Beberapa waktu lalu, Om Kicau menurunkan tulisan seputar pin-tailed whydah (Vidua macroura), yaitu burung finch yang cantik dan berekor sangat panjang saat memasuki musim kawin, serta memiliki kemampuan bernyanyi dan bersiul. Tak sedikit yang berniat menangkarnya. Bahkan ada yang sudah mencobanya, namun mengalami kegagalan.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Banyak hal yang mesti dipelajari mengenai karakter dan kebiasaan burung ini, sebelum memulai penangkaran. Nah, kali ini Om Kicau ingin membagikan beberapa trik penangkaran burung pin-tailde whydah untuk menekan potensi kegagalan.

Burung pin-tailed whydah yang sangat eksotik.

—-

Burung finch yang satu ini memang bukan jenis finch yang biasa diternakkan selama ini. Sebab karakter dan perilaku mereka sesungguhnya adalah burung parasit, sebagaimana burung cuckoo atau kedasih. Mereka baru mau bertelur jika melihat sarang yang dibuat burung finch lain, terutama dari jenis waxbill .

Namun berbeda dari cuckoo atau  kedasih yang akan membuang telur asli milik inangnya, pin-tailed wydah hanya menitipkan telurnya untuk ditetaskan burung lain. Jumlah telur sekitar 2-4 butir, yang diletakkan di antara telur-telur burung waxbill yang sudah ada.

Waxbill adalah burung finch asal Afrika yang cukup popular juga di Indonesia. Burung waxbill itu sendiri terdiri atas 107 spesies, namun yang paling popular ada;aj common waxbill yang terdiri atas 8 subspesies / ras. Untuk mengetahui lebih detail mengenai burung waxbill, silakan buka arsip lama di sini.

Masalah yang muncul di sini adalah mencari burung waxbill untuk membantu penetasan telur burung pin-tailed whydah ini. Beberapa penggemar sudah mencoba menangkarkannya dengan menyatukan bersama jenis finch lain yang banyak ditemukan di Indonesia, seperti emprit jepang, shafttail, blue-capped waxbill, orange-breasted waxbillge, strawbery finch, hingga bondol haji (Lonchura maja).

Nah, apabila sobat kicaumania berniat menangkar pin-tailed whydah, pastikan sudah memiliki burung finch yang termasuk keluarga waxbill. Jika tidak, sulit untuk memperoleh keberhasilan dalam breeding burung finch parasit ini, kecuali dengan beberapa trik khusus yang akan disajikan dalam artikel ini.

Sexing burung pin-tailed whydah

Sebagaimana disebutkan dalam artikel sebelumnya di sini, membedakan jenis kelamin dari burung pin-tailed whydah sangat mudah, karena memang merupakan burung dimorfik seksual, di mana burung jantan memiliki penampilan atau bentuk fisik yang berbeda dari burung betina.

Kalau melihat gambar di bawah ini, pasti Anda tahu mana burung jantan dan burung betina. Silakan disimak:

Burung pin-tailed whydah jantan dan betina di alam liar.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

—–

Kalau belum jelas, lihat lagi gambar di bawah ini :

Burung jantan (kiri), betina (kanan), dan pasangan jantan-betina (tengah).

—-

Menangkar pin-tailed whydah menggunakan burung inang

Dalam menangkar burung pin-tailed whydah, kita bisa menggunakan kandang aviary. Sebelumnya, burung finch lain yang berfungsi sebagai inang (host) dimasukkan lebih dulu ke kandang penangkaran.

Burung inang harus dalam keadaan siap breeding, begitu pun dengan pin-tailed whydah yang akan ditangkar. Jika  tidak, Anda mesti menunggu waktu lama untuk menunggu keberhasilan penangkaran. Jika pasangan burung inang dan pasangan pin-tailed whydah sudah dalam kondisi siap breeding, proses penangkaran dan penitipan telur akan lebih mudah dan berlangsung lebih cepat.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Dalam hal ini, ada beberapa cara yang bisa digunakan dalam menangkar mereka :

Pertama, memasukkan kedua pasangan burung tersebut dalam kandang aviary yang dilengkapi dengan kotak sarang, untuk digunakan sebagai tempat bersarangnya. Jadi, kedua pasangan dimasukkan secara bersamaan.

