Ucapan ini terlontar dari mulut Om Fauzi yang mukim di Banyuwangi. Ia bisa mengatakan seperti itu, karena memang sudah membuktikan sendiri. Berbeda dari breeder pada umumnya, Om Fauzi tidak / belum memiliki niat mengkomersilkan usaha penangkarannya. “Saya menangkar, hanya untuk turut serta dalam menyelamatkan tledekan dari ancaman kepunahan,” kata Om Fauzi, seperti diberitakan Tabloid Agrobur edisi pekan ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Semoga cerita ini menggugah TL mania
Nasib tledekan sebagai burung lomba saat ini tidak berbeda dari cucakrowo. Sebagian besar event organizer (EO) sudah tidak membuka lagi kelas tledekan. Kalaupun dibuka, jumlah pesertanya sangat minim.
Pernah terjadi peristiwa yang memilukan, dan Om Kicau pernah menulisnya di sini. Dalam even 4th Anniversary PBBK Krajan, 13 Januari lalu, panitia sebenarnya sudah membuka kelas tledekan. Om Kicau juga membantu woro-woro beberapa pekan sebelum lomba.
Namun, apa yang terjadi? Ketika lomba akan dimulai, hanya ada dua peserta yang membawa burung tledekan. Karena jumlahnya tak memenuhi syarat, dengan terpaksa kelas tledekan ditiadakan.
Tentu dua peserta yang sudah membawa tledekan kecewa. Panitia juga kecewa. Mungkin juga, para TL mania juga kecewa, setragis inikah nasib burung tledekan? Padahal suara oke (coba dicek kembali audio tledekan di sini). Rupa atau penampilan fisiknya juga oke, mirip-mirip murai batu dalam ujud mini. Ah, apa sih yang salah pada burung ini?
Padahal lagi, tledekan merupakan salah satu burung lomba primadona pada era 1990-an, bersama cucakrowo yang kini senasib, serta anis kembang yang belakangan juga makin sepi peminat.
Tabloid Agrobur menyebutkan, berdasarkan kasak-kusuk di kalangan TL mania, keberadaan tledekan di alam liar memang terus menyusut. Akibatnya, makin sedikit kicaumania yang memeliharanya. Hal ini terkait dengan minimnya penggemar burung kicauan yang mau menangkarnya.
Sepanjang tidak ada peningkatan jumlah penangkar tledekan, maka kita hanya dapat menunggu dua kemungkinan saja. Pertama, EO benar-benar tak mau membuka lagi kelas tledekan. Kedua, semoga tak akan terjadi, tledekan benar-benar lenyap di alam liar.
Sejauh ini ada dua even besar yang masih mau membuka kelas tledekan, dan keduanya selalu digelar di Jogja, yaitu Piala Raja dan Valentine PBI. PBBK Krajan pimpinan Om Bayu juga bermarkas di Jogja, tepatnya di Desa Krajan, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.
Berangkat dari kondisi itulah, maka apa yang dilakukan Om Fauzi di Banyuwangi perlu dicontoh para TL mania lainnya. Kabar gembira sudah diembuskannya, bahwa menangkar tledekan itu gampang. Ia tak sekadar bicara, melainkan sudah membuktikannya sendiri.
Kalau Anda berminat, ikuti tips penangkaran tledekan ala Om Fauzi, sebagaimana diekspose dengan sangat baik oleh Tabloid Agrobur No 701 – Minggu IV Oktober 2013.
Kandang penangkaran tledekan
Om Fauzi membuat sendiri kandang penangkaran tledekan, dengan ukuran panjang 1,5 m, lebar 1,5 m, dan tinggi 2 m. Meski Agrobur tidak menyertakan gambar kandang penangkaran, tidak sulit bagi calon breeder untuk membuatnya, karena tidak jauh berbeda dari kandang penangkaran cucakrowo dan murai batu.
Atau, silakan lihat gambar di bawah ini, kandang penangkaran tledekan milik Om Bambang Iswanto, yang bisa menjadi acuan bagi Anda :
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Kandang dilengkapi dengan kotak sarang (bahan tripleks), dan wadah pakan terpisah masing-masing untuk menempatkan voer, cacing tanah, dan kroto. Untuk kotak sarang, Anda bisa membuat 2-3 unit yang diletakkan dalam lokasi berbeda. Biarkan induk tledekan memilih kotak sarang yang disukainya, karena akan meningkatkan rasa nyaman.
Kotak sarang diisi dengan bahan-bahan sarang, seperti daun cemara kering dan jerami padi, dengan jumlah secukupnya. Anda bisa menyusunnya, meski tidak perlu terlalu rapi. Sebagian bahan sarang, dalam jumlah lebih banyak, ditebarkan di lantai kandang.
Nanti, kalau induk betina mau bertelur, dia akan mengangkut bahan sarang ke kotak sarang. Teknik menebarkan bahan sarang ke lantai sekaligus bertujuan untuk merangsang burung segera kawin dan bertelur.
