Penyebab lovebird atau burung lain berdada nyilet

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

GANGGUAN PARASIT

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Parasit selalu memiliki ciri khas saat menyerang burung. Ia tidak hanya numpang tinggal, tetapi juga numpang hidup dengan cara mengisap sari-sari makanan dari inang yang ditumpanginya (dalam hal ini burung), sekaligus menggerogoti beberapa bagian dalam tubuh burung.

Sedikitnya ada lima jenis parasit yang paling sering menyerang lovebird dan jenis burung lainnya, yang mengakibatkan burung menjadi kurus, yaitu giardia, cacing gelang, tungau kulit, serta lalat dan kutu.

1. GIARDIA

Lovebird yang terserang penyakit guardiosis. (foto: avianweb)
Lovebird yang terserang penyakit guardiosis. (foto: avianweb)

Giardia merupakan parasit jenis protozoa, bersel satu, dan bisa menyerang burung, anjing, kucing, bahkan manusia. Parasit ini muncul dalam dua bentuk, yaitu trofozoit dan kista trafozoit, yang aktif bergerak melalui rambut-rambu kecil yang disebut flagella.

Trofozoit inilah yang terus-menerus akan mengisap permukaan usus halus burung. Sebagian akan keluar melalui kotoran burung (feces). Apabila kotoran mengenai pakan, dan dimakan burung sehat, maka Giardia akan menemukan inangnya yang baru dan berkembang biak di dalam tubuh inang baru tersebut.

Karena parasit ini dilindungi oleh epidermis, ia dapat bertahan hidup di luar tubuh atau lingkungan di sekitar kandang untuk jangka waktu yang lama. Infeksi Giardia menjadi salah satu momok penangkar burung di Amerika Serikat.

Penyakit yang disebabkan protozoa Giardia disebut giardiosis. Berikut ini beberapa gejala penyakit giardiosis :

  • Burung sering mematuki atau mencabut bulunya sendiri, terutama bulu bagian dalam sayap, bagian dalam dada, bahu dan kadang-kadang di punggung bagian bawah. Akibatnya, bagian tersebut sering botak.
  • Kulit burung mulai mengering dan sering gatal, sehingga burung sering menggaruk dengan paruh atau salah satu kakinya.
  • Burung mengalami diare dan itu sering terjadi setiap buang kotoran. Kotorannya cair, berlendir, dan berbau menyengat.
  • Burung terlihat lesu dan depresi
  • Burung sering muntah, sehingga nafsu makan menurun drastis
  • Karena malas makan, bobot badan burung juga menurun drastis sehingga tulang dada akan terlihat menonjol.
penyakit guardiosis pada lovebird
Dada terlihat nyilet, bulu-bulu di bawah sayap dan dada sering dicabuti. (foto: avianweb)

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Meski tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi kondisi burung yang jarang makan, atau bahkan sudah tidak mau lagi makan, secara perlahan akan membuat burung lemah dan mati. Semua burung rentan terhadap infeksi giardia, tetapi yang paling berisiko adalah keluarga burung paruh bengkok, termasuk lovebird.

Pencegahan dan Pengobatan

Menjaga kebersihan kandang merupakan kewajiban utama yang harus dilakukan para penangkar, agar burung-burungnya terhindar dari risiko terserang penyakit giardiosis maupun penyakit lainnya. Kotoran burung idealnya dibersihkan dua kali sehari, pagi dan sore.

Selain bersih, kandang diusahakan selalu kering. Apabila Anda ingin menurunkan suhu kandang agar burung tidak kepanasan, penyemprotan air dilakukan pada siang hari (pukul 11.00 – 15.30). Setelah itu jangan disemprot, karena ada kemungkinan lantai kandang tidak bisa segera kering.

Usahakan pula populasi burung dalam kandang koloni jangan terlalu padat atau umpel-umpelan. Tak kalah penting, jika menjumpai burung dengan gejala-gejala seperti di atas, segera isolasi ke kandang karantina untuk disembuhkan, sekaligus mencegah burung sehat tertular.

Untuk pengobatan, usahakan berada di dalam kandang terpisah dan agak jauh dari kandang burung lainya. Anda bisa menggunakan dua cara berikut ini:

  1. Menggunakan antibiotik ipronidazole atau metronidozole. Namun belum diketahui, apakah obat generik ini sudah tersedia di Indonesia atau belum.
  2. Menggunakan BirdBlown, yang terbukti efektif mengusir berbagai jenis parasit dan bakteri baik dalam saluran pencernaan maupun saluran pernafasan burung.

2. CACING GELANG

Cacing gelang
Cacing gelang

Cacing gelang (Ascaris spp) sering masuk dan menetap di usus halus pada hampir semua jenis burung. Penularan terjadi melalui telur cacing gelang yang ada di tanah atau lantai kandang yang kotor. Telur cacing ini bisa bertahan hidup cukup lama pada kandang yang lembab. Sebaliknya, jika kandang sering mendapat sinar matahari secara langsung, telur cacing gelang akan mati dengan sendirinya.

Ketika burung mematuki tanah, atau kotoran pada lantai kandang, atau pakan yang berserakan di lantai, maka sangat dimungkinkan telur cacing gelang ikut tertelan, masuk ke saluran pencernaan, dan menetap di usus halus.

Di dalam usus halus, telur akan berubah menjadi cacing dengan panjang tubuh sekitar 3,5 cm, untuk selanjutnya berkembang biak dengan cara memproduksi ratusan telur di dalam usus halus. Sebagian telur akan dikeluarkan melalui kotoran, dan nantinya juga akan mencemari burung yang sehat yang kebetulan mengambil pakan atau sesuatu di tanah / lantai kandang yang tercemar kotoran. Seperti inilah siklus hidup cacing gelang, yang jika dibiarkan bisa menjadi momok mengerikan pula.

