Penangkaran Jaya Bayu Farm (JBF) milik Om Jaya dan Om Bayu makin dikenal ketika sejumlah lovebird ternaknya menjuarai berbagai even di Blok Barat maupun even nasional. Misalnya Golden Boy (GB) dan Fernando yang ada di tangan Brothers SF Bekasi, serta Dewi Asmara dan Dewa Asmara yang ada di tangan Ryan Jogya. Kabar terbaru, JBF kini berkolaborasi dengan H Ebod, owner Ebod Jaya, dan berganti nama menjadi Ebod Jaya Farm.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Baik Om Eko maupun Om Bayu tidak merinci secara detail bentuk kerjasama yang dijalinnya dengan Ebod Jaya. Yang jelas, kini JBF sudah berganti menjadi Ebod Jaya Farm.
“Jadi pusatnya Divisi Penangkaran Grup Ebod Jaya sekarang ya ada di sini,” ujar Om Eko ketika ditemui Om Kicau di markasnya, kawasan Pengasinan, Rawalumbu, Bekasi.
Saat Om Kicau berkunjung ke sana, sejumlah pekerja sedang memasang logo Ebod Jaya Farm di depan gerbang kandang penangkaran, yang satu kompleks dengan workshop pembuatan kandang burung / kandang ternak berbahan alumuninum.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Penangkaran yang dikembangkan di sini awalnya hanya lovebird.Setelah itu dikembangkan pula ternak murai batu. Kandang lovebird ditempatkan di lantai satu. Lantai dua digunakan untuk penangkaran murai batu.
Adapun lantai dasar berfungsi sebagai workshop pembuatan kandang burung, ternak burung, dan kandang umbaran berbahan alumunium, di bawah manajemen Jaya Alumunium.
Kandang penangkaran yang dikembangkannya awalnya menggunakan model kandang baterry, tetapi kini dikombinasi dengan kandang koloni, bahkan sebagian besar menggunakan kandang koloni, terutama untuk proses penjodohan dan umbaran bagi lovebird remaja.
Sekitar 200an pasangan induk lovebird, baik basis suara maupun warna eksotik, dibudidayakan di tempat ini. Masing-masing burung ditempatkan berdasarkan pasangannya.
Lantas, apakah model penangkaran akan berubah sejak menggunakan bendera Ebod Jaya Farm? “Untuk penangkaran, kami tetap bertindak sebagai pengelola. Namun ring kode menggunakan merek Ebod Jaya,” tambah Om Eko, yang juga dibenarkanOm Bayu.
Teknis penangkaran secara umum tidak berubah, jadi tinggal meneruskan apa yang dulu pernah dilakukan JBF. (baca juga: Penangkaran lovebird JBF Bekasi).
Sebelum dijodohkan, setiap calon induk jantan dan betina menjalani proses seleksi cukup ketat. Hanya burung yang memiliki suara / ngekek panjang yang dimasukkan ke kandang koloni untuk dijodohkan. Semua calon induk, jantan dan betina, dijadikan satu sehingga bebas masing-masing mencari pasangan sesuai dengan seleranya.
Kandang lovebird dibagi menjadi beberapa blok / ruangan, yang ukurannya seluas ukuran kamar. Sebagian besar lovebird yang diternak memang menggunakan kandang koloni. Dengan cara ini, burung lebih cepat birahi dan mudah menemukan jodohnya.
Indukan yang sudah berjodoh, bahkan telah menghasilkan beberapa anakan, tetap dipertahankan alias tidak akan berganti pasangan. “Fernando, misalnya, masih punya adik dari pasangan induk yang sama,” jelas Om Bayu.
Fernando merupakan lovebird peraih dua gelar juara 1 dalam Presiden Cup III di Jakarta, 22 Juni lalu. Padahal umurnya baru tujuh bulan. Burung yang sekarang di tangan Brothers SF Bekasi ini merupakan hasil breeding Ebod Jaya Farm d/h JBF.
Di dalam kandang breeding disediakan gelodok / sarang yang ditempel di tembok. Hal ini sekaligus untuk memudahkan dalam memilih indukan yang sudah jodoh.
Sebagian pasangan setelah saling beradaptasi di dalam