Dibanding even lomba burung lain dengan hadiah uang puluhan, belasan, bahkan ratusan juta, nilai rupiah yang ditawarkan Piala Raja sesungguhnya kecil, atau biasa-biasa saja. Kalau saja tak ada label Piala Raja, niscaya kemasan ini tidak telalu menarik.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Mau tahu lebih detil rahasia kenapa Piala Raja tetap bisa mempertahankan gengsinya dan menggiurkan semua kicaumania untuk ikut berpartisipasi? Ini dia hasil intipan omkicau.com langsung ke dapur panitia Piala Raja.
Menilik lomba burung bekalangan ini, yang makin jor-joran dalam hadiah materi, tidak membuat panitia Piala Raja ikut terpancing masuk ke wilayah itu. Menurut Mr Bagya SH, sisi yang ingin ditawarkan dalam Piala Raja bukan besarnya nilai rupiah atau materi.
“Jangan salah paham, saya tak mengatakan soal hadiah rupiah atau materi tidak penting loh. Sebab, untuk era sekarang sepertinya memang tak ada lomba burung tanpa hadiah uang. Hanya saja, di Piala Raja itu sifatnya pelengkap saja, bukan hal yang utama. Karena itu, kita membuat dalam batas-batas wajar, pantas, dan tidak berlebihan,” ujar ketua PBI Bantul itu.
Bukan sembarang trophy
Hal yang sama dikuatkan oleh Sigit Del, bagian kreatif dan media. Piala Raja itu sudah identik dengan prestise, gengsi, yang antara lain diwujudkan dalam bentuk supremasi piala atau trophy.
“Bukan sembarang trophy, sebab Mahkota Raja itu tidak bisa dibeli atau pesan di tempat umum, tidak ada yang jual. Trophy ini hanya ada dikeluarkan oleh keraton, misalnya sebagai hadiah atau oleh-oleh tamu resmi yang dihormati oleh keraton, seperti kepada tamu Negara dan lainyan yang dinilai agung. Jadi Artinya, peserta dan kemudian pemenang Piala Raja itu dianggap sebagai tamu Agung dari keraton, sehingga layak mendapatkan hadiah Mahkota Raja. Benar-benar tidak sembarangan. ”
Di luar soal wujud fisik berupa trophy, Piala Raja juga merupakan arena untuk menunjukkan eksistensi, siapa sesungguhnya burung terbaik di jagad kicaumania ini, tentu saja menurut jenis atau kelasnya masing-masing. Belum jadi juara di Piala Raja, belum lega, belum lengkap, dan belum bisa disebut sebagai JUARA SEJATI.
Secara umum, hingga saat even yang benar-benar diakui secara luas sebagai even NASIONAL dan mewakili peserta dari seluruh daerah, kelompok, dan kategori lainnya, adalah Piala Raja. Semua orang ingin berbondong-bondong ke sini.
Bahkan, bagi yang burungnya tidak siap sekalipun, tetap merasa wajib hadir di arena, baik untuk sekadar ketemu dengan rekan-rekan dari seluruh tanah air, atau ingin menyaksikan secara langsung burung-burung paling top, dahsyat, dan istimewa untuk tahun ini menurut jenisnya masing-masing.
Ditunggu kehadirannya
Sejak sebelum era hadiah uang, Piala Raja sudah menjadi even yang memiliki gengsi tinggi. Sejarah dan reputasi yang panjang itu, hinga kini, membuat Piala Raja menjadi semakin tinggi nilainya, dan paling ditunggu-tunggu kehadirannya.
Jangan dilupakan, nilai dari berkumpulnya seluruh kicaumania dari semua kalangan, baik asal daerah, suku, golongan, ekonomi, dan sekat-sekat pemisah lainnya, juga membuat even Piala Raja semakin bernilai tinggi.
“Unsur silaturahmi selalu memberikan nilai dan nuansa yang tinggi, menambah orang semakin ingin datang, dan hal-hal seperti ini selalu kita jaga sebab memang tidak bisa dinilai dengan uang,” imbuh Bagya.
Mereka-mereka yang pernah merasakan aura Piala Raja, biasanya akan langsung memesan tiket seawal mungkin, sebab mereka memang tak mau kehilangan momen yang begitu istimewa. Itu sebabnya, Yamaani Nahdi dari Jakarta misalnya, selalu langsung memesan tiket tanpa menunda-menunda begitu tahu panitia sudah mulai membuka “LOKET”.
Tips cerdas hindari calo tiket
Bicara soal fakta dalam angka, semua gelaran Piala Raja selalu ramai, tak ada yang sepi. Semua kelas yang favorit juga selalu penuh. Bahkan, banyak dari mereka yang tak kebagian tiket, terpaksa harus “minta-minta” kepada peserta lain agar bisa dibeli, bila perlu dengan harga berlipat-lipat.
Di tahun-tahun berikutnya, situasi ini kemudian ada yang sengaja memanfaatkan sebagai ajang bisnis. Ada “peserta” yang sengaja memesan burung-burung yang diketahuinya bakal ramai, dengan niatan untuk dijual kembali. Bahasa yang tepat untuk menggambarkan hal ini – mohon maaf, ya calo.
Panitia, dari tahun ke tahun, mengaku tidak menutup mata ada praktek ini. “Yang kami lakukan, adalah mencoba melakukan penyaringan. Kalau kami tahu atau kebetulan kenal dengan si pemesan, orang itu misalnya tak punya burung jenis A, kok pesan tiket jenis itu dan jumlahnya berlebihan, pasti tidak semua kami berikan. Tentu saja, tak bisa menghindari 100 persen, sebab prinsipnya kami melayani mereka yang memesan lebih awal. Asal sesuai dengan ketentuan, kami layani, tapi kalau kami curiga karena tidak wajar, akan coba kami kroscek sebisa mungkin,” terang Yosi, bagian pemesanan tiket.
Lantas, adakah resep menghindari beli tiket ke calo atau peserta lain dengan harga berlipat? “Cara paling cerdas adalah segera memesan lebih awal, dan segera diamankan dengan cara membayar via transfer, kemudian mengkonfirmasi pembayarannya ke kami. Prinsip simpelnya, lebih baik membatalkan, bila di kemudian hari burung tidak siap, atau ada acara mendadak. Sebab, membatalkan jauh lebih gampang daripada mencari-cari tiket yang sudah habis,” tandas Samsulhadi, ketua Pelaksana PIala Raja.
Puncak pesanan tiket
Puncak pesanan tiket diperkirakan akan terjadi mulai Rabu depan, 20 Juni. Itu setelah iklan kedua terbit, yang kemungkinan juga akan diisi dengan data posisi tiket terakhir.
Begitu melihat posisi atau tabulasi tiket terakhir, di mana ada yang sudah habis, sementara yang lain sudah menipis, barulah akan menyadarkan sebagian kicaumania yang hingga kini belum memesan tiket di Pia Raja.
Omkicau.Com sementara ini baru merilis data nama pemesan, namun dalam waktu dekat juga akan merilis posisi tiket di tiap kelasnya, berapa sudah terbeli dan berapa masih tersisa. (Waca-Jogja)
Artikel ini didukung oleh:
SKL BF – Pusat Penangkaran dan Agrowisata Burung |
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Wah jadi pengen nonton Piala Raja nih