Berikut ini adalah artikel keempat (baca dulu artikel pertama, kedua, dan ketiga ya) dari rangkaian artikel pro-kontra perawatan burung fighter atau petarung yang saya ambil dari Tabloid Agrobis Burung. Perlu saya tekankan, bahwa isi artikel ini tidak mewakili pandangan pengelola blog, Om Kicau. Silakan Anda cermati dengan seksama, khususnya untuk para pemula. Untuk mereka yang sudah malang melintang di dunia burung, ditunggu masukannya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Murai batu merupakan salah satu burung ocehan kedua yang paling banyak digemari oleh kicaumania setelah anis merah. Terbukti, di berbagai lomba di semua blok, murai batu selalu dipenuhi peserta. Selain itu, hadiah yang ditawarkan oleh beberapa Even Organiser pun lumayan gede.
Banyaknya penggemar murai membuat persaingan di kelas ini semakin ketat. Berbagai cara pun dilakukan oleh kicaumania agar penampilannya tetap stabil di lapangan. Salah satunya menghindari jenis burung ocehan yang bertipe sama petarung karena akan merusak mentalnya saat bertarung dilapangan. Ini bukan mitos tetapi fakta.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Bagi penggemar murai sangat pantangan bila jagoannya harus bertemu dengan tledekan dan kacer, bahkan dengan murai batu sendiri saat dalam perawatan kesehariannya. Hal ini harus dihindari oleh mania murai batu karena burung ini memiliki tipikal yang sama yakni petarung.
Bila bertemu dengan salah satu jenis burung tersebut, seperti tledekan maka akan terjadi pertarungan yang bisa mengganggu kondisi fisiknya. Sebab kedua burung ini akan terus bertempur dengan mengeluarkan materi lagu disertai tembakan-tembaknnya seperti layaknya saat berlomba.
Begitu pun dengan kacer. Burung yang sama-sama bertipe petarung ini juga tidak boleh bertemu atau berdekatan harus terpisahkan dari jenis burung tempur. Kemudian bila berdekatan atau bertemu bukan tidak mungkin pertarungan pun akan terjadi dengan sendirinya. Masing-masing jenis burung tersebut, bertipikal sama dan akan mengeluarkan seluruh kemampuannya dan materi lagu dan isiannya.
Jarak jauh
Sedangkan untuk murai batu sendiri, jenis ocehan ini bila jaraknya berdekatan pasti akan bertempur. Sejauh ini para penggemar ocehan yang mengoleksi burung bertipikal petarung sudah dapat dipastikan disimpan di tempat yang jaraknya berjauhan atau betul-betul aman dari burung yang mempunyai daya fighter yang kuat.
Hal ini pun dilakukan oleh H Memey, kicaumania asal kota resik Tasikmalaya yang mengoleksi beberapa murai batu yang cukup mapan di pentas perkicauan nasional. Sebut misalnya Hipnotis, Bionic, Pele dan Bogel. Burung-burung berkelas milik H Memey ini penampilannya di arena lomba cukup meyakinkan.
Bahkan, nama-nama burung H Memey ini kerap meraih gelar juara di berbagai lomba di Jawa Barat. Bagi H Memey yang perawatan burungnya diserahkan penuh kepada Ucu, murai-murai jawaranya beserta kacer jagoanya disimpan di tempat yang berbeda-beda dengan jarak yang cukup jauh dari burung jenis petarung lainnya.
“Jika jaraknya berdekatan dengan burung yang bertipikal yang sama maka keduanya akan terus ngoceh. Ini akan berakibat fatal terhadap kondisi fisiknya dan irama lagu serta volume akan berkurang karena sering mengeluarkan tenaga,” ujar Ucu.
Kalau sudah seperti ini, menurut Ucu, proses pemulihannya untuk kembali seperti sediakala pun memakan waktu yang cukup lama. Biasanya, proses pemulihan yang seperti ini menghabiskan waktu 2 sampai 3 bulan, yang belum tentu kondisinya bisa seperti sebelumnya.
Dalam proses pemulihan tersebut, mandi yang biasanya seminggu dua kali, kali ini menjadi tiap hari. Sedangkan proses mandinya di kandang umbaran dengan waktu yang tidak bisa ditentukan sesuai dengan karakter burungnya.
Pemberian x-food pun tidak seperti perawatan yang normal, diberi jangkrik 2-2, pagi dan sore. Setelah pembelian jangkrik, rata-rata burung tersebut diberi kroto secukupnya.
Sementara menurut Budi Kipli, perawat Gobi, murai jawara milik Yadi Suzuki Team Cirebon, juga berpendapat senada. Idealnya, murai harus dipisah dari burung fighter lain terutama kacer dan tledekan, apalagi burung sejenis.
Ini bertujuan agar figther murai bisa tetap stabil saat dibawa kelomba. “Kondisi ini juga harus didukung dengan pengaturan jarak lomba ke lomba berikutnya, dua minggu sekali,” ujar Budi, yang baru saja mengantarkan Gobi merebut juara II, I dan II di Ancol, Minggu (13/2) lalu.
Selain itu, untuk menjaga stabilitas fighter, murai harus diisolir saat di lapangan, disiasati dengan menyimpan burung di mobil, memberi musik dengan volume cukup keras agar suara buurng lain tidak terdengar.
Cara ini harus diiringi penempatan mobil di tempat yang teduh atau rindang untuk menghindari hawa panas, atau bisa juga dengan cara menghidupkan AC mobil, seperti yang dilakukannya kepada Gobi. Bersambung ke artikel Transportasi burung dan jaga jarak burung: Antara mitos dan fakta (5)
-Artikel terkait:
- Performa murai batu vs kacer, cucak ijo dan cendet: Antara mitos dan fakta (3)
- Menghindari memelihara murai batu dan kacer berbarengan: Antara mitos dan fakta (2)
- Performa murai batu bertemu burung sejenis: Antara mitos dan fakta (1)