Kepiawaian Om Mulyono sebagai penangkar sekaligus pengorbit murai batu juara tak perlu diragukan lagi. Banyak pemain maupun sesama penangkar murai yang telah membeli produk-produknya. Di tengah kesibukannya dalam beternak murai batu, Om Mulyono juga mendapat kepercayaan menjadi ketua Asosiasi Penangkar Burung Nusantara (APBN) Korwil Jakarta Raya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Owner Padepokan Murai Batu Mulyono BF (Jl Pekapuran, Sukatani, Kecamatan Tapes, Kota Depok), ini memang piawai dalam memilih murai batu dengan materi unggulan. Dia juga rajin menyambangi berbagai gantangan yang ada di wilayah Depok dan sekitarnya.
Berkiprah sejak tahun 2010, Om Mulyono sudah banyak mengorbitkan jago murai batu. Sebut saja Mat Peter yang menjuarai kontes Taman Mini, Peter The Best (juara di BnR Bandung, terjual seharga Rp 150 juta), dan Manguni (juara di even Piala Rajawali, dipinang Om Jenri Citayem seharga Rp 120 juta), dan sebagainya.
Sebagai orang yang paham kualitas murai, Om Mulyono tidak mau asal-asalan memasukkan materi indukan ke penangkarannya. Semua burung orbitanya harus menjalani seleksi ketat. Yang dianggap memiliki keunggulan dan kelebihan (misalnya materi mewah dan volume dahsyat) disimpan untuk dijadikan indukan.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Mulyono BF tinggal di lokasi yang sama, atau berdampingan dengan bangunan penangkaran yang saat ini memuat 20 petak kandang. Dia juga menitipkan 10 pasangan murai baru di kediaman sahabatnya, Om Sudarto, di kawasan Cimangis. Total ada 30 pasangan murai batu trah jawara yang dimiliki Mulyono BF.
“Saya mengawali usaha penangkaran murai batu pada tahun 2010. Awalnya hanya sepasang, saya beli seharga tiga juta rupiah. Didukung istri tercinta, breedingku maju pesat, “ ungkap Om Mulyono kepada omkicau.com.
Om Mulyono menjelaskan, sejak kecil dia memang hobi burung berkicau. Di kampung halamannya di Lampung, masih banyak murai batu liar yang berkicau di hutan. Hal inlah yang membuatnya tertarik untuk menangkarnya.
Kini, Om Mulyono fokus mengembangbiakkan murai batu asal Medan, Bahorok, dan Lahat. Rata-rata indukan sudah pernah berprestasi di lapangan. Misalnya, murai batu Raja Kaya, Raja Kita, Cucu Garuda, Anak Gatotkaca, Anak Geger, dan New Basa Bisi.
Indukan-indukan terbaik di lapangan itu kemudian menghasilkan sejumlah anakan yang berkualitas mumpuni. Seekor anakan murai batu (lepas trotol) ring Mulyono BF dibanderol mulai dari Rp 2,5 juta hingga Rp 6 juta, tergantung trah indukan.
Khusus murai batu siap orbit, dia jual mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 15 juta. Adapun sepasang induk siap produksi dijual seharga Rp 10 juta sampai Rp 35 juta. Bagi kicaumania yang ingin meminang murai batu ring Mulyono BF, silakan telp di 0812-9829-6606.
“Harga anakan murai batu ini sesuai dengan kualitasnya. Tubuh bongsor, paruh panjang, mental fighter, dan isian komplit,” jelas Om Mulyono.
Sejak umur seminggu sampai 3 bulan, anakan murai batu dimaster menggunakan Sonic Master dan suara burung seperti jalak uren, jalak kebo, cililin, kenari, burung gereja tarung, lovebird dan tengkek buto. Hasilnya, pada umur 3 bulan, burung sudah bisa bongkar lagu dan suaranya pun lantang.
Selain trah yang bagus, perawatan rutin menjadi kata kunci. Om Mulyono mempunyai beberapa orang perawat. Salah seorang di antaranya adalah Om Wahyu, yang saban hari bertugas memberi voer dan extra fooding (EF) seperti jangkrik dan kroto.
Kebersihan sangkar juga tak kalah penting, agar burung terhindar dari jamur, bakteri, maupun virus. Setiap hari, burung wajib mandi rutin, kemudian diumbar setiap 4 jam sekali untuk melatih nafasnya. (Agus Mitrorejono)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.