Proses penjodohan calon induk
Kandang penangkaran baru digunakan jika kedua calon induk, yaitu burung jantan dan betina, sudah berjodoh. Proses penjodohan tledekan seperti pada burung kicuaan lainnya. Dalam hal ini, burung betina dan jantan dimasukkan dalam sangkar terpisah. Kedua sangkar kemudian didekatkan, dalam posisi saling menempel, sehingga kedua burung bisa mengenal satu sama lain.
Ketika burung masih di dalam sangkar masing-masing, Om Fauzi memberikan pakan berupa voer dan extra fooding (EF). “Pilihlah voer dengan kadar protein sedang, sekitar 12-18 persen,” jelas Om Fauzi.
Voer diberikan secara ad libitum, alias selalu tersedia dalam cepuknya. Namun setiap dua hari sekali harus ganti voer yang baru, agar kondisinya selalu segar. Jadi, kalau dalam dua hari voer masih sisa, sebaiknya dibuang saja.
Bagaimana dengan EF? Dalam hal ini, Om Fauzi memberikan tiga jenis EF, yaitu jangkrik, kroto, dan cacing tanah, yang dimasukkan dalam wadah berbeda. Ketiga EF ini juga harus selalu tersedia. Begitu habis, harus segera diisi dengan yang baru.
Dengan metode inilah, burung jantan dan burung betina di dalam sangkar akan mengalami kenaikan birahi yang signifikan, yang akan membuatnya cepat berjodoh, dan bisa segera kawin.
Anda juga bisa menambahkan BirdMature, untuk memastikan birahi burung betina dan jantan yang optimal, sekaligus kelak akan bermanfaat dalam meningkatkan fertilitas dan daya tetas telur, serta meningkatkan derajat kesehatan anakan yang baru menetas.
Tidak ada patokan berapa hari kedua burung akan berjodoh. Yang penting, Anda mampu mengenali ciri-ciri burung yang berjodoh. Misalnya, kedua burung selalu terlihat berdekatan, termasuk ketika tidur di malam hari dan saat istihahat. Keduanya juga memilih bertengger di pojok perbatasan kedua sangkar.
Kalau sampai 7 hari belum terlihat tanda-tanda berjodoh, sebaiknya bersabar dan bertahan, minimal terus menunggu hingga 1 minggu berikutnya. Bisa jadi, pada hari ke-3, burung sudah berjodoh. Jadi, semuanya tergantung situasi dan kondisi. Sepanjang Anda sudah melakukan cara yang dilakukan Om Fauzi, jalan menuju keberhasilan sudah makin dekat.
Apabila kedua burung ini sudah berjodoh, segera masukkan ke kandang penangkaran yang telah disiapkan, termasuk kotak sarang dan bahan sarang yang ditebar di lantai kandang.
Nah, kalau kedua burung tetap rukun ketika disatukan dalam kandang penangkaran, tunggu saja saatnya mereka kawin dan induk betina bertelur. Menurut pengalaman Om Fauzi, induk betina baru bertelur beberapa minggu setelah berada di dalam kandang. Induk betina akan menghasilkan 4-6 butir telur, yang akan dierami selama 12 hari.
Panen umur 6-12 hari
Ketika anakan sudah menetas, Om Fauzi membiarkan induk tledekan merawat anaknya selama 6-12 hari. Setelah itu, piyik diangkat bersama sarangnya ke sangkar terpisah, yang bagian atasnya diberi lampu bohlam 5 Watt sebagai penghangat. Bagi pemula, dianjurkan memanen pada umur 12 hari.
Pemisahan anakan dari induknya dimaksudkan supaya perawatan anakan lebih maksimal, dan induk bisa kembali berproduksi. Jika anak sudah dipanen, maka Anda harus kembali mengisi kotak sarang dengan bahan sarang seperti daun cemara kering dan jerami padi, seperti penjelasan terdahulu.
Anakan dirawat dalam sangkar selama 1 bulan. Bahan lolohan untuk anakan tledekan dapat diracik sendiri, dengan mencampurkan voer dan kroto, dan dibasahi dengan air hangat secukupnya.
Pada umur 15 hari, burung sudah dapat dipasangi ring pengenal. Setelah itu, pada umur 20-25 hari, anakan tledekan sudah bisa makan sendiri, sehingga tidak perlu diloloh lagi. Burung bisa dipindah ke sangkar masing-masing, di mana setiap sangkar hanya diisi seekor burung saja.
Sampai di sini, Anda bisa langsung menjualnya, atau mau memaster selama 2 bulan sebelum dijual ke pasar. Selamat mencoba!
Catatan Om Kicau
Sebagai referensi pembanding, Anda bisa membuka artikel penangkaran tledekan yang dilakukan Om Bambang Iswanto di sini.
Untuk referensi lain mengenai burung tledekan, silakan klik beberapa link di bawah ini:
- Tledekan, riwayatmu kini
- Mengenal burung tledekan terpopular
- Perawatan Killer, tledekan jawara papan atas
- Tledekan berbakat / mudah nyeklek
- Audio tledekan: Simulasi lomba dan masteran
- Menjaga performa tledekan ala Christian