BIAYA OPERASIONAL PER LATBER
Berapa biaya operasional untuk mengadakan latihan bersama (latber) burung? Angkanya tentu relatif, tergantung berapa biaya yang diberikan kepada kru / panitia, termasuk supervisor, korlap, juri, petugas ticketing, kasir / keuangan, petugas rekap nilai, penulis piagam / sertifikat, petugas keamanan, petugas setting / cabut bendera, pengecek gantangan, dan sebagainya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ada juga komponen biaya pemasangan iklan, konsumsi panitia, dan lain-lain. Berikut ini estimasi biaya operasional untuk menyelenggarakan satu kali latber, yang disusun sesuai dengan kondisi umum rata-rata saat ini.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Dari tabel di atas terlihat bahwa biaya operasional per latber sebesar Rp 4.625.000. Angka ini pun bisa berubah menurut kebutuhan dan perhitungan Anda sendiri, karena saya hanya menjelaskan gambaran umumnya saja.
Kita belum melihat jenis burung apa saja yang dilombakan, dan berapa macam tiket yang akan dijual EO latber kepada calon peserta. Kita juga belum memperhitungkan apakah latber ini disokong oleh seorang atau beberapa donator, serta satu atau beberapa sponsor.
Jumlah sesi per latber
Sekarang kita mengasumsikan Anda ingin melombakan delapan jenis burung. Misalnya lovebird, murai batu, kacer, kenari, cucak hijau, cucak jenggot / kapas tembak, pentet, dan pleci.
Kemudian Anda menentukan jenis tiket yang dijual. Biasanya dalam even latber terdapat sedikitnya dua kelas sesuai dengan harga tiket. Kelas utama seharga Rp 30.000 dan kelas lainnya seharga Rp 20.000. Hal ini lazim dijumpai dalam latber-latber di Pulau Jawa. Untuk luar Jawa, harga tiket mungkin bisa dinaikkan sedikit mengingat biaya hidup antara Jawa – luar Jawa memang berbeda.
Apabila terlalu mahal, biasanya kicaumania enggan datang, apalagi latber yang diadakan oleh EO baru. Apalagi jika datang pertama dan kecewa dengan pelayanan Anda, tentu mereka benar-benar tidak mau datang lagi. Lain halnya jika Anda mampu terus berinovasi dan berimprovisasi, sehingga setiap peserta mengakui bahwa latber yang ini beda, unsur persaudaraannya menonjol, panitianya komunikatif dan kreatif, dan sebagainya.
Oh ya, Anda bisa menamakan kelas utama dan kelas lainnya sesuai dengan keinginan masing-masing. Misalnya EO Anda bernama Om Kicau, yang digawangi Om Duto. Anda bisa menamakan kelas utama dengan Kelas Om Kicau, dan kelas lainnya dengan nama Kelas Om Duto, atau sebaliknya.
Jadi ada dua data penting untuk menentukan jumlah sesi dalam setiap latber, yaitu jumlah jenis burung yang dilombakan dan jenis tiket yang disediakan. Karena ada 8 jenis burung dan 2 jenis tiket, kita tinggal mengalikannya untuk mendapatkan jumlah sesi (8 x 2 = 16).
Jumlah sesi bisa Anda sesuaikan sendiri. Misalnya, kenari hanya dilombakan di kelas utama, dan tidak dilombakan pada kelas lainnya. Sebaliknya pleci tidak dilombakan di kelas utama, hanya di kelas biasa. Ini sekadar contoh, bahwa tidak semua jenis burung dilombakan di semua kelas.
Jumlah 16 sesi dianggap ideal dalam latber yang dimulai sore (pukul 14.00). Kalau terlalu banyak, latber bisa berakhir selepas maghrib (tidak baik untuk burung dan perawat/pemiliknya). Ada yang berpendapat jumlah sesi dalam latber minimal 14 dan maksimal 18 sesi.
==============
Rangkaian tulisan Panduan Menjadi EO Latber Burung:
- Modal awal mendirikan EO latber
- Biaya operasional per latber
- Biaya operasional per sesi latber
- Estimasi pemasukan hasil penjualan tiket
- Skema pembagian hadiah
- Contoh pemasukan dan penerimaan latber
- Estimasi titik impas / BEP per sesi latber tanpa sponsor
- Estimasi titik impas / BEP per sesi latber dengan sponsor
- Titik impas untuk EO latber
- Penutup: Waktu penyelenggaraan latber