Beberapa kicaumania kerap mengeluhkan perubahan performa suara lovebird piaraannya. Lovebird yang semula gacor, tiba-tiba hanya bisa mengeluarkan suara pendek-pendek. Bahkan ada juga yang berubah menjadi macet bunyi. Mengapa bisa begitu? Sediktnya ada 8 (delapan) penyebab suara lovebird berubah dari gacor menjadi pendek-pendek, bahkan macet bunyi.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ada banyak kasus di mana seekor lovebird awalnya mampu ngekek panjang, 35-40 detik, dan sering bunyi. Namun tiba-tiba durasinya berubah jadi pendek, hanya 10 detik, itupun hanya 3-4 kali dalam sehari.
Berbeda dari kebanyakan jenis burung kicauan, lovebird memiliki tingkat kecerdasan tersendiri yang menjadi kekhasan burung-burung berparuh bengkok (parrot). Selain itu, lovebird juga bisa menjalin hubungan / ikatan batin dengan orang yang sehari-hari merawatnya, entah pemilik maupun perawat harian.
Perubahan pola perawatan dan suasana lingkungan di sekitarnya, terganggunya ikatan batin dengan pemilik / perawat, serta gangguan fisiologis dan gangguan penyakit, dapat membuat performa suara lovebird mengalami penurunan drastis.
Lovebird sehebat apapun (termasuk langganan juara lomba) yang rajin bunyi dan / atau berdurasi ngekek panjang, bisa mengalami penurunan performa suara. Misalnya menjadi tidak rajin bunyi, durasinya menjadi pendek-pendek, bahkan macet bunyi.
Kalau dipetakan, berikut ini beberapa penyebab suara lovebird berubah dari gacor menjadi pendek-pendek, bahkan macet bunyi:
- Stres
- Perubahan Perawatan
- Perubahan Suasana
- Mudah Birahi
- Obesitas
- Kurang Vitamin / Mineral
- Pascamabung
- Gangguan Penyakit
Yuk kita uraikan satu per satu….
Lovebird mengalami stres
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Stres pada lovebird bisa terjadi akibat beberapa hal. Misalnya perubahan pola perawatan, suasana di dalam dan sekitar kandang yang menjadi tidak / kurang nyaman lagi.
Sangkar lovebird yang terjatuh juga bisa membuat burung trauma dan stres. Begitu pula jika lovebird kerap melihat binatang-binatang yang disangka akan mengancam keselamatannya, misalnya kucing, tikus, tokek, dan sebagainya.
Beberapa lovebird lomba juga kerap mengalami stres atau drop mental seusai berlomba. Akibatnya, performa suaranya berubah (menurun) drastis, bahkan sampai macet bunyi.
Stres merupakan salah satu penyebab paling umum, sehingga lovebird yang semula ngekek panjang, tiba-tiba hanya ngetik alias bersuara pendek-pendek. Sebagian penyebab stres pada lovebird akan dijelaskan dalam poin tersendiri.
Perubahan pola perawatan
Perubahan pola perawatan juga bisa menyebabkan lovebird yang semula rajin ngekek, tiba-tiba jadi jarang bunyi. Kalaupun bunyi hanya ngetik alias pendek-pendek.
Kasus seperti ini kerap dialami para lovebird mania yang membeli burung jadi. Setelah transaksi jual-beli, pembeli lupa menanyakan pola perawatan yang selama ini diterapkan pemilik lama.
Akibatnya metode perawatan pun berubah. Lovebird tidak siap dengan perubahan mendadak, mulai dari aktivitas mandi dan penjemuran, hingga pemberian pakan (termasuk merek pakannya).
Belum lagi setelan lombanya, jika lovebird sebelumnya memang sering dilombakan. Karena itu, kalau beli burung jadi, jangan pernah lupa menanyakan pola perawatan dan setelan / settingan lombanya.
Jika kita ingin mengubah pola perawatannya, maka hal itu mesti dilakukan secara bertahap. Misalnya ingin mengganti merek pakan bijiannya, maka penggantian harus dilakukan secara bertahap:
- Minggu I, 5 bagian pakan bijian merek A dicampur dengan 1 bagian pakan bijian merek B.
- Minggu II, 4 bagian pakan A dicampur dengan 2 bagian pakan B.
- Minggu III, 3 bagian pakan A dicampur dengan 3 bagian pakan B.
- Minggu IV, 2 bagian pakan A dicampur dengan 4 bagian pakan B.
- Minggu V, 1 bagian pakan A dicampur dengan 5 bagian pakan B.
- Minggu VI, pakan bijian sepenuhnya menggunakan merek B.
Namun lovebird milik kita sendiri pun bisa mengalami penurunan performa suara, ketika kita tak lagi merawatnya secara konsisten. Misalnya, lovebird biasanya mandi semprot setiap pagi dan sore, tapi karena berbagai alasan, kita tidak sempat lagi memandikannya secara rutin.
Perubahan suasana lingkungan
Sangkar/kandang merupakan rumah bagi lovebird, sekaligus tempat di mana semua kebutuhan lahir dan batin burung terpenuhi. Kenyamanan menjadi salah satu kunci utama lovebird agar rajin bunyi.
Perubahan lingkungan bisa mencakup berbagai hal, mulai dari penggantian sangkar, serta aksesoris lainnya di dalam sangkar (tenggeran, cepuk pakan / minum, mainan, dan sebagainya). Apabila Anda melakukan pergantian sangkar dan / atau aksesorisnya, pastikan lovebird tetap nyaman. Hal ini bisa dipantau melalui aktivitasnya sehari-hari, termasuk rajin bunyi atau tidak.
Kalau burung menjadi tidak rajin bunyi lagi setelah pergantian sangkar dan / atau aksesorisnya, maka kemungkinan besar faktor inilah yang menjadi penyebabnya.
