Murai batu Panglima milik Yongka (Jambi Team) menutup Liga Sumatera 2013 dengan prestasi gemilang. Dalam laga pamungkas di Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Minggu (1/12) lalu, Panglima berhasil menjuarai kelas paling bergengsi: Liga Sumatera A. Tapi, tahukah Anda, burung ini sebenarnya baru 10 hari rampung mabung? Mengapa Om Yongka berani menurunkannya, mengingat masa prakondisi ideal murai batu rampung mabung adalah 1,5 – 2 bulan?

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Om Yongka bersama murai batu Panglima.

—-

Om Yongka memang dikenal sebagai salah seorang pengorbit murai batu jawara. Melalui tangan dinginnya, beberapa gaco berhasil menjadi yang terbaik di Sumatera. Sebelum memiliki Panglima, dia pernah memoles murai batu Kusut, yang dibelinya dalam kondisi irama lagu kurang beraturan.

“Kusut itu murai batu berkualitas, hanya irama lagunya saja yang kurang beraturan,” kata dia kepada Om Kicau. Pelan-pelan, dia mendandaninya, sampai akhirnya Kusut bisa memiliki irama, lagu, serta isian yang bervariasi, dan selalu stabil dari awal sampai akhir.

Kusut pernah dijuluki rajanya murai batu di Sumatera. Hampir semua even berhasil dimenanginya, mulai dari Bupati Bukittinggi Cup, Wali Kota Pekanbaru Cup, Galaksi Cup di Lubuklinggau, Bupati Lahat Cup, Kapolda Sumatera Selatan Cup, dan sebagainya.

Setelah Kusut di-take-over Dedy Jaya, Om Yongka kemudian mulai mengorbitkan Panglima. Hanya beberapa bulan ditanganinya, Panglima langsung moncer di berbagai even, termasuk menjuarai Seri 2 Liga Sumatera di Lubuklinggau, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, April 2013. Inilah keikutsertaan pertama Panglima dalam Liga Sumatera 2013.

Jauh sebelum turun di Seri 2 Liga Sumatera, Om Kicau sudah memprediksi bahwa Panglima bakal menjadi ancaman di Bumi Sumatera (lihat artikelnya di sini).

Benar saja, sejak itu penampilan Panglima relatif stabil, dan selalu moncer dalam setiap even yang diikutinya. Tetapi Panglima terpaksa absen pada seri kelima dan keenam Liga Sumatera (September – Oktober) karena mabung.

Yongka mewakili Jambi Team menerima trofi juara Liga Sumatera.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

—-

Panglima baru rampung mabung sekitar 10 hari sebelum Final Liga Sumatera 2013 digelar di Muara Bulian, Minggu (1/12). Dua hari sebelumnya, gaco ini dibawa ke Latber Arizon untuk melihat kondisinya apakah siap diturunkan atau tidak.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Ternyata penampilannya dalam Latber Arizon, yang rutin digelar setiap Jumat sore, tidak mengecewakan. Panglima berhasil menjadi juara 1 Kelas Mega Bintang dan juara 2 Kelas Bintang. Nah, dari situlah Om Yongka menilai burungnya siap dilombakan.

Penilaiannya itu seratus persen benar, karena murai batu Panglima mampu menjuarai Kelas Liga Sumatera A, kelas paling bergengsi di antara semua kelas yang ada dalam gelaran Liga Sumatera 2013.

Om Yongka memiliki alasan tersendiri untuk tetap menurunkan Panglima. Pertama, dia ingin sekali gaconya berpartisipasi pada Final Liga Sumatera, apalagi Jambi menjadi tuan rumah. Panglima sudah tiga seri tampil dalam gelaran paling akbar di Sumatera tersebut, dan kerap berprestasi. Sayang apabila seri penutup harus absen.

Kedua, dia hanya menampilkan Panglima pada satu kelas saja, yaitu kelas paling bergengsi, sehingga tak akan membuat burung terlalu drop. Semua itu sudah dipertimbangkan masak-masak, dan akhirnya membuahkan hasil maksimal.

Yongka bersama Dedi Jaya.

Selain menjuarai Kelas Liga Sumatera A, burung yang selama Liga Sumatera didaftarkan atas nama Dedi Jaya / Aheng ini akhirnya bisa membantu duet pemain muda ini menjadi juara umum ketiga kelas murai batu, di bawah Yandri (Lampung Team) yang membawa murai batu Racun milik M Khadafi, dan Ramadan (Aceh) yang membawa Si Bro dan Tarock Macto.

Berbeda dari beberapa pemain murai lainnya, Om Yongka dikenal cukup selektif dalam menurunkan gaconya.  Umumnya, dalam kondisi fit sekalipun, dia hanya menurunkan jagoannya pada 1-2 kelas saja, karena tak mau memforsir burung hanya untuk sebuah trofi dan gengsi.

Itu sebabnya, saat turun dalam laga pamungkas Liga Sumatera, burung yang baru rampung mabung ini hanya dimainkan satu sesi saja, dan sengaja membidik kelas paling bergengsi.

“Karena hanya satu kali main, ya lebih baik di kelas utama. Energi yang dikeluarkan sama, tapi kalau menang hadiahnya jauh lebih gede, ha… ha…,” kata Om Yongka, yang meraih hadiah Rp 10 juta atas kemenangan MB Panglima di Kelas Liga Sumatera A.

Dedi Jaya (kanan) juara umum 3 murai batu melalui aksi Panglima.

—-

Penampilan Panglima pasca-mabung memang jauh lebih dahsyat. Setelah mabung, isian Panglima juga makin lengkap. Dulu, isian burung ini lebih didominasi cililin, kapas tembak, dan lovebird. “Sekarang, ketiga isian itu tetap ada, namun ditambah dengan tembakan cucak jenggot, dan tengkek buto,” ujarnya.

Isian-isian itulah yang menjadi senjata pamungkasnya. Begitu digantang, burung langsung kerja, nyaris tanpa jeda, terus ngerol dan mengeluarkan tembakan-tembakan dahsyatnya. Wah, selamat deh, Om.. (Kelana Lana)

—-

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.