat kebun kopinya di Bengkulu Utara.
Beberapa burung hasil pikatan itu lalu dirawatnya, bahkan sempat dimainkan dalam berbagai lomba burung kicauan di seputaran Bengkulu.
Tetapi karena masih minim pengalaman, beberapa burung rawatan Om Rio tak bisa bertahan hidup. “Saya pernah berfikir nggak cocok merawat burung. Saya akhirnya berhenti memelihara burung, dan baru comeback saat kuliah,” tambahnya.
Kali ini dia mulai banyak belajar mengenai perawatan burung, terutama murai batu. Sejak itu pula, ia mulai aktif mengikuti lomba burung di Jakarta.
Di lapangan, Om Rio kerap bertemu pemain-pemain hebat. Beberapa di antaranya bahkan dianggap keluarga sendiri, karena rajin membimbingnya.
Akhir tahun 2011, Om Rio mendapat tawaran dari rekan kicaumania Jakarta untuk join ternak murai batu. Modalnya hanya sepasang induk murai batu dari Bengkulu yang memiliki prestasi bagus. Tetapi setahun diternak, pasangan induk ini tidak kunjung berproduksi.
“Saya sempat menyerah. Apalagi waktu itu saya sudah wisuda dan mulai mengenal dunia kerja. Pada akhirnya, waktu saya lebih tersita di pekerjaan daripada beternak burung. Saat itu saya memutuskan tak meneruskan kerja sama lagi dengan teman,” ucap Om Rio yang saat itu bekerja di Bank Mandiri.
Setahun menjadi staf marketing di Bank Mandiri, Om Rio mulai tergoda lagi untuk menangkar murai batu. Setelah mendapat izin orangtua, tahun 2013, dia memutuskan resign dari pekerjaannya.
“Saya balik ke kampung untuk beternak murai batu. Saya membangun kandang di Bengkulu, dengan modal induk eks jawara yang saya beli di Jakarta,” tambah Om Rio.
Sambil jalan, pelan-pelan dia mencari murai batu jantan prestasi dari Bengkulu, Lampung, Jambi, dan Padang untuk dijadikan calon induk.
Hanya dalam waktu dua tahun, RPM BF mampu mengoleksi 35 pasangan induk murai batu. Jumlah kandang pun terus bertambah, menyesuaikan dengan jumlah indukan.
Akhir tahun 2015, Om Rio mengikuti tes CPNS, dan diterima sebagai staf Mahkamah Agung, dengan penempatan di Makassar. Karena fokus pada pekerjaan baru, maka breeding murai barunya dipecah di tiga lokasi (Bengkulu, Jakarta, dan Lombok).
Itu dilakukannya awal tahun 2016. Namun dua lokasi terakhir akhirnya ditutup, karena terus merugi. Jadi hanya di Bengkulu yang masih dipertahankannya, meski kualitas anakan terlihat menurun akibat fokus pada pekerjaan barunya.
Setelah merasa mapan bekerja di Makassar, awal tahun ini Om Rio menyortir ulang jumlah indukan. Yang dipertahankan hanya induk-induk yang anakannya kerap moncer di lapangan.
Sortir ulang ini menyebabkan 27 pasangan induk harus diafkir, sedangkan yang dipertahankan hanya delapan pasangan saja. Selain itu, dia juga membuka kandang baru bekerja sama dengan rekannya di Malang.
Dalam beternak murai batu, RPM BF tidak mau fanatik terhadap daerah asal burung tersebut. “Yang terpenting, murai batu berasal dari Sumatera dan memiliki kualitas lapangan,” tegas Om Rio.
Karena itu, induk jantan yang ada di kandang RPM BF berasal dari beberapa daerah. Misalnya murai batu dari Napal Putih atau SP7 (Bengkulu Utara), Ulu Tallo (Bengkulu Selatan), Pasaman Barat dan Pasaman Timur (Sumatera Barat), Kota Agung (Lampung), dan Tangse (Aceh).
Bahkan ada beberapa induk murai batu yang berasal dari Sumatera Utara, antara lain Nias, Padang Bolak (Padang Lawas Utara), dan Padang Sidempuan. “Apabila ada pembeli bertanya, dari mana asal induknya, saya bilang murai batu Sumatera dengan ka-te-pe RPM BF Bengkulu, he.. he..,” tutur Om Rio.
Murai batu itu tersebar di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, tidak terkecuali Bengkulu. Selama ini para kicaumania tahunya cuma murai batu medan saja. Padahal murai batu asli Medan sudah sangat susah ditemukan sejak tahun 2000-an.
