No Picture
KOLOM

Ketika harimau tumbuh sayap…

Gila! Hebat! Itu juga komentar yang bisa kita arahkan kepada posisi lembaga kepresidenan saat ini. Dulu banyak pihak membayangkan betapa presiden pasca-Megawati akan seperti bebek yang limbung dan itu masih diyakini sampai muncul berita Kalla terpilih sebagai ketua umum Golkar pada Minggu dinihari kemarin. […]

No Picture
KOLOM

Harga naik, siapa peduli?

Budaya kenduri, jelas memberikan dukungan nyata bagi perkembangan industri tikar. Ada kematian, kenduri. Ada kelahiran, kenduri. Dan sepertinya belum pernah ada cerita kenduri dilakukan ala standing party. Pastilah dengan cara lesehan dan semua itu butuh tikar. Juga, tikar digunakan oleh semua “jenis” manusia. Orang yang punya hobi gaple, melaksanakan hajatnya beralaskan tikar. Orang yang punya hobi beribadah, juga berlama-lama sujud menyembah Sang Pencipta beralaskan tikar. […]

No Picture
KOLOM

Tim (pasti) sukses

Saya benar-benar tidak tahu bagaimana cara pikir kawan saya yang satu itu. Bagaimana bisa dia menghubungkan profesionalisme dengan pekerjaan seorang anggota tim sukses calon kepala daerah. Sebab, di Indonesia ini belum dikenal adanya tim sukses dalam Pilkada sebagai suatu profesi. Juga, bekerja profesional, bagi dia mungkin adalah semata-mata bekerja dan mendapat bayaran. Tidak perlu etika, tidak perlu menggunakan hati nurani. […]

No Picture
KOLOM

Bersama (siapa) kita bisa (apa)?

Dengan pikiran mereka pula, manusia bisa mengatasi naluri kebinatangan dan bertindak menusiawi. Perbuatan mereka bukan semata-mata actus hominis yang disetir hukum biologi, tetapi adalah actus humanus karena sarat dengan pertimbangan akal dan budi. Manusia juga bukan makhluk yang penyendiri, karena dia adalah makhluk yang harus hidup bersama dengan yang lain (zoon politikon). […]

No Picture
KOLOM

Sejarah Aceh, sejarah abu-abu

Namun selain abu-abu asli, bumi Aceh penuh dengan catatan abu-abu yang membingungkan. Sejarah Aceh pasca kemerdekaan Indonesia adalah sejarah abu-abu yang telah direkayasa. Penguasa merekayasa data dan fakta sebagai jalan pembenar untuk melakukan kekerasan, sedang kelompok pemberontak merekayasa data dan fakta sebagai pembenar untuk memisahkan diri dari pangkuan republik ini. […]