Terapi bola dan tangkringan menyilang yang biasa diterapkan pada burung kacer maupun cendet ternyata juga efektif untuk mengatasi lovebird yang nakal, seperti sering main di bawah dan / atau kerap menempel di jeruji (ngeruji). Hal ini sudah dilakukan Ardhy dari Happard BC untuk lovebird Mata Dewa dan A’ad Ciganjur untuk Balita. Kedua gaco ini kerap menjuarai even di Jabodetabek, bahkan Mata Dewa sudah berprestasi nasional.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Main di kelas lovebird, konon, lebih sulit daripada jenis burung berkicaua lainnya. Hal ini disebabkan karakternya yang memang bukan burung tipe petarung (fighter) seperti murai batu, kacer, cendet, tledekan, dan sebagainya.
Lovebird sejatinya burung sosial, yang hidup berkelompok (koloni), sehingga cenderung akur ketika dipertemukan dengan burung sejenis.
Untuk membuatnya rajin bunyi di arena lomba, para pemilik atau perawat burung fighter biasanya melakukan setting pada extra fooding (EF). Jika kurang ngotot bisa didongkrak dengan jangkrik atau ulat hongkong.
Tetapi tidak demikian pada lovebird. Burung ini termasuk burung periang, dan bisa bunyi sesuka hatinya, ketika burung merasa nyaman alias enjoy. “Lovebird nggak bisa digenjot pakai extra fooding. Kita hanya kita menyiasati dan mempelajari karakternya,” jelas Om A’ad, pemilik lovebird Balita.
Faktor yang sering mengganggu para pemain di lapangan adalah ketika burung memasuki usia dewasa. Sebab sifat birahinya sulit terkendali. Itu sebabnya, mengapa lovebird yang dimainkan di lapangan lebih didominasi burung betina
“Selain lebih bawel dengan suara panjangnya, lovebird betina memiliki sifat birahi yang lebih mudah dikendalikan daripada lovebird jantan,” tambah Om A’ad.
Hal lain yang sering dikeluhkan para pemain adalah burungnya nakal, sering ngeruji, atau malah asyik main di bawah (dasar kandang). Apabila sudah begitu, burung susah nampil, apalagi sampai mengeluarkan ngekek panjang-panjang.
Terapi bola untuk lovebird Mata Dewa
Banyak cara dan trik untuk menyiasati karakter lovebird nakal di lapangan. Mata Dewa, misalnya, semula anteng di atas tangkringan dan selalu ngekek panjang. Tidak heran jika burung ini bukan hanya mendominasi even di Jabodetabek, tetapi juga even besar lainnya termasuk Royal Cup dan Gubernur Lampung Cup.
Mata Dewa saat ini juga memimpin klasemen kelas sementara dalam Liga Ronggolawe Jabodetabek, dan hampir bisa dipastikan menjadi lovebird terbaik dalam even yang sudah berlangsung sembilan dari 12 seri tersebut.
Tetapi, dua bulan lalu, Mata Dewa sempat beberapa seri gagal menjadi juara pertama. Ini di luar kebiasaannya yang hampir selalu menjadi juara 1. Rupanya burung ini mulai asyik main di bawah, sehingga penampilannya tidak maksimal.
Belajar dari pengalaman para kacermania serta cendetmania. Ardhy (Happard BC) Â selaku pemilik Mata Dewa melakukan terapi bola untuk gaconya.
“Saya menggunakan bola plastik berwarna-warni, yang biasa untuk mainan anak-anak. Bola-bola ditempatkan di dasar kandang, dalam jumlah banyak, sampai memenuhi lantai kandang, atau nyaris tidak ada lagi celah di bawah,” kata Ardhy yang tinggal di kawasam Pulogadung, Jakarta Timur.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—-
Ketika Mata Dewa ingin ke bawah, kedua kakinya jelas tidak nyaman, karena menginjak bola-bola yang mudah menggelincirkannya. Akhirnya, burung kembali ke tangkringan.
Dengan terapi bola seperti itu, burung menjadi lebih anteng main di atas tangkringan dan bunyi narik panjang saat digantang di lapangan. “Penempatan bola ya baru belakangan ini saja, karena mulai sering main di bawah. Nanti, kalau sudahnya sudah bagus lagi, bola-bola itu saya angkat lagi,” jelas Ardhy.
Ketika turun tiga kelas dalam even Liga Ronggolawe Jabodetabek Seri IX di Mampang, Jakarta Selatan, Minggu (5/1), Mata Dewa akhirnya kembali meraih juara pertama, plus juara 2 dan juara 3.
Tangkringan menyilang untuk lovebird Balita
—-
Lain Mata Dewa, lain pula lovebird Balita. Menginjak dewasa, burung yang kini berumur delapan bulan itu rupanya mudah naik birahinya. Kalau sudah birahi, burung sering main di jeruji. Burung yang birahi serta ngeruji tentu sulit mengeluarkan suara dengan tarikan panjang.
Untuk mengatasi hal ini, Om A’ad yang juga breeder lovebird menyediakan tangkringan menyilang. Tangkringan untuk Balita menggunakan kayu dari cabang pohon asam, yang sebagian kulitnya dilepas.
“Dua tangkringan dipasang secara menyilang, terutama tangkringan bagian atas. Adapun tangkringan bawah tetap tunggal. Dengan cara ini, Balita menjadi lebih betah dan merasa nyaman di tangkringan menyilang,” kata Om A’ad, yang tinggal di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan.
Jadi, apabila Anda memiliki lovebird yang nakal atau punya kebiasaan buruk di lapangan, bisa disiasati dengan salah satu atau kedua cara di atas. (d’one)
—-
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
om apakah tangkringan silang d pasang setiap hari, atau hanya pada hari H lomba saja?6
Sebaiknya dua-duanya, harian dan lomba. Sebab jika burung sudah nyaman, perubahan model tangkringan akan mengubah performanya saat lomba.