Tips kali ini berasal dari Om Dodi Irawan. Anggota Paskhas TNI AU di Bandung, dengan pangkat letkol, ini juga dikenal sebagai penggemar burung. Bukan sekadar penggemar, tetapi juga sudah lama menangkar murai batu (MB) dan cucakrawa (CR) di rumahnya, Jalan Cessna 1 No 2 Block C Lanud Sulaiman, Margahayu, Bandung. Om Dodi ingin berbagi pengalaman dalam menangkar MB dan CR, khususnya saat meloloh anakan.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Letkol Dodi Irawan

Menurut Om Dodi, dalam penangkaran murai batu maupun cucakrawa, setiap breeder memiliki dua pilihan. Pertama, membiarkan perawatan piyikan kepada induknya sampai bisa makan sendiri. Keuntungannya, breeder relatif tidak terlalu repot.

Risikonya, produktivitas indukan relatif rendah, karena induk betina baru bisa bertelur lagi setelah anaknya memasuki masa lepas sapih. Selain itu, pertumbuhan piyik-piyik biasanya tak bisa seragam, karena induk cenderung meloloh lebih dulu anaknya yang menetas paling awal.

Kedua, memanen anakan pada umur 5-7 hari. Keuntungannya, produktivitas induk meningkat, dan piyik-piyik pun memiliki laju pertumbuhan badan yang hampir sama. Risikonya, jika kurang teliti dalam meloloh anakan, burung bisa kelaparan atau justru kekenyangan yang sama-sama berakibat kematian.

“Kalau umurnya kurang dari satu minggu, anakan mesti diloloh setiap satu jam sekali. Tapi kalau umurnya sudah dua minggu, aktivitas meloloh bisa dilakukan dua jam sekali. Jika umurnya tiga minggu, frekuensi pelolohan bisa dikurangi menjadi tiga jam sekali, atau empat jam sekali,” kata Om Dodi.

Pada umur 4 minggu, anakan sudah mulai bisa makan sendiri. Sebenarnya sudah tidak perlu lagi diloloh. Namun untuk mempercepat pertumbuhan anakan, anakan bisa juga tetap diloloh, tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore.

Dodi Irawan bersama cucakrowo umur 3 bulan yang jinak.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Bahan lolohan untuk MB dan CR

Untuk bahan lolohan anakan MB dan CR, ada dua alternatif yang bisa dilakukan para penangkar. Pertama, murni menggunakan voer halus yang dicampur dengan air hangat, lantas diaduk-aduk sampai menjadi adonan yang rata.

Yang kedua, adonan dibuat dari campuran voer halus, kroto, dan cacing. Cacing cukup 1-2 ekor, dipotong kecil-kecil. Sedangkan voer dan kroto secukupnya. Yang penting adonan untuk lolohan ini harus habis. Jadi, silakan membuat takaran sendiri, yang disesuaikan dengan jumlah anakan. Kalau anakan sudah kenyang, dan makanan tersisa, sebaiknya langsung dibuang.

“Bagi yang belum berpengalaman memang harus hati-hati ketika meloloh anakan. Yang penting, perhatikan batas kekenyangan anakan. Sebab anakan murai batu maupun cucakrowo itu sering membuka paruhnya, terutama saat merasakan sesuatu gerakan,” jelasnya.

Anakan murai batu (kiri dan tengah) dan anakan cucakrowo umur 2 minggu.

Jadi, buka paruh itu tak selalu menandakan anakan kelaparan. Ketika kita tidak mengetahui hal ini, kemudian terus melolohnya, tahu-tahu burung sudah kekenyangan. Akibatnya, piyikan bisa mati akibat kekenyangan.

Untuk melihat apakah anakan sudah kenyang atau belum, sebaiknya periksa temboloknya atau crop. Kalau tembolok sudah terisi (tidak kosong, juga tak penuh), sebaiknya lolohan dihentikan.  Nanti, satu jam lagi, bisa diloloh kembali.

“Jadi anakan murai batu dan cucakrowo itu sebenarnya tak perlu kenyang, tetapi cukup sekadar temboloknya terisi alias tidak kosong.​ Asalkan kita rutin meloloh secara berkala, sesuai dengan umur burung, maka anakan tidak akan kelaparan. Ya, seperti manusialah. Lebih baik perut terisi, meski sedikit, daripada sekali makan langsung banyak,” tutur Om Dodi.

Apabila anakan sudah berumur 2 bulan, jenis pakan mulai dipisah. Om Dodi biasa memberikan pakan kepada murai batu trotolan berupa voer, kroto, dan jangkrik. Adapun cucakrowo diberi pakan berupa pisang, kroto, dan jangkrik.

Begitu telatennya Om Dodi, maupun perawatnya, dalam mengelola anakan MB dan CR, sampai-sampai burung menjadi sangat jinak. Ia sering mengumbar anakan cucakrowo dan murai batu di halaman, tanpa dimasukkan dalam sangkar.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Cucakrowo umur 3 bulan dibiarkan bebas di halaman,
Anakan cucakrowo dan murai batu hidup rukun di halaman.
Jika sudah jinak, burung tak pernah takut dengan manusia.

“Burung-burung ini sudah jinak sekali. Seperti halnya ayam, meski dilepas di halaman, mereka akan masuk sendiri ke dalam sangkarnya,” kata Om Dodi.

Tips dari Om Dodi bukan hanya bisa dipraktikkan rekan sesama penangkar, khususnya pemula, tetapi juga oleh kicaumania yang membeli anakan MB atau CR. Sebagian kicaumania memang lebih senang membeli burung sejak masih anakan, karena burung bisa dilatih sejak dini, lebih mudah jinak, dan nantinya bisa lebih gacor.

Menangkar murai batu asal Petaling

Om Dody sudah mengoleksi 7 pasang induk MB dan 2 pasang induk CR.

Om Dodi lahir di Jambi. Dia teringat di daerahnya ada kawasan yang dikenal sebagai penghasil murai batu jawara. Namanya Desa Petaling Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi. Namun, penangkapan murai batu di alam liar yang terjadi bertahun-tahun membuat populasinya menurun drastis.

Melihat kondisi tersebut, Om Dodi berupaya menangkarnya meski baru memperoleh sepasang murai asli Petaling. Sebagian pasangan indukan berasal dari daerah berbeda. Beberapa murai jawara asal Petaling dia kawinkan dengan murai batu betina asal Medan.

“Saya beli beberapa induk betina dari pasar burung di Medan. Namun induk jantannya berasal dari Jambi, termasuk dari Petaling, dan semuanya sudah pernah memenangi lomba,” ujarnya.

Saat ini, sudah ada tujuh pasang indukan murai batu dan dua pasang indukan cucakrowo, yang semuanya sudah berproduksi. Untuk sementara, penangkaran ini hanya untuk hobi semata. Om Dodi belum berfikir untuk menjadikannya sebagai usaha sampingan.

Kandang indukan cucakrowo

“Memelihara dan menangkar burung bisa membuat fikiran segar kembali,” tuturnya. Ya, apalagi menjadi anggota Paskhas TNI-AU membutuhkan konsentrasi tinggi. Korps ini diisi oleh tentara-tentara pilihan, sebagaimana Kopassus di TNI-AD. (Kelana Lana)

Dodi Irawan dalam aktivitas kemiliterannya di Paskhas TNI-AU.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.