Kedua, kandang yang berisi sepasang pin-tailed whydah diletakkan di samping kandang burung inang. Jika inang sudah mulai bertelur, Anda perlu segera memasukkan burung pin-tailed whydah ke kandang burung inang.

Ketiga, meyediakan beberapa burung inang sekaligus dalam kandang aviary, misalnya emprit jepang, kenari, dan beberapa jenis waxbill lainnya yang memiliki sifat sosial dan tidak berpotensi konflik (silahkan lihat daftarnya di sini ). Sediakan juga beberapa kotak sarang tergantung kebutuhan.

Kandang aviary untuk menangkar pin-tailed whydah dan finch lainnya.

—-

Setelah mereka mulai bertelur, segera kondisikan burung pin-tailed whydah dalam kondisi siap breeding, lantas dimasukkan ke dalam kandang tersebut. Yang perlu diperhatikan, hindari menyatukan burung yang punya warna sama dengan mereka.

Kandang penangkaran yang digunakan harus cukup luas dan memiliki ketinggian yang cukup, untuk menghindari konflik di antara penghuninya. Tenggeran pun sebaiknya diletakkan dalam jarak berjauhan.

Setelah burung inang bertelur, cari waktu saat dia meninggalkan sarangnya untuk makan atau minum. Saat itulah, Anda bisa memasukkan pin-tailed whydah betina ke dalam sarang tersebut, agar burung bertelur di dalamnya.

Untuk menghemat tempat, Anda bisa memasukan burung betina saja yang siap bertelur ke kandang penangkaran burung finch lainnya. Ini hanya bisa dilakukan jika burung jantan sudah pernah mengawini burung betina.

Terkadang, dalam proses ini, induk betina pin-tailed whydah justru lebih cenderung memakan telur yang ada di dalam sarang tersebut. Akibatnya, burung inang marah dan mengusirnya, seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.

Betina pin-tailed whydah diusir indukan emje setelah memakan telurnya.
(Foto: FB Indonesian Finch)

—-

Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya masukkan sepasang pin-tailed whydah yang benar-benar sudah dalam kondisi siap breeding. Untuk itu, Anda bisa memanfaatkan BirdMature untuk mempercepat kondisi breeding mereka.

Menggunakan telur palsu (dummy egg)

Selain ketiga cara di atas, Anda juga dapat menggunakan dummy egg atau telur palsu untuk mengelabuhi betina pin-tailed whydah agar mau bertelur.

Mengenai apa dan bagaimana telur palsu / dummy egg, bisa dipelajari lagi di sini:

Contoh dummy telur untuk burung jenis finch.

—-

Dalam hal ini, Anda bisa memasukkan beberapa butir telur palsu ke kotak sarang. Kalau berhasil, maka induk pin-tailed whydah yang sudah siap breeding pasti akan menyangka bahwa itu adalah telur dari burung inang, sehingga dia akan menaruh telur-telurnya di antara telur-telur palsu.

Jika induk pin-tailed whydah telah mengeluarkan telur terakhirnya (maksimal 4 butir), Anda bisa menetaskannya melalui mesin tetas, atau memanfaatkan burung kenari atau jenis finch lainnya sebagai baby sitter. Sebab burung pin-tailed whydah tidak pernah mengerami telurnya.

Setelah menetas, anakan tetap dibiarkan bersama babu asuhnya selama beberapa hari. Jika sudah berumur 5-7 hari, Anda bisa memanennya untuk diloloh sendiri sampai bisa mandiri. Untuk menghindari konflik di kemudian hari, anakan yang sudah berganti bulu menjadi bulu dewasa harus dipelihara dalam kandang terpisah.

—-

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.