Om Abdullah Ibrahim, pemilik Barokah Bird Farm Kudus (Barokah BF KDS), semula berdagang murai batu muda hutan. Saat itu dia sering membeli murai batu muda hutan dari pengepul. “Saya hanya beli burung jantan, sebab lebih mudah dijual kembali,” tuturnya kepada omkicau.com.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Terkadang Om Ibrahim, panggilan akrabnya, membeli murai batu yang rusak untuk diperbaiki. Kalau kondisi sudah pulih, burung dijualnya kembali dengan harga lebih tinggi.
Untuk mengatasi murai batu dagangannya yang kurang gacor, atau ngeriwik saja, Om Ibrahim menggunakan terapi tertentu. Misalnya diperdengarkan suara gemericik air (download audionya di sini), juga pengaturan durasi penjemuran dan cara mandinya.
Bisnis murai batu muda hutan itu dilakoninya selama dua tahun. Tahun 2012, Om Ibrahim beternak murai batu atas saran om David (DVD BF Kudus) dan beberapa penangkar lainnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Tak hanya itu, Om David juga mengajarinya cara beternak murai batu. Selama setahun belajar, akhirnya Om Ibrahim berhasil dan mantap mendirikan penangkaran sendiri berlabel Barokah BF KDS. Induk jantan yang dipinjam dari Om David pun dibelinya.
Secara bertahap, Barokah BF KDS menambah jumlah pasangan induk. Sebagian induk jantan merupakan murai batu eks jawara lomba. Sebagian lagi, meski bukan burung lomba, memiliki panjang ekor di atas rata-rata. Kini Barokah BF KDS memiliki 10 pasangan induk murai batu, hasil seleksi yang benar-benar ketat.
Karena induk terus bertambah, Om Ibrahim harus menjebol kamar tidurnya, lalu direnovasi menjadi kandang murai batu. Setiap petak kandang memiliki ukuran panjang 1,2 meter, lebar 90 cm, dan tinggi 2 meter.
Barokah BF KDS terapkan sistem poligami
Proses penjodohan calon induk dilakukan dengan mendekatkan sangkar murai batu betina dan jantan, alias saling menempel. Jika terlihat berjodoh, baru dipindah ke kandang ternak. Harus diakui, proses penjodohan terkadang menghabiskan waktu cukup lama.
“Apalagi saya hanya ingin mencari pasangan induk yang benar-benar berjodoh secara alami, tanpa paksaan. Saya menerapkan sistem poligami, di mana setiap kandang diisi seekor pejantan dan tiga ekor betina,” ujar Om Ibrahim.
Agar pasangan induk murai batu memiliki daya tahan yang tinggi dalam menangkal kemungkinan penyakit, Om Ibrahim menggunakan racikan herbal, serta suplemen Bird Mineral produksi Om Kicau.
Kualitas pakan induk juga sangat diperhatikan. Pakan terdiri atas jangkrik, kroto, dan cacing tanah. Mineral dari tulang sotong dan susu. Karbohidrat dari voer Kroto Sari. Burung induk juga diberi vitamin B-kompleks dan sari madu asli.
Begitu menetas, piyikan murai batu diasuh induknya sampai berumur 7 hari. Setelah itu diambil / dipanen, untuk diloloh Om Ibrahim dan istrinya yang sejak awal memang mendukung hobi dan bisnis sang suami.
Sebelum dijual, trotolan murai batu dimaster menggunakan burung hidup (cucak cungkok, kapas tembak, cililin, cucak jenggot, konin, sogok ontong, serindit dan kenari).
“Pemasteran menggunakan burung asli saya lakukan pada siang hari. Malam hari, saya master lagi dengan memanfaatkan audio mp3 dengan nada bervariasi,” kata Om Ibrahim.
Barokah BF KDS gunakan lisensi ring BnR
Sudah banyak murai batu hasil breeding Barokah BF yang moncer di lapangan. Dengan bekal tersebut, Om Ibrahim kemudian mendaftarkan hasil ternaknya agar mendapat lisensi ring BnR untuk kebutuhan lomba.
“Alhamdulillah, Barokah BF memenuhi berbagai persyaratan dari BnR. Sejak tahun 2016, kami mempunyai lisensi resmi ring BnR. Dengan lisensi ini, burung memiliki dua ring pada kedua kakinya. Satu kaki dipasang ring Barokah BF KDS, dan satu kaki lagi memakai ring BnR,” tambahnya.
Dengan memiliki ring BnR, kata Om Ibrahim, kredibiltas penangkar selalu terjaga. Konsumen pun mendapat beberapa manfaat. Misalnya kalau mengikuti lomba di lingkungan BnR, biasanya ada bonus kalau memakai ring BnR.
Beberapa murai batu hasil penangkaran Barokah BF yang moncer di lapangan antara lain Kencono Jr (milik Om Dwi Hartanto / Surabaya), SP Jr (Om Jack / Om Sabar Jogja), dan Bilal (Om Yadi / Pangandaran).
Penasaran ingin memiliki anakan murai batu hasil ternak Barokah BF? Harga trotolan dari induk eks jawara bervariasi mulai dari Rp 4 juta hingga Rp 11 juta per ekor. Harga anakan trah ekor panjang (non-prestasi) Rp 4 juta – Rp 6,5 juta per ekor.
Karena produksi masih terbatas, dalam sebulan Barokah BF hanya mampu melepas 5-7 ekor anakan murai batu. “Para pembeli berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa,” tandas Om Ibrahim yang juga melayani jasa pembuatan ring burung. (neolithikum)
Penangkaran murai batu Barokah BF KDS
Kontak: Om Abdullah Ibrohim (WA 0857-4086-4864)
Farm: Gg Johar Lama No 470, RT 05 / RW 04, Kelurahan Wergu Kulon, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.