Tledekan secara teknis merupakan burung petarung yang sangat menarik untuk dilombakan. Tetapi, sudah beberapa tahun ini, pamornya terus merosot, tergeser oleh jenis burung lain bahkan “burung baru” seperti pleci. Beberapa penyebabnya antara lain sulitnya menampilkan tledekan di lapangan, serta sulitnya menjaga performa tledekan yang sudah gacor dan nancep. Berikut ini tips menjaga / mempertahankan performa tledekan versi Om Cristian dari Faleno Gallery Bali.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Kelas tledekan yang belakangan ini cenderung sepi.

Om Cristian memiliki beberapa tledekan mapan dan langganan juara, seperti Marcopolo dan Ojolali. Menurut dia, kondisi lomba kelas tledekan di Bali sama seperti di Jawa, yang dapat dikatakan hampir mati suri. Beberapa kendala seperti disebutkan di atas menjadi penyebab mengapa kelas ini sepi dari peserta.

Padahal, ada beberapa tips untuk menjaga performa tledekan sehingga tetap gacor dan nancep atau nagen di atas tangkringan. Apabila kendala ini bisa diatasi, dia yakin masa depan kelas tledekan bakal cerah kembali seperti dulu. “Meski sulit menampilkan tledekan di lapangan, saya yakin kelas ini akan ramai kembali. Hanya tinggal menunggu waktu,” katanya, seperti dikutip Agrobur.

Cristian: Perlu trik menstabilkan performa tledekan. (Foto: Agrobur)

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Tips mencari bakalan tledekan

Tledekan nancep.

Burung yang bagus merupakan kombinasi antara perawatan dan materi dasarnya. Untuk materi, Om Cristian memberikan beberapa tips mencari bakalan tledekan yang bagus, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

  • Kepala besar, tetapi bodi kecil memanjang.
  • Paruh tebal.
  • Mata lebar.

“Bakalan tledekan dengan ciri-ciri seperti ini biasanya condong (cenderung) nyeklek, terutama kalau dibarengi dengan perawatan yang benar,” kata Om Cristian.

Makin muda umur burung bakalan yang diperoleh, makin besar pula peluangnya untuk “dicetak” jadi burung jawara. Misalnya, bahan diperoleh ketika masih piyikan atau masih diloloh.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Bagaimana jika tidak bisa mendapatkan piyikan tledekan? Anda boleh berpaling ke alternatif lainnya, misalnya membeli burung setengah jadi. Hanya saja, burung setengah jadi itu sudah jinak dan punya karakter nyeklek. Jangan pikirkan dulu soal volume suara dan irama, karena bisa dicetak kemudian.

Dengan perawatan yang baik dan benar, tledekan bahan ini kelak punya peluang lebih besar menjadi burung jawara, yang penampilannya selalu nancep dan rajin bunyi.

Setelan EF harus tepat

Performa tledekan sering tidak stabil.

Mengikuti kebiasaan di alam liar, perawatan harian tledekan tidak bisa dipisahkan dari extra fooding (EF) seperti kroto, jangkrik, ulat hongkong, dan cacing. Jika dibedah nutrisinya, semua jenis EF sangat kaya protein.

Protein, bagi sebagian besar burung lomba, bagaikan dua sisi mata uang. Kalau kekurangan, burung mengalami malnutrisi yang berakibat sulit bunyi. Jika terlalu berlebihan, burung bisa mengalami over birahi (OB). Dampaknya, burung justru tidak bisa nampil.

Itu sebabnya, diperlukan setelan EF secara tepat agar birahi dalam kondisi optimal: tidak kekurangan maupun terlalu berlebihan. Setelan EF secara tepat mungkin baru dapat diperoleh melalui beberapa kali eksperimen, dan itu tergantung dari karakter burung masing-masing.

Berikut ini perawatan dan setelan EF yang biasa dilakukan Om Cristian terhadap salah satu tledekan andalannya, Ojolali :

  • Pagi hari, kerodong dibuka, burung dikeluarkan, kemudian diberi kroto segar secukupnya dan 5 ekor jangkrik.
  • Siang hari, burung full kerodong.
  • Sore menjelang mahgrib, kerodong kembali dibuka.
  • Burung dimandikan dalam karamba, sambil diberi 5 ekor jangkrik lagi.
  • Usai mandi, burung dianginkan (istilah Om Cristian diembunkan) hingga pukul 22.00.
  • Setelah dianginkan, burung dimasukkan ke gantangan harian dan dikerodong sampai pagi.
  • Setiap Jumat, menu pakan ditambah 1 ekor cacing
  • Setiap Sabtu, burung diberi 5 ekor ulat hongkong yang masih berwarna putih (muda).

Kebiasaan Om Cristian memandikan burung pada sore hari, dan tak pernah dilakukan pada pagi hari, itu berdasarkan beberapa kali setingan yang pernah diterapkan pada Ojolali. Ternyata, inilah setelan yang paling tepat.

“Intinya, pemandian pada sore hari efektif untuk meredam birahi tledekan akibat mengkonsumsi EF cukup banyak, terutama jangkrik (5-5). Selain itu, ada menu cacing setiap Jumat dan UH putih setiap

Sabtu,” kata Om Cristian.

Dengan metode seperti itulah, dia mampu melahirkan beberapa gaco tledekan seperti Marcopolo, Ojolali, dan sebagainya. Tips ini sekaligus mampu menjaga performa burung sehingga tetap stabil di lapangan, dan selalu nancep.

Selama ini banyak keluhan dari para penggemar tledekan, burung yang semula nancep tiba-tiba bisa berubah menjadi liar kembali. Hal ini antara lain akibat kesalahan dalam perawatan, apalagi tledekan termasuk burung yang mudah stres.

Sebagai penutup, Om Cristian juga berpesan kepada TL mania, agar jangan sekali-sekali menyimpan beberapa tledekan di rumah dalam sangkar yang digantang saling berdekatan. Masing-masing harus disimpan dalam ruangan terpisah, atau saling berjauhan agar tledekan tidak melihat burung sejenis atau mendengar suaranya.

Sebab, jika sangkar digantang berdekatan, akan melemahkan sifat petarungnya. Tledekan biasanya akan sering melompat-lompat, sehingga menjadi kebiasaan di lapangan dan tidak bisa nancep, yang selama ini banyak dikeluhkan pemilik tledekan.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.