Uci-uci atau sering disebut sebagai daging tumbuh belakangan marak terjadi di farm-farm merpati balap di Tanah Air. Tak hanya farm-farm kecil, peternak papan atas pun beberapa pembalapnya pada sayap tumbuh uci-uci. Apa penyebabnya dan bagaimana cara menghindari penyakit ini?

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Uci-uci atau daging tumbuh pada sayap merpati

Bukan hanya manusia saja yang bisa terjangkit daging tumbuh atau sering disebut uci-uci. Pada hewan unggas terutama di merpati balap daging tumbuh juga menyerang unggas yang mudah terjangkit ini. Sebagaimana dilaporkan Agrobur yang berkunjung ke beberapa farm, ada salah satu pembalap terjangkit penyakit uci-uci.

“Awal mulanya hanya benjolan kecil, setelah sekitar tiga bulan lebih benjolan ini membesar dan sampai sekarang seperti ini,” kata salah satu perawat merpati.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Ini masih lumayan bagus, kondisi benjolan agak keras. Ada  yang kondisi benjolan lembek sehingga ketika merpati jalan sangat mengganggu aktivitas keseharian. Apalagi ketika yang terjangkit pada sayapnya. Akibatntya ketika tebang pembalap terganggu.

Sebenarnya merpati tersebut, saat itu sedang aktif terbang dan diikutkan lomba. Setelah tahu ada benjolan, maka merpati tersebut dihentikan dari kegiatan lomba. “Kasihan Mas, sebab ketika terbang sangat mengganggu sekali dan kita jadikan baby sitter sementara. Nggak tahunya seperti ini, yakni makin membesar,” tegasnya.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Terus apa penyebabnya sehingga muncul benjolan daging tumbuh? Dia mengaku pada awalnya tidak tahu secara persis. Diawali muncul benjolan kecil yang dianggapnya sebagai penyakit patek (lihat referensi lain soal patek di halaman: Penyakit Burung).

“Umumnya kalau patek kan harus kita tunggu sampai besar dulu, setelah membesar, patek akan meletus sendiri. Keluarlah seperti benjolan putih (lemak) plus darah kotor. Tapi, kali ini tidak. Setelah kelihatan membesar, tidak ada tanda putih dalam benjolan tersebut dan akan meletus. Namun ketika dipegang makin mengeras. Maka kita simpulkan benjolan ini adalah daging tumbuh.”

Akhirnya, hal itu hanya dibiarkan sampai kondisi kelihatan matang. “Ketika kondisi sudah maksimal, nanti akan kita sayat (hilangkan) atau operasi kecil, selanjutnya kita obati. Ini, bila merpati tersebut kita butuhkan guna untuk diterbangkan (ikut lomba).  Bila sebaliknya, ya tidak perlu, buat baby sitter aja,” jelasnya.

Sedangkan untuk menghindari penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan kandang. Biasanya ketika usia piyik, mania sering menjadikan satu merpati piyik dalam kandang macan. Di sinilah akan muncul banyak tinja. Bila tidak dibersihkan cepat-cepat hal itu akan menjadi sumber penyakit.

Namun demikian bisa juga hal itu disebabkan dari gigitan nyamuk yang bersarang dalam kandang. “Untuk jenisnya kita tidak tahu persis, namun ada kalanya nyamuk yang berukuran agak besar dari nyamuk umumnya masuk ke kandang, setelah itu dalam beberapa hari muncul benjolan pada merpati.

Oleh sebab itu, kebersihan kandang perlu dilakukan sehingga tidak lagi merangsang nyamuk-nyamuk penyebab penyakit masuk ke dalam kandang.”

Meski demikian ada pula dugaan hal itu dibawa oleh faktor keturunan. “Bila ada faktor seperti ini, maka susah untuk menghilangkan. Dan kita tidak tahu, merpati mana yang memilki gen keturunan seperti ini.”

Yang jelas, mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk itulah Anda perlu rajin menjaga kebersihan kandang dan melakukan penjemuran pembalap setiap pagi. Kandang pun harus lebih banyak terkena sinar matahari di pagi hari. (*)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

-7.550085110.743895