Sejak Januari lalu hingga akhir November 2013, kicaumania senior Eko Cikande sudah menghabiskan uang sekitar Rp 700 juta untuk belanja burung-burung jawara dari berbagai blok di Jawa. Perburuan burung jawara pun belum berakhir, karena kacer Prahara milik Wewe Angga pun menjadi incarannya dan kini masih dalam proses negosiasi. Apa yang membuat Om Eko tidak berhenti berburu burung jawara? Apa pula pesannya kepada sobat kicaumania yang hendak membeli burung kualitas lomba?

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Eko Cikande punya tips khusus beli burung lomba. (foto:beritahobi.wordpress.com)

—-

Memang, kegemaran atau hobi susah sekali diukur dengan uang. Warga Jakarta yang hobi mancing di laut, sebenarnya bisa saja mancing di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok atau Kepulauan Seribu. Toh, tak sedikit yang beli tiket pesawat pulang-pergi Jakarta – Ambon, kemudian menuju ke perairan Laut Banda, hanya untuk memuaskan hobi mancingnya.

Para penggemar surfing dari Eropa dan Amerika rela membuang puluhan juta rupiah, agar bisa main selancar sepuasnya di perairan pantai Pulau Nias, Sumatera Utara, yang konon sangat menantang.

Begitu pula dengan hobi burung. Jimmy Oentoro, penggemar perkutut asal Jogja, rela mengeluarkan dana sebesar Rp 950 juta, hanya untuk membeli seekor perkutut bernama Misteri Bahari, langganan jawara konkurs tingkat nasional pada awal 2000-an.

Nah, untuk burung kicauan, Om Eko Cikande merupakan salah seorang kolektor burung jawara yang tak pernah berhenti mencari buruan papan atas. Itu sudah dilakukannya bertahun-tahun, termasuk sepanjang tahun ini.

Berdasarkan catatan Tabloid Agrobur, sepanjang tahun ini sudah sekitar Rp 700 juta uang yang telah dikeluarkan Om Eko untuk memburu burung-burung papan atas. Awal Januari lalu, kicaumania asal Serang ini membeli anis kembang milik Sarino, perawat burung-burung koleksinya, dengan harga Rp 17 juta.

“Burung  ini saya beri nama Cinderela A. Setiap berlomba di wilayah Jabodetabek dan Banten, selalu  berprestasi,” kata Om Eko, yang sejak dulu memang penggemar anis kembang.

Pertengahan tahun ini, Om Eko memboyong dua cucak hijau jawara milik Bang Boy, yaitu Cak Green dan Black Ground, dengan harga cukup fantastis. Cak Green pernah berjaya pada even Presiden Cup II dan BnR Award tahun lalu. Adapun Ground pernah nyeri dalam Piala Presiden Cup l.

Dua pekan kemudian, Om Eko juga memboyong cucak hijau Dempo dengan harga menggiurkan pula, yang kini sering merajai lomba di wilayah Banten dan sekitarnya.

Untuk melengkapi koleksi anis merah, Om Eko melakukan take-over terhadap Kuda Kencana, gaco milik Jimmy DS (Surabaya) yang pernah menjadi juara 1 Piala Raja 2011. Konon, maharnya mencapai Rp 125 juta.

Perburuan tetap belum berakhir. Om Eko terus ngeluruk dari arena lomba yang satu ke arena lomba lainnya, baik dalam level lokal, regional, maupun nasional. Hasilnya, dua kacer jawara masing-masing Kian Santang dan Krakatau sudah digantang di rumahnya. Kedua gaco ini diambilnya dengan harga Rp 70  juta.

Belum lama ini, murai batu Bad Boy dari Purwokerto pun dipinangnya . Padahal, sebelumnya, murai batu Combat dan Predator juga sudah dibelinya. Sejak di tangannya, Combat dan Predator seringkali menjuarai berbagai lomba di Jabodetabek dan Banten.

Wewe Angga bersama kacer Prahara.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

—-

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Kacer Prahara: Ngerol-nembak panjangnya jadi andalan.

—-

Kini proses negosiasi terhadap kacer Prahara milik Wewe Angga pun masih berlangsung. “Ya, masih nego soal harga. Mudah-mudahan sudah bisa deal sebelum lomba Gubernur DKl Cup,” ujar Om Eko.

Karena memang penggemar fanatik burung kicauan, dan kebetulan ada dana, tentu kita tidak perlu mempersoalkan apa tidak eman-eman mengeluarkan uang sebanyak itu. Lha wong Jimmy Oentoro saja mengeluarkan Rp 950 juta hanya untuk seekor perkutut, dan tak ada yang mempersoalkan, he.. he.. he..  “Uang bisa dicari, namun hobi atau kesenangan juga harus tersalurkan,”ujar Om Eko.

Tips Eko Cikande membeli burung baru

Eko Cikande (kiri) pantau langsung burung di lapangan.
(Foto: Agrobur)

Meski berkesan “royal”, Om Eko Cikande tidak mau begitu saja membeli burung baru. Dia punya tips khusus setiap mau membeli burung baru, dan tidak mau mengandalkan laporan dari kiermaster yang dipercayainya.

“Setiap ada laporan masuk mengenai burung prospek, saya selalu menyempatkan datang ke arena lomba di mana burung itu bakal tampil,” kata Om Eko.

Hal ini dibuktikannya beberapa waktu lalu, tatkala ada yang menawarinya seekor murai batu jawara. Harga yang ditawarkan Rp 150 juta, dan burung dikabarkan bakal tampil di Sentul. Karuan saja, Om Eko langsung meluncur ke Bellanova Country Mall, Sentul City, di mana burung tersebut tampil pada sebuah even lomba.

Benar saja, saat lomba berlangsung, dia dengan teliti dan tekun terus memantau kinerja burung yang diincarnya. Hal itu dilakukannya pada semua sesi yang diikuti murai batu prospek tersebut. Lalu, apa komentar Om Eko setelah lama memantau?

“Ah, masih bagus punya saya,” kata dia, yang kemudian mengurungkan niatnya membeli murai batu yang kualitasnya sudah dipantaunya sendiri.

Dengan cara seperti itulah, Om Eko tahu sendiri mengenai kualitas burung di arena lomba. Dia tidak mau beli burung hanya berdasarkan cerita si penjual, juga hanya berdasarkan laporan kiermaster.

“Belilah burung kualitas lomba dengan cara memantau langsung penampilannya di lapangan. Jangan lupa, perhatikan pula gerak-gerak dan kinerja juri, apakah ada konspirasi antara mereka dan pemilik burung,” pesan Om Eko.

Note: Tips lain memberi burung lomba dari sejumlah pemain senior bisa dilihat di sini.

—-

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

00