Ketika kelas ciblek mulai dibuka sekitar 3 tahun lalu di Bali, tidak serta merta publik kicauan Bali bisa menerima. Namun lambat laun, ciblek mulai mendapat simpati lantaran kelas tersebut pernah ramai sebelum ditutup lagi.
Pada sebuah kontes di Bali, kelas ciblek/prenjak mampu menembus 70 peršen peserta. Kini rata-rata mencapai 50 persen. Pada Lomba Minggu Pesona P2BS pekan lalu di Pasar Sanglah tercatat ada 20 burung dari 40 gantangan. Bertahannya kelas ciblek di tengah naiknya pamor cendet dan cucak ijo, tidak terlepas dan karakter ciblek sebagai burung petarung.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Gaya tempurnya yang begitu menarik penuh greget serta mudah membedakan yang terbaik menjadi daya tank tersendiri dan menghibur. “Menjadi tantangan tersendiri bisa menampilkan prenjak (ciblek) di lapangan,” terang Awi Sanglah.
Pemain yang seringkali mencetak ciblek jawara di Bali ini menambahkan, ciblek akan tetap bertahan meski kini kelas pleci mulai dibuka di Bali. Pasalnya, ciblek jika diperhatikan saat kontes tampak begitu lucu, menggemaskan dan penuh tantangan. Karena itu, ciblek pantas sebagai kelas hiburan yang diturunkan di sesi terakhir.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Terlebih tagi, kelas ini selalu dibuka dengan harga tiket yang murah meriah agar terjangkau oleh semua kalangan.
Kehadiran kelas prenjak/ciblek di setiap kontes, tambah Suripto dari Pendawa Enterprise Bali, tetap penting sebagai selingan di tengah ketegangan selama berlangsungnya lomba. Karena itu, ciblek tetap menarik terlebih lagi harga tiket selalu ditekan seminimal mungkin plus harga burung juga relatif murah.
Modal yang minim membuat peserta tidak terbebani terlalu berat untuk turun di kelas ciblek. Lagian, prenjak rata-rata menjadi burung peliharaan sebagai master. “Kami tetap menyediakan kelas prenjak (ciblek) meski kelas baru seperti pleci mulai kami buka di Bali,” tambah Suripto.
Kemasan EO yang selalu membuka kelas ciblek dengan harga tiket yang murah, terbukti mampu menarik minat kicau mania. Bahkan transaksi ciblek di Bali pernah menembus Rp 2,5 juta bernama Maling yang dibeli Mr. Fajar dalam ajang Bakti Persada 7 Agustus tahun lalu di lapangan Sesetan.
D’Yan Mengwi juga sempat me-takeover Rp 2 juta seekor ciblek. “Prenjak ciblek yang sudah tampil di posisi juara rata-rata harganya di atas Rp 2 jutaan,” papar Awi.
Namun tidak semua ciblek bisa dengan mudah ditampilkan. Jenis lokal Bali yang berdada kekuningan, kata Awi, kurang merniliki mental petarung. Ciblek asál Jember yang bagus; berdada putih keabu-abuan, lebih cenderung bermental tempur.
Rata-rata yang tampil di lapangan berasal dan Jember. Termasuk empat koleksinya yang di antaranya, Siska, pada Minggu Pesona tampil di posisi puncak. Bertahannya kelas prenjak/ciblek ditambah juga bisa dipakai untuk pemasteran membuat harganya relatif tinggi di pasaran.
Untuk seekor bakalan asal Jember sekitar Rp 300 ribu — Rp 400 ribu. Kalau mental tarungnya sudah kelihatan, harganya bisa melonjak dua kali lipat. Tetapi beberapa pedagang kagetan di Pasar Satria Denpasar juga seringkali menjajakan prenjak tangkapan liar. Harganya kisaran 25 ribuan tetapi tidak ada jaminan bertahan hidup.
Pilih yang bermental tarung
Bagi Awi Sanglah, jika memilih bakalan prenjak ciblek diusahakan yang punya mental tarung. Sedikit saja kelihatan begitu galak ketika bertemu lawan sudah ada tanda bahwa burung tersebut punya prospek ke depan.
Cuma, prenjak umumnya memperlihatkan mental tarungnya ketika umur di atas satu tahun. Kalau di bawah itu, rata-rata masih takut menghadapi lawan. Bahkan prenjak ciblek juga bisa nguncir ika musuh lebih agresif.
Selain harus cukup umur, prenjak ciblek yang bisa dipakai main, rata-rata merupakan peliharaan sejak anakan. Ciblek peliharaan dari anakan akan lebih jinak dan mudah terpancing jika digoda.
Salah satu koleksinya yang diturunkan di Jember merupakan burung peliharaan sejak piyik yang dilepas di areal rumah. Maka ketika dimasukkan ke sangkar, selain fisik lebih kuat karena terlatih di alam juga tetap jinak dan mudah menggacorkannya.
Suara ngebren merupakan tipikal yang diburu pembeli. Untuk memaksimalkan tampilan ngebren butuh dukungan perawatan yang maksimal. Perawatan prenjak ciblek, kata Awi sangat sederhana.
Makanan berupa voer kering dengan kroto selalu tersedia. Mandi setiap hari dilakukan burung di cepuk yang disediakan di dalam sangkar, serta dijemur sebentar. Prenjak ciblek sekali waktu mesti digoda agar sifat jinaknya tetap terjaga dan mental tarungnya juga terus tumbuh. (Bersambung)
Tulisan terkait dan catatan penting dari saya (Om Kicau):
- Trend burung ciblek (1): Di Jatim mulai menanjak
- Trend burung ciblek (2): Di blog tengah populer sejak lama
- Trend burung ciblek (3): Kaltim sedang fokus ke pleci
- Trend burung ciblek (4): Di Bali mendapat simpati
- Trend burung ciblek (5): Harga menanjak di Sukahaji
Catatan Om Kicau:
Artikel ini adalah serangkaian artikel dalam laporan utama di Tabloid Agrobis Burung Edisi terakhir (Edisi Minggu II April 2012).
Hanya saja, menurut saya, ada ketidakkonsistenan dalam pengistilahan burung prenjak dan/atau burung ciblek. Dalam laporan yang ditulis reporter di wilayah Jateng-DIY, Kaltim dan Bandung, mereka membedakan antara apa yang disebut ciblek dan prenjak. Sedangkan reporter wilayah Jatim dan Bali, menuliskan istilah prenjak sebagai sebutan untuk burung ciblek yang dimaksud/dikenal di Jateng/DIY dan blog barat termasuk Jakarta.
Dengan demikian, tulisan yang bersumber dari Agrobis Burung tersebut sudah saya ubah agar terjadi konsistensi isi/makna dari artikel pertama sampai terakhir.
Salam.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
om ulas ciblek gacor dirumah tapi tidak bekerja waktu lomba…begitulah penyakit utama ciblek yang bikin memilukan wkwkkwkwkw
klo mw jebak ciblek,pulut’a pulut app ?
sy punya 2 ciblek,gacornyaminta ampun…….sampai2 tetangga komplen