Gejala klinis :

  • Burung sering diare
  • Tubuh terlihat sangat kurus, dan sebagian besar sampai berdada nyilet.
  • Dalam kondisi parah, terdapat bengkak yang terlihat di bawah kulit pada bagian perut.
  • Jika dibiarkan berlarut, akan berimbas pada sistem saraf pusat burung. Hal ini karena menumpuknya racun. Misalnya kelumpuhan, atau kepala yang sering berputar.

Dari penjelasan di atas, ada beberapa gejala yang mirip dengan jenis penyakit lain, terutama avian goiter (TB burung) dan tetelo. Burung yang cacingan maupun menderita TB burung sama-sama akan menunjukkan gejala diare, tubuh sangat kurus, tetapi nafsu makannya terkadang masih bagus. Yang membedakan, burung yang menderita TB burung mengalami kesulitan bernafas dan sering merasa kehausan.

Kerusakan saraf pada burung yang cacingan hanya terjadi kalau jumlah cacing di dalam usus halus burung sudah membeludak. Gejalanya mirip dengan sebagian gejala tetelo, yang kepala sering berputar-putar. Bedanya, pada tetelo tidak selalu disertai dengan kondisi kurus atau dada nyilet, karena serangan virus tetelo lebih mematikan dan bisa terjadi sangat cepat.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Pencegahan dan Pengobatan

Untuk mencegah burung cacingan, kandang diusahakan selalu terkena sinar matahari, entah pagi, siang, atau sore, sehingga kondisinya tidak terlalu lembab dan pengap, yang membuat telur cacing gelang bisa bertahan lama dalam lantai kandang.

Kandang selalu dijaga kebersihannya. Dalam sehari, idealnya kandang dibersihkan dua kali, pagi dan sore hari. Selain itu, seminggu sekali kandang disucihamakan dengan FreshAves. Semprotkan larutan yang terdiri atas 5 gram serbuk FreshAves ke dalam 1 liter air. Selain cacing, berbagai jenis parasit lainnya, juga bakteri dan jamur bisa terbasmi oleh larutan ini. Larutan ini dijamin aman untuk kesehatan burung.

Untuk pengobatan, Anda bisa menggunakan AscariStop selama 3 hari berturut-turut, kemudian diulang setiap seminggu sekali sampai burung benar-benar sembuh. Cacing-cacing yang mati secara bertahap akan dikeluarkan melalui kotoran burung.

AscariStop sekaligus juga bisa dipakai untuk pencegahan, yaitu diberikan kepada setiap burung satu bulan sekali.

3. TUNGAU KULIT

Tungau kulit
Tungau kulit sering menempel di permukaan kulit dan sela-sela bulu burung.

Tungau kulit biasanya menempel pada permukaan kulit dan di sela-sela bulu. Burung yang terserang akan mengalami gatal-gatal luar biasa, sehingga sering mencabuti bulunya. Dalam beberapa kasus, tungau kulit juga merusak bulu sehingga bulu akan rontok dengan sendirinya, ketika tangkai bulu yang menancap pada pori-pori kulit juga digerogoti tungau.

Bagian kulit yang terserang terlihat kemerahan, bersisik, dan menebal. Rasa gatal-gatal ini jelas akan mengurangi konsentrasi burung pada aktivitas sehari-hari, misalnya mulai jarang / berhenti berkicau, mulai malas atau tidak mau makan lagi, sehingga tubuhnya sangat lemah, kurus, dan tulang dadanya sangat menonjol (prominent keel).

Tungau merah juga termasuk salah satu jenis tungau kulit (cek kembali artikelnya di sini).

Untuk pengobatan yang efektif, pindahkan dulu burung yang sakit ke tempat sepi, jauh dari burung-burung lain yang masih sehat, untuk mencegah penularan parasit. Kemudian larutkan 5 gram serbuk FreshAvesdalam 1 liter air, dan masukkan ke dalam botol sprayer. Semprotkan larutan ini ke seluruh tubuh burung yang sakit. Produk ini aman untuk seluruh bagian tubuh burung, serta tidak berbahaya bagi kesehatan manusia yang menyemprotnya.

Untuk memastikan tungau kulit tidak akan datang lagi, semprotkan pula larutan BirdAves ke seluruh bagian kandang, mulai dari dinding kandang, dasar-dasar kandang, bagian persambungan, dan lain sebagainya. Khusus untuk induk lovebird yang sedang mengerami telurnya, taburkan serbuk FreshAves secukupnya di bagian bawah dari bahan sarang. Sebab tungau juga sering masuk ke bahan sarang yang menjadi salah satu penyebab mengapa induk lovebird tak mau mengerami telurnya.

4. LALAT DAN KUTU

Gejala burung yang terserang hampir sama dengan tungau kulit, meski kadar kesakitan burung tidak separah tungau kulit. Tetapi burung tetap mengalami rasa gatal, malas makan, tubuh lesu, kurus dan sebagainya. Cara pengobatannya juga sama dengan pengobatan tungau kulit.

Kembali ke halaman awal

Rincian penyebab lovebird berdada nyilet :

  1. Masalah Pakan: Kualitas dan kuantitas
  2. Penyakit Gondok Burung
  3. Keracunan Logam Berat
  4. Permasalahan dengan Paruh
  5. Gangguan Parasit
  6. Infeksi Bakteri, Virus, dan Jamur

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

3 Comments

Komentar ditutup.