Om Thomas Dipo Alam penggemar Halaman Hobi Burung Kicauan dan Penangkaran di facebook.com mengeluh karena tiga kali membeli burung murai batu di pasar semuanya mati setelah dua hari berada di rumah. Seusai membeli itu, katanya, murai batunya memang tidak mau makan. Kejadian itu tidak hanya sekali, tetapi berulang sampai empat kali membeli murai batu, mengalami hal yang sama.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Memang, kejadian seperti itu tidak hanya sekali dua kali terjadi. Seringkali teman penghobi burung di banyak tempat mengalami hal yang sama. Saya sendiri pernah mengalami belasan tahun lalu ketima membeli murai batu tangkapan hutan di sebuah pasar burung di Semarang.
Karena penasaran, saya pun “mengotopsi” murai batu tersebut. Nah ketahuan, ternyata di dalam tenggorokannya terdapat mata kali yang biasa untuk memancing ikan. Jadi ternyata para pemikat murai batu menggunakan mata kail untuk memancing burung. Tentu tidak semua pemikat menangkap murai batu dengan cara itu. Hanya saja, kita tidak akan bisa dengan mudah mengetahui mana murai batu hasil pancingan dan mana yang ditangkap dengan jaring atau getah pemikat.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Dengan demikian saya sarankan seandainya burung yang kita beli dari pasar kok ketahuan mati setelah dua-tiga hari di rumah, ada baiknya kita otopsi. Apakah ada pancing di dalamnya atau ada kemungkinan lain.
Bertahan lama
Murai batu yang ditangkap dengan pancing, ternyata memang tidak selalu mati dalam waktu yang singkat. Bahkan dia bisa bertahan sampai sebulan dua bulan. Kali pertama kena pancing, dia masih bertahan. Makan lahap dan bahkan juga mau bunyi. Namun ketika terjadi infeksi disebabkan adanya pancing di dalam tubuhnya, burung mulai terlihat sakit dan tidak lama kemudian mati.
Dalam kaitan itu saya sarankan kalau Anda membeli burung, belilah di pedagang yang sudah kita kenal dan mintalah jaminan bahwa burung itu bukan hasil pancingan. Bisa jadi si pedagang mengatakan tidak tahu apakah murai batu yang dia jual hasil pancingan atau jaring, namun karena pengalaman dan punya jaringan pemasok burung-burung tangkapan hutan, dia hanya berlagak tidak tahu.
Dengan demikian, kalau pedagang tidak mau memberikan jaminan bahwa seandainya burung mati kemudian dibuka pasti tidak ada pancingnya, ya sebaiknya tidak perlu membeli darinya.
Jangan terburu nafsu dalam membeli burung. Apalagi kalau Anda belum berpengalaman bergaul dengan para pedagang burung di pasar. Tetap waspada.
Sekali lagi saya tekankan, burung hasil tangkapan dengan pancing tidak bisa dibedakan dengan burung hasil tangkapan menggunakan jaring secara jelas.
Untuk itulah saya tetap menganjurkan penghobi burung membeli burung hasil tangkaran, entah dari tangkaran mana saja. Harganya memang lebih mahal tetapi selain mudah perawatannya, juga mudah gacor. Tidak bikin stres juga tidak menambah-nambah kerusakan alam.
Begitu teman.
Salam sukses penghobi burung Indonesia.
Om Kicau.