Berikut ini adalah artikel ketiga (baca dulu artikel pertama dan kedua, ya) dari rangkaian artikel pro-kontra perawatan burung fighter atau petarung yang saya ambil dari Tabloid Agrobis Burung. Perlu saya tekankan, bahwa isi artikel ini tidak mewakili pandangan pengelola blog, Om Kicau. Silakan Anda cermati dengan seksama, khususnya untuk para pemula. Untuk mereka yang sudah malang melintang di dunia burung, ditunggu masukannya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Petarung yang banyak berasal dari dataran Sumatera dan Kalimantan memiliki porsi fighter lebih dibandingkan jenis lainnya. Sifat ini memang dibawa dari jenis yang masuk dalam famili pemakan serangga.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Cendet misalnya kicauan ini juga dikenal sebagai burung petarung. Bahkan banyak cendetmania mengklaim, sebagai burung kanibal. Dari struktur paruhnya, cendet, murai batu, kacer, cucak hijau memiliki daya tarung lebih. Dan sebagai pemakan serangga, sifat kanibalnya mendominasi. Pemahaman karakter buat muraimania pemula, menjadi modal utamauntuk mengetahui pola perawatan yang bagaimana di rumah. Bila rumah Anda tergolong luas, sisakan ruang untuk mengkarantina murai batu bersama burung-burung master.
Upaya ini dapat mengeliminir murai batu bisa mendengar burung sejenis. Beberapa muraimania Surabaya, Gresik dan Lamongan menganjurkan sediakan kamar khusus untuk menampung murai batu bersama master-masternya. Dengan demikian, konsentrasinya tidak terfokus pada suara-suara yang dapat memancing berkicau.
Pola perawatan seperti ini lebih menguntungkan tatkala sang gacoan dalam kondisi mabung. Variatifnya masteran yang mendampinginya hingga proses mabung usai, dapat menambah perbendaharaan lagu isian.
Masteran yang bisa digunakan antara lain cililin, lovebird, jalak suren, pancawama dan rio-rio. “Upayakan memilih lagu isian tidak sama dengan lainnya, sehingga saat di lapangan bisa mencuri pendengaran juri. Kalau isiannya lazim digunakan muraimania, juri tidak mudah mengenali,” papar Imron, pemandu bakat murai batu Rintihan Sukma milik Dr. Bambang, Sumenep. Bersambung ke artikel Simpan murai batu vs tledekan perlu berjauhan: Antara mitos dan fakta (4)
Artikel terkait:
- Menghindari memelihara murai batu dan kacer berbarengan: Antara mitos dan fakta (2)
- Performa murai batu bertemu burung sejenis: Antara mitos dan fakta (1)
- Transportasi burung dan jaga jarak burung: Antara mitos dan fakta (5)