“Melalui RPM BF, saya ingin membantu menaikkan pamor murai batu Bengkulu. Banyak kok burung asal Bengkulu juga banyak bagus-bagus dan kerap menjuarai even nasional. Misalnya Gobi, Casper, Nacha, dan Maduballa,” jelas Om Rio. (neolithikum)
Selanjutnya, baca:
Sistem kawin paksa | Seleksi alam trotolan
Sistem kawin paksa calon induk ala RPM BF Bengkulu
Karena sekarang bekerja di Makassar, Om Rio mempercayakan pengelolaan RPM BF kepada seorang karyawan yang diawasi orang tuanya. Kalau ada kesulitan, karyawan atau orang tuanya berkonsultasi dengannya via ponsel.
Setiap petak kandang memiliki ukuran 1 m x 1,2 m, tinggi 2 meter, dengan posisi tertutup kain. Yang menarik di sini adalah proses penjodohan calon induk.
Sebelum dijodohkan, RPM BF melakukan seleksi secara ketat terhadap calon induk jantan dan betina. “Khusus calon induk betina, semuanya berasal dari hasil ternak sendiri. Apabila mau dijadikan induk, burung betina setidaknya harus sudah dua kali ganti bulu,” jelas pemuda tampan kelahiran 1992 itu.
Burung-burung betina ini sejak kecil dipelihara dalam satu kandang koloni, biasanya berisi lebih dari lima ekor, dengan garis darah keturunan yang sama. Dengan demikian, Om Rio bisa membandingkan mana betina yang paling berkualitas.
Adapun calon induk jantan harus memiliki prestasi di lapangan, atau setidaknya memiliki trah juara. Selain itu, burung juga harus sudah dua kali mabung, sehingga organ reproduksinya sempurna.
Setelah seleksi secara umum, RPM BF akan menjodohkan murai batu jantan dan betina berdasarkan keunggulan dan kriteria tertentu. Oleh karena itu, sejak awal sudah diprogram jantan A harus kawin dengan betina B.
Penjodohan murai batu sistem kawin paksa
Agar proses penjodohan berjalan lancar, RPM BF menerapkan sistem kawin paksa pada murai betina dan jantan yang terpilih tersebut. Caranya?
“Murai betina terlebih dulu dilepas dalam kandang ternak. Kalau sudah terbiasa dan merasa nyaman dengan suasana kandang, maka burung jantan segera dimasukkan ke kandang yang sama.
“Apabila berjodoh, biasanya murai langsung kawin dan berproduksi. Namun jika tidak berjodoh, saya mengatasinya dengan cara yang ekstrem dan sedikit memaksa,” kata Om Rio membeberkan tipsnya.
Dalam hal ini, murai jantan harus ditangkap dulu. Kemudian cabut bulu sayap kanan dan kiri dicabut, masing-masing lima lembar. Tujuannya agar sang pejantan sulit terbang.
Bulu-bulu sayap yang akan dicabut harus benar-benar dalam kondisi kering. Sebab jika masih basah, bulu sayap akan sulit tumbuh kembali.
Perlakuan “kejam” itu dilakukan Om Rio atas pertimbangan murai batu jantan yang memiliki prestasi cenderung lebih galak dan ganas ketika bertemu burung betina.
Ya, bukan rahasia lagi, banyak murai betina yang mati dihajar burung jantan, terutama jika pejantan tersebut termasuk burung langganan juara.
Namun, bukankah cara ekstrem seperti mencabut paksa bulu-bulu sayap bisa menyebabkan burung mengalami stres?
Memang benar. Tapi Om Rio menjamin, stres tak akan berlangsung lama. Kalau sudah mulai kondisi, induk jantan dan betina lama-lama akur karena sering bertemu. Seperti pepatah jawa, witing tresna jalaran saka kulina: cinta karena terbiasa. (neolithikum)
Halaman awal | Seleksi alam trotolan
Seleksi alam trotolan hasilkan murai batu berkualitas
Selain sistem kawin paksa pada calon induk, RPM BF juga menerapkan seleksi alam terhadap anakan / trotolan murai batu yang dihasilkan. Hasilnya, anakan relatif lebih berkualitas dan ini terlihat dalam berbagai even lomba.
Seleksi alam diawali sejak telur-telur menetas menjadi piyikan. Semua piyik dibiarkan dalam rawatan induknya sampai umur 23-28 hari, atau masa di mana anakan murai batu mulai belajar terbang serta belajar makan sendiri.
Biasanya, demi alasan meningkatkan produktivitas indukan, para penangkar akan memanen anakan murai batu pada umur 7-10 hari. Selanjutnya, anakan murai dibesarkan dalam kandang terpisah dan seluruh perawatan (termasuk pelolohan) ditangani pemilik / perawat.
Namun RPM BF sengaja membiarkan anakan murai batu dalam asuhan induknya selama hampir satu bulan. Memang ada beberapa risiko yang mesti ditanggung, misalnya kematian piyik akibat “dihajar” atau dibuang induknya sendiri, atau karena dianaktirikan induknya dalam pelolohan makanan.
Seperti diketahui, induk murai batu tidak selamanya bisa berlaku adil dalam meloloh anaknya. Induk lebih menyukai anak-anaknya yang aktif dan kuat. Kalau anakan terlihat lemah, tidak aktif membuka paruhnya lebar-lebar, induk pun cenderung mengabaikannya.
Di sisi lain, antar-anakan pun terlibat persaingan alami, mulai dari berdesak-desakan, berebut minta diloloh duluan, hingga saling injak. Di sinilah Om Rio mencoba memaknai arti “seleksi alam”.
Dengan dibiarkan dalam pengasuhan induknya, trotolan-trotolan murai batu bakal menjalani seleksi alam. Hanya burung-burung yang kuatlah yang bisa bertahan, dan biasanya akan tercermin pula saat dewasa nanti.
Seleksi alam hasilkan anakan / trotolan berkualitas
Nah, seperti itu pula kehidupan murai batu di alam liar: penuh dengan persaingan keras antarsaudara satu tetasan. Berdasarkan pengalaman RPM BF selama ini, trotolan murai batu yang lolos seleksi alam mempunyai kualitas lebih bagus daripada murai batu yang dipanen pada umur 7-10 hari dan dibesarkan pemilik / perawat.
“Murai batu hasil seleksi alam terlihat lebih giras dan liar kayak burung hutan. Tubuhnya lebih tegap dan kuat. Mentalnya juga lebih bagus. Selain itu, selama bersama induknya, anakan murai batu juga bisa belajar langsung mengenai tingkah laku dan kebiasaan induknya,” tambah Om Rio.
Dengan kualitas trotolan seperti itu, produk RPM BF tak hanya diminati kicaumania di Bengkulu serta kota-kota lain di Sumatera. Banyak juga pembeli dari Jawa, Lombok, Kalimantan, dan Sulawesi.
Trotolan murai batu hasil ternak RPM BF dibanderol mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 8 juta, tergantung kualitas induk jantan, silsilah induk betina, dan perfoma anakan itu sendiri.
“Itu harga trotolan jantan. Kalau trotolan betina, terus terang saya jarang menjual. Tapi jika ada yang mau beli, biasanya saya jual mulai dari 1,5 hingga tiga juta,” ungkap Om Rio yang hampir dua bulan sekali balik kampung.
Tips penangkaran murai batu ala RPM BF Bengkulu
Om Rio juga membeberkan beberapa tips penangkaran murai batu yang selama ini dijalaninya, baik mengenai aspek teknis maupun non-teknis. Berikut ini ringkasannya:
- Sejak awal berjodoh, pasangan induk murai batu mendapat pakan berupa jangkrik secara ad libitum alias dalam jumlah tidak terbatas (sekenyangnya).
- Kroto mulai diberikan (sebagai pelengkap jangkrik) saat induk sedang merawat anaknya. Bisa juga diberikan secara khusus, ketika induk tak kunjung bertelur.
- Cacing tanah diberikan ketika anakan sudah disapih, dan induk murai batu bersiap memasuki periode peneluran berikutnya.
- Dua minggu sekali, induk murai batu diberi belut. Dalam hal ini belut dikupas kulitnya, lantas dagingnya dicincang seukuran kroto.
- Air minum diusahakan selalu dalam kondisi bersih, dan tidak berasa.
- Apabila sakit atau lesu, burung ditaruh di bawah lampu 5 Watt, sambil dilakukan pengobatan secara tepat.
- Selain obat-obatan, RPM BF juga rutin memberikan multivitamin, antibiotik, obat cacing, dan minyak telon. Minyak telon digunakan untuk trotolan ketika masuk angin atau kakinya sakit, serta untuk induk yang telurnya susah keluar (egg-binding).
- Trotolan murai batu dimaster dengan burung hidup (kapas tembak, cililin, kenari, ciblek, siri-siri, kinoi, lovebird, dan burung-madu.
- Pemasteran juga dilakukan melalui perangkat audio / sonic master, dengan lagu bervariasi, volume lirih, dan diputar selama 20 jam / hari.
Kepada para kicaumania yang berminat beternak murai batu, Om Rio berpesan agar tidak gampang menyerah. “Jadilah diri sendiri, terus menjaga kualitas, dan jangan berhenti berusaha. Yang penting, bekerja dengan ikhlas. Nanti rezeki pasti mengikuti,” tukasnya. (neolithikum)
Breeding murai batu RPM BF Bengkulu
Kontak: 0852-1012-0112 / Pin 5acd950e
Instagram: Ryo P-Man bird farm / Line: rpmbengkulu
Alamat: Jalan Jenggalu No 1 RT 08 / RW. 03, Kelurahan Lingkar Barat,
Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Mantap RPM Bird farm..sukses untuk rpm bengkulu