Penyakit berak kapur banyak menyerang beberapa jenis unggas termasuk burung merpati. Penyakit ini dikenal dengan nama penyakit salomnellosis atau Pullorum. Penyebab penyakit ini adalah Salmonella pullorum yang rnenyerang saluran pencernaan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Multi penyakit siap mengancam kehidupan pembalap, baik itu yang kondisinya prima atau Iemah. Begitu juga multi cara yang bisa dilakukan guna menghindar Iajunya penyakit.
Sudah ada beberapa artikel tentang penyakit berak kapur di blog OmKicau.Com. Tetapi kali ini akan ditekankan pada burung merpati. Sebab apabila dibiarkan, jenis penyakti ini makin merajalela dan siap mencabut nyawa sang pembalap.
Berak kapur memang sering dianggap “peryakit sepele” namun dalam heberapa hari jika tak tertangani akan mengakibatkan pembalap sekarat. Penyakit ini bersifat menular. Tanda-tanda serangan yang dapat dilihat adalah kotoran merpati berbentuk cair dan berwarna pĂĽtih seperti kapur, nafsu makan menurung. Pada stadium tertentu pembalap mengalami kesulitan buang kotoran.
Jika diperhatikan, banyak kotoran berwarna putih melekat pada bulu di sekitar anus. Tanda lain pembalap yang terserang berak kapur adalah muka pucat, bulu tidak teratur, sayap menggantung dan merpati tidak bergairah.
Menurut salah satu mania asal blok barat, biasanya penyakit ini muncul ketika terjadi pergantian musim, baik itu dari hujan ke panas atau sebaliknya. Apalagi saat ini, musim hujan dan panas tak menentu. Terkadang siang panas menyengat, malan hari turun hujan.
Dalam kondisi cuaca seperti ini para mania terutama perawat harus tetap waspada akan terjangkitnya penyakit berak kapur. Sebab, sekali terjangkit, pembalap yang sehat bisa juga tertular.
“Nggak percaya, mania bisa buktikan sendiri,” ucapnya sebagaimana dikutip Agrobis Burung.
Pencegahan
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Adapun pencegahannya, sambung dia, mania dapat melakukannya dengan menjaga kebersihan sangkar, makanan, dan minuman. Setiap hari sangkar dibersihkan dari segala kotoran, termasuk kotoran burung tu sendiri. Gunakan desinfektan atau antiseptik untuk mencuci sangkar.
Setiap dua hari sekali, tempat makan dan minum dibersihkan. Sisa-sisa makanan dibersihkan, dibuang agar tidak berjamur dan tiap hari air diganti dengan air baru yang sudah direbus atau matang, bersih dan sehat. Jika merpati tersebut sudah terinfeksi berak kapur, merpati harus segera dipisahkan dari rnerpati lainnya agar tidak menular.
Pengobatan
Merpati yang sudah terinfeksi diberi obat antibiotik secara intensif sesuai dengan petunjuk yang ada. Penggunaan antibiotik tidak boleh sembarangan, sebab jika kita tidak tahu secĂ ra passi justru berakibat fatal. Mengenai hal ini, Anda bisa membaca artikel:Â Ketika antibiotik pun angkat tangan hadapi penyakit burung, Anda mau bilang apa?
Antibiotik apa yang tepat? Ada beberap jenis antibiotik di pasaran yang disebutkan bisa mengobati berak kapur. Hanya saja kadang kandungannya adalah antibiotik spektrum luas. Antibiotik seperti ini sering disubutkan sebagai “mengobati segala macam penyakit”.
Padahal kalau jelas itu adalah berak kapur, Anda bisa memberikan antibiotik khusus untuk saluran pencernaan. Atau silakan Anda bisa melihat referensinya di halaman ini.
Pada saat yang sama, Anda harus pula memberikan asupan vitamin dan mineral yang cukup karena diperlukan untuk peningakatan daya tahan tubuh merpati.
Usahakan pula kandang karantina merpati diletakkan di tempat yang hangat dan pastikan tidak terkena terpaan angin. Jika memungkinkan, pada sangkar karantina diberi lampu penghangat. Agar merpati terhindar dari silau cahaya lampu, Anda bisa menutup lampu penghangat dengan kardus atau bahan lain tetapi usahakan bukan barang yang mudah terbakar.
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
sip bos…….