Perubahan suasana di sekitar sangkar juga dapat mempengaruhi performa suara lovebird. Misalnya, lovebird yang semula merasa nyaman, tiba-tiba terlihat gelisah setelah melihat kehadiran binatang-binatang yang dirasa mengancam keselamatannya, khususnya tikus dan kucing.
Kasus sejenis antara lain ruangan penyimpanan lovebird yang biasanya lengang, mendadak menjadi ramai oleh lalu-lalang manusia, atau suara-suara asing lainnya. Burung pun merasa tidak nyaman lagi sehingga akan mengurangi frekuensi bunyinya, bahkan tidak bisa leluasa lagi ngekek panjang. Alhasil burung hanya bunyi ngetik saja.
Perubahan suasana lingkungan juga mencakup perubahan suhu di dalam ruangan. Masih banyak lagi kasus-kasus di mana perubahan suasana lingkungan akan menurunkan performa suara lovebird.
Lovebird mudah birahi, terutama akibat pertambahan umur
Beberapa lovebird mania memelihara lovebird sejak masih kategori balita / baby / paud. Risiko yang pasti dihadapi adalah pertambahan umur. Lovebird (jantan dan betina) akan mengalami peningkatan birahi, seiring dengan perkembangan organ reproduksinya yang makin matang.
Hasrat yang tidak tersalurkan akan membuat lovebird mengalami over birahi (OB). Akibatnya burung menjadi jarang bunyi, bahkan berperilaku galak, acapkali menggesekkan kloakanya ke tangkringan, ngeruji, dan sebagainya.
Solusi paling jitu dan kerap diterapkan para pemain adalah memberinya pasangan hidup. Beberapa lovebird jawara pun selalu ditempel oleh pasangannya masing-masing, seperti terlihat pada:
- Lovebird Black Magic milik Om Arun Kwok / Om Rudi Yang (Jambi)
- Lovebird Lieur milik Om Indra Rahmad (Bengkulu)
- Lovebird Robot Gedek milik Om Agung (Jakarta)
Lovebird mengalami kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) bisa membuat lovebird dan burung kicauan malas bunyi. Lovebird bertubuh gemuk biasanya malas bergerak, lebih sering tidur, dan malas mengeluarkan suara.
Untuk mengatasi obesitas, tidak cukup hanya dengan mengurangi porsi pakan, melainkan diperlukan pula aktivitas lain yang bisa mengurangi kadar lemak dalam tubuh. Misalnya, menyediakan kandang umbaran.
Anda juga dapat menggunakan BirdSlim untuk membantu menurunkan kegemukan pada lovebird maupun jenis burung lainnya.
BirdSlim adalah larutan oral yang mengandung carnitine HCl, sorbitol, magnesium sulfat, dan ekstrak sayuran untuk memecah lemak pada burung yang kegemukan. Meski demikian, penggunaan produk Om Kicau tersebut tetap menjaga nafsu makan burung, bahkan mampu memperbaiki efisiensi pakan dan mengatasi stres.
Lovebird kekurangan vitamin dan / atau mineral
Vitamin dan mineral terdiri atas puluhan macam. Burung membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah terbatas, namun belum tentu sepenuhnya terkandung dalam pakan yang diberikan. Karena itu, hampir semua burung piaraan manusia mengalami defisiensi vitamin dan mineral.
Defisiensi vitamin dan mineral bukan sekadar melemahkan sistem kekebalan tubuh, melainkan juga akan mengurangi kegesitannya. Burung pun menjadi malas bunyi dan mudah sakit.
Penyediaan berbagai jenis vitamin dan mineral dari luar pakan sangat dianjurkan. Beberapa produk yang dipercaya kicaumania Indonesia, Malaysia, dan Singapura antara lain BirdVit dan BirdMineral.
Perubahan pascamabung
Mabung adalah masa di mana burung akan menyimpan energinya untuk menjalani kondisi tersebut. Biasanya, selama masa mabung, burung menjadi jarang berkicau.
Perawatan sembarangan ketika lovebird mabung akan memperlama proses pergantian bulu. Bahkan performa suara lovebird bisa mengalami penurunan drastis ketika masa mabungnya selesai.
Beberapa kicaumania kerap memaksa lovebirdnya tetap berlomba, meski dalam kondisi awal rontok bulu. Hal ini kurang dibenarkan, karena lovebird seharusnya diistirahatkan selama mabung. Sedapat mungkin, burung jangan dipancing untuk berkicau, agar bisa fokus menjalani masa mabungnya.
Kemungkinan terkena penyakit
Di luar beberapa faktor di atas, performa suara lovebird juga bisa menurun drasti akibat gangguan penyakit. Beberapa penyakit lovebird mudah dideteksi, tetapi beberapa lainnya sering tak terpantau perawat maupun pemiliknya.
Untuk kasus yang disebut terakhir, hal ini sangat berisiko menyebabkan penurunan performa secara permanen, atau setidaknya butuh waktu sangat lama untuk memulihkan kondisinya.
Berbeda dari kebanyakan jenis burung lainnya, lovebird dan beberapa jenis parrot termasuk pandai menyembunyikan kondisi sakitnya. Cara mudah untuk mengetahui lovebird sakit adalah mengamati kotoran dan sorot matanya.
Lovebird yang macet bunyi karena sakit / kurang fit umumnya mempunyai sorot mata yang sayu dan berair. Selain itu, kotorannya akan terlihat encer.
Itulah beberapa penyebab penurunan performa suara pada lovebird. Solusinya tentu saja tergantung dari peyebabnya. Anda juga bisa mendalaminya dengan membaca artikel: Langkah jitu mengatasi penurunan performa suara lovebird.