Gaya kacer saat berlomba memang macam-macam. Salah satu gaya yang sedang ngetren adalah meliuk-liukkan tubuhnya secara lentur, seolah-olah tak memiliki tulang, sambil terus-menerus mengibaskan ekornya. Namun, yang terpenting, saat melakukan gerakan tersebut, burung tetap tak henti-henti bernyanyi. Kacer Tikuz, gaco jawara milik Mr Said BH dari Brother SF Jambi, memiliki tipe seperti ini. Tikuz baru saja menjuarai Kelas Mega Bintang pada even Nusantara Berkicau Cup II di Jambi, Minggu (12/1) kemarin.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Di Jabodetabek, Om Kicau juga pernah menjumpai kacer dengan tipe serupa, yaitu Syekh Jayatu milik Alfin Anwari dari Cijantung, Jakarta Timur. Burung ini juga langganan juara, bahkan bertengger di papan atas klasemen sementara Liga Ronggolawe Jabodetabek.
Menurut Mr Said BH, yang juga ketua Jambi Team, aksi Tikuz sejak dulu memang begitu. Jadi, ia tidak punya resep mengenai bagaimana membentuk kacer dengan gaya bermain demikian. Tetapi, setelah rampung mabung awal November 2013, gaya meliuk-liuknya makin ngedan, kepala serong kiri-kanan mirip anis merah saat teler, dengan ekor selalu dikibaskan ke atas, turun dan ke atas lagi. Boleh jadi, itu lantaran burung berada dalam kondisi top form.
Setelah rampung mabung, Tikuz dijajal dalam even Ronggolawe Award di Lapangan Alam Mayang, Pekanbaru (24/11). Hasilnya, dua kali turun, dua gelar juara pertama disabetnya. Aksinya meliuk-liuk sambil terus mengibaskan ekor, dan tak henti berkicau, memang menarik perhatian para juri.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Rupanya, hal ini tak hanya terjadi di Pekanbaru. Ketika turun dalam beberapa even Desember 2013, Tikuz menunjukkan performa stabil. Meski bertarung dalam even akbar seperti Final Liga Sumatera (1/12), performanya tetap ciamik, dan berhasil dua kali menjadi runner-up, di bawah Rincong Aceh milik M Khadafi.
Memasuki tahun 2014, Tikuz dua kali mengikuti lomba, dan selalu menjadi juara 1, yaitu Bupati Cup di Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan (5/1), dan Nusantara Berkicau Cup II di Jambi Town Square (12/1).
Adi Pirang dan Agus Arizon, dua kicaumania senior asal Jambi, juga mengamati perkembangan kacer Tikuz yang terus menunjukkan grafik peningkatan, terutama setelah rampung mabung.
“Saya sangat mengagumi suara jalak suren yang mampu dilagukan Tikuz secara fasih. Volumenya tembus, sampai terdengar dari luar arena lomba,” kata Agus Arizon.
Selain isian jalak suren, Tikuz saat di lapangan juga selalu mengeluarkan tonjolan kasar cililin, cucak jenggot, lovebird, serindit, burung-madu (“kolibri”) dan siri-siri. Saat bertarung, burung ini rata-rata mengeluarkan 4-5 isian dominan.
Yang lebih dahsyat lagi, kata Agus Arizon, adalah gaya bertarung kacer Tikuz yang selalu meliuk-liuk. “Sambil berkicau, Tikuz terus meliuk-liukkan tubuhnya, bergoyang teler bak anis merah. Seperti tidak memiliki tulang, karena memang terlihat sangat lentur. Ekornya juga rajin mengipas,” tuturnya.
Berikut ini beberapa prestasi kacer Tikuz pascamabung :
EVEN | TANGGAL | PRESTASI |
Ronggolawe Award, Pekanbaru | 24 Nov 2013 | Juara 1 Kelas Ronggolawe |
Juara 1 Kelas Ebod Joss | ||
Final Liga Sumatera, Muara Bulian | 1 Des 2013 | Juara 2 Kelas BCT |
Juara 2 Kelas Khusus | ||
Reagan Cup Jambi | 29 Des 2013 | Juara 2 Kelas Mega Bintang |
Bupati Cup, Indralaya, Ogan Ilir | 5 Jan 2014 | Juara 1 Kelas Vita Grow |
Juara 2 Kelas Bupati | ||
Nusantara Berkicau II, Jambi | 12 Jan 2014 | Juara 1 Kelas Mega Bintang |
Perawatan harian dan lomba
Dalam kesehariannya, Om Said menggunakan kandang umbaran untuk kacer Tikuz. Sejak pagi hingga sore hari, burung dibiarkan dalam kandang umbaran. Jadi, aktivitas mandi serta jemur pun dilakukan di dalam kandang umbaran. Menjelang petang, Tikuz baru dimasukkan ke sangkar harian.
“Tetapi ini hanya saya terapkan untuk hari Senin, Selasa, dan Rabu. Mulai Kamis, Tikuz diistirahatkan total dalam sangkar hariannya, supaya stamina dan power tetap terjaga saat lomba di hari Minggu,” jelas Om Said.
Setiap pagi, mulai pukul 07.00, burung diberi 7 ekor jangkrik dan kroto pilihan. Yang dimaksud kroto pilihan adalah telur semut rangrang yang berukuran besar dan berwarna putih bersih. Porsi kroto secukupnya.
“Sore hari, Tikuz kembali mendapat asupan tujuh ekor jangkrik, namun tanpa diberi kroto lagi,” kata Om Said.
Perawatan menjelang lomba dimulai hari Kamis. Selain tidak diumbar lagi, porsi jangkrik mengalami penambahan. Kalau setelan jangkrik sebelumnya 7/7, sejak hari Kamis hingga Sabtu diubah menjadi 7 / 7 / 7. Artinya, siang hari burung juga diberi jangkrik dengan porsi 7 ekor. Pemberian kroto tetap hanya pada pagi hari saja.
Dengan perawatan seperti ini, yang disesuaikan dengan karakter burung, penampilan serta prestasi kacer Tikuz bisa dipertahankan dalam kondisi prima. Selama burung fit, tidak sakit dan mabung, Om Said akan berusaha meningkatkan jam terbang kacer Tikuz, plus menambah koleksi juara, setidaknya sepanjang tahun ini. (Kelana Lana)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Audionya dong om… heheee