Mr Said BH, ketua Jambi Team, merasa senang atas keberhasilan timnya menjadi juara umum Liga Sumatera 2013 yang berakhir di Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, Jambi, Minggu (1/12). Bukan hanya itu, serindit andalannya yang bernama Top Speed juga memborong dua gelar juara pertama. Prestasi tersebut makin mengukuhkan Top Speed sebagai serindit terbaik di Sumatera, langganan juara, dan sulit sekali dikalahkan lawan-lawannya. Apa kelebihan burung ini?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
—-
Menurut Mr Said BH, serindit Top Speed turut melambungkan namanya dalam kancah perburungan di Sumatera. Tentu saja bersama gaco-gaconya yang lain seperti kacer Tikus, yang dalam Seri 7 Liga Sumatera dua kali runner-up, lovebird Salju, dan beberapa burung andalannya yang lain.
Setiap berlomba, Top Speed sering melantunan lagu-lagunya yang kristal, sambil menari-nari ke kiri dan ke kanan. Terkadang, burung melompat ke depan, kemudian balik lagi ke belakang.
Nah, setiap melakukan gerakan-gerakan tersebut, Top Speed tak pernah berhenti bernyanyi. Ia akan terus bernyanyi, sejak awal digantang hingga akhir lomba. “Cececetannya juga renyah, dan enak didengar,” kata Om Said.
Top Speed bukan sekadar mendominasi Liga Sumatera 2013. Burung ini bahkan pernah menjuarai kontes internasional di Batam, 29 September lalu.
Berdasarkan catatan Om Kicau, sejak awal April hingga akhir tahun ini, Top Speed nyaris tak pernah berhenti berlomba. Bahkan dalam setiap even yang diikutinya, hampir semuanya bisa dimenanginya, atau setidaknya masuk dua besar.
Om Kicau mencatat, selama kurun waktu tersebut, Top Speed berhasil menjadi juara 1 sebanyak 24 kali, dan hanya tiga kali menjadi juara kedua / runner-up. Berikut ini sebagian prestasi serindit Top Speed.
EVEN | TANGGAL | PRESTASI |
Samudra Cup, Sabak | 7 April 2013 | Juara 1 |
Sakti Cup II | 9 Mei 2013 | Juara 1 |
Simpatik Cup | 12 Mei 2013 | Juara 2 |
Cindau Come Back, Muara Bulian | 19 Mei 2013 | 2x juara 1 |
Liga Sumatera#2, Musi rawas | 21 April 2013 | Juara 1 |
Kapolres Cup, Muara Bulian | 9 Juni 2013 | Juara 1 |
Andesta Kumpe | 16 Juni 2013 | Juara 1 |
Liga BnR Lampung | – | Juara 2 |
Ramadhan Cup | 28 Juli 2013 | 2x juara 1 |
Citra Raya City | 30 Juni 2013 | Juara 1 |
BM Cup II, Muara Bulian | – | Juara 1 |
ILB Cup Sarolangun | 1 Sept 2013 | Juara 1 |
Liga Sumatera#5, Bangka | 8 Sept 2013 | Juara 2 |
Sabang Raya Motor | 29 Sept 2013 | 2x juara 1 |
Bintang Seroja | 15 Sept 2013 | Juara 1 |
Batam Internasional | 22 Sept 2013 | Juara 1 |
Bintang Seroja | 3 Okt 2013 | Juara 1 |
K2SP Palembang | 20 Okt 2013 | 2x juara 1 |
Selincah BC | 24 Okt 2013 | Juara 1 |
Kalapas Cup, Muara Bulian | 27 Okt 2013 | 2x juara 1 |
Liga Sumatera#7, Muara Bulian | 1 Des 2013 | 2x juara 1 |
—-
Menurut Om Said, burung serindit mempunyai lantunan suara yang bagus untuk memaster berbagai jenis burung kicauan, mulai dari murai batu, kacer, cucak hijau, cendet, dan sebagainya. Jika sedang tidak dilombakan, dia sesekali menggunakan Top Speed untuk memaster burung kicauan lainnya di rumah.
Banyak yang menjuluki serindit sebagai lovebird mini. Serindit memang salah satu anggota keluarga burung paruh bengkok. Namun, posturnya lebih kecil dan ramping daripada lovebird. Suaranya juga berbeda dari lovebird.
“Suaranya halus, panjang-panjang, mirip cililin, sehingga lebih mantap untuk dijadikan masteran. Harganya pun lebih murah daripada burung master lainnya. Harga serindit bahan di wilayah Jambi saat ini sekitar Rp 50.000 sampai Rp 100.000,” jelas Om Said.
Wah, murah sekali! Itu sebabnya, sebagian besar kicaumania di Sumatera juga mengoleksi serindit. Tidak mengherankan jika kelas serindit selalu diluberi peserta, bahkan panitia sering membuka kelas tambahan untuk mengakomodasi peserta yang tak kebagian tiket.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—-
“Serindit bahan memang murah. Tetapi kalau kita bisa memolesnya hingga menjadi juara latberan, harganya bisa melonjak drastis, sekita tiga hingga lima juta rupiah. Kalau juara lomba, apalagi even bisa, bisa mencapai sepuluh juta atau lebih,” tambah Om Said.
Di Indonesia, lomba serindit baru dikenal di Sumatera dan Kalimantan. Kebetulan kedua pulau ini, di samping Semenanjung Malaysia, menjadi habitat serindit melayu / blue-crowned hanging parrot (Loriculus galgulus).
Om Said berharap munculnya para penangkar serindit, agar burung ini juga bisa disebarkan ke Jawa, Bali, atau daerah lainnya, tanpa mengganggu populasinya di alam Sumatera dan Kalimantan. Setuju ! (Kelana Lana)
—-