Dalam beberapa waktu terakhir, lovebird Golden Boy sempat absen dalam berbagai lomba burung. Hal ini karena kondisinya kurang fit, akibat mabung nyulam yang tak kunjung rampung. Tetapi begitu mabung nyulamnya rampung, burung ini langsung menjuarai even bergengsi, Depok Bird Song Championship (DBSC) di Jakarta, 6 Juni lalu. “Kondisinya saat itu belum seratus persen fit, tapi tetap moncer di urutan pertama,” kata pemiliknya, Om Hany Faroko dari Brothers SF Bekasi.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Lovebird Golden Boy mulai mendominasi even di Jabodetabek sejak akhir tahun lalu. Burung ini lantas diturunkan dalam beberapa serial Liga Ronggolawe Jabodetabek (LRJ) 2013 / 2014.
Tetapi berbeda dari beberapa peserta lain yang mengikuti rangkaian lomba ini sejak seri pertama, Golden Boy baru mengikutinya pada beberapa seri terakhir, termasuk seri 12 (terakhir) di PKMJ Bekasi Barat, 26 Januari 2014. Meski tak mengikuti sejak awal, Golden Boy bisa menjadi juara umum kedua.
Sejak itulah prestasinya terus melejit, dengan menjuarai berbagai even di Blok Barat, termasuk yang berkelas nasional seperti HUT TVRI Jabar di Bandung, 2 Maret 2014. Golden Boy terus menjuarai lomba, sampai akhirnya mengalami mabung nyulam sekitar dua bulan.
Perawatan lovebird Golden Boy
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Hany yang kini ikut mengurusi langsung perawatan Golden Boy menjelaskan, pakan harian yang diberikannya sebenarnya hanya milet putih, sama seperti beberapa lovebird lomba lainnya.
Yang membedakan tentu saja kualitas genetik (dari sononya) serta modifikasi perawatan harian dan setelan lomba.
“Sejak Senin hingga Rabu, saya hanya memberikan milet putih, tanpa campuran apapun. Namun pada hari Kamis dan Jumat, saya tambahkan jagung muda dan sedikit kangkung,” ujarnya.
Setiap pagi, begitu dikeluarkan dan buka kerodong, burung langsung dianginkan sejenak. Setelah itu dimandikan dengan cara disemprot hingga basah kuyup. Usai mandi dianginkan lagi, sampai bulu-bulunya terlihat agak kering.
“Nah, habis dianginkan, Golden Boy langsung dijemur dengan durasi cukup lama, sekitar satu hingga dua jam, tergantung kondisi cuaca. Usai dijemur, dianginkan lagi selama setengah jam. Siang hari, sekitar jam sebelas atau duabelas, burung dikerodong untuk diistirahatkan,” tambah Om Hany.
Dengan perawatan sederhana inilah, Golden Boy selalu tampil prima dalam setiap lomba yang diikutinya. Agar birahinya terjaga, burung juga kerap diturunkan dalam even latberan, seperti pernah ditulis sebelumnya (baca juga:).
Saat berlomba di DBSC, Minggu (6/7) lalu, Golden Boy mendapat nomor gantangan di pinggir. Tetapi Om Hany tak mempersoalkannya. Sepanjang juri fairplay, dan memantau semua burung yang berlomba, posisi gantangan di mana pun bukan perkara penting.
Benar saja. Penampilan Golden Boy saat itu tetap maksimal. Sejak awal digantang hingga menit terakhir, lovebird ini nyaris tak pernah berhenti ngekek panjang.
Seperti diulas dalam artikel sebelumnya (monggo cek di sini), salah satu kekhasan Golden Boy saat berlomba adalah selalu ditemani bola-bola plastik warna-warni di dasar sangkarnya. Hal ini bertujuan agar burung lebih anteng di atas tangkringan, sekaligus mencegah kebiasaan nakal lovebird yang gemar naik-turun dari tangkringan ke dasar sangkar.
Selain Golden Boy, Om Hany masih memiliki koleksi lovebird lainnya, termasuk Fernando yang dua kali meraih juara 1 dalam even nasional Presiden Cup III, 22 Juni lalu. Di kelas murai batu, dia memiliki Kupra dan Patimura yang juga kerap meraih prestasi. (d’one)