Senin pekan lalu, Ahmad Kosasih pulang dari Lampung ke Jakarta sambil membawa kacer Nakula yang baru dibelinya dari seorang kolega. Tiga hari kemudian langsung dicoba dalam latberan BnR di Cijantung, dan masuk lima besar. Sabtu (8/6) lalu, dia kembali menjajal Nakula dalam even di kawasan Pepaya, Jakarta Selatan, dan sukses juara 1. “Birahinya tinggi sekali, sehingga selepas sore atau menjelang malam harus dimandikan,” kata Ahmad.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Persaingan kelas kacer di Jabodetabek tidak kalah seru dari murai batu. Dalam setiap even, gantangan kerap dipenuhi peserta. Jawara-jawara baru pun bermunculan, baik di even lokalan maupun lomba besar. Salah satunya adalah Nakula, yang menjadi juara 1 di Pepaya, Jakarta Selatan.

Kacer Nakula: Lima hari di Jakarta langsung moncer di dua even.

Kacer debutan ini memiliki kinerja dan gaya ciamik di lapangan, yang sontak menarik perhatian juri dan penonton. “Ini burung baru yang saya dapatkan dari seorang teman di Lampung,” ungkap Ahmad.

Nakula sudah beberapa kali teruji dalam berbagai even di Lampung. Tetapi berlaga di Jabodetabek ya baru dua kali, masing-masing di Cijantung dan Pepaya. Hanya lima hari sejak tiba di Jakarta, Nakula sudah langsung moncer.

Sebagaimana kacer berprestasi pada umumya, Nakula memiliki kualitas suara dengan speed rapat dan volume tembus, dengan isian beragam mulai dari lovebird, cucak jenggot, burung gereja tarung, siri-siri, hingga serindit.

“Tetapi senjata andalan yang paling menonjol adalah suara tembakan burung gereja, siri-siri, dan serindit. Kalau ketiga tonjolan itu sudah keluar, suaranya pasti tembus,” kata Ahmad.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Perlakuan untuk kacer Nakula

Ahmad Kosasih

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Selama ini, Ahmad Kosasih memang dikenal sebagai salah seorang pengorbit kacer jawara. Nah, bagaimana dia mendandani Nakula sehingga dalam waktu singkat dapat melesat di urutan juara?

Ahmad menjelaskan, untuk perawatan harian, dia cukup menyediakan 2 ekor jangkrik pada pagi hari dan 2 ekor lagi pada sore hari. Hal itu dilakukannya sejak Senin hingga Kamis.

“Mulai Jumat, atau H-2, porsi jangkrik dinaikkan menjadi dua kali lipatnya. Selain itu ada menu pelengkap berupa sejumput kroto segar. Kalau sudah di lapangan, biasanya ditambah lagi 5 ekor jangkrik dan 5 ekor ulat hongkong,” jelas Ahmad.

Perlakuan lainnya di lapangan, kerodong harus dibuka sebelum burung digantang. Ini dilakukan cukup beberapa menit saja. Jika burung sudah melihat lingkungan di sekitar lapangan, kemudian mengepakkan sayapnya dan bunyi sebentar, burung dikerodong kembali sebelum digantang.

Menurut Ahmad, Nakula termasuk kacer dengan kondisi birahi yang tinggi. Padahal setelan extra fooding (EF) sangat simpel, hanya jangkrik dengan pola 2-2. Karena itu, keseimbangan birahi harus terjaga setiap hari.

Jika kondisi birahi tinggi ini tidak terjaga dengan baik, burung bisa over birahi (OB) dengan berbagai implikasinya seperti mbedesi, sering turun tangkringan, ngeruji, stres, dan akhirnya malas bunyi.

Untuk menjaga kestabilan birahi Nakula, sehingga tetap dalam kondisi optimal (tidak berlebihan), Ahmad Kosasih meneruskan pola perawatan pemilik lama. “Jadi selepas sore, atau menjelang malam, Nakula harus dimandikan agar birahinya turun,” ungkap Ahmad. (d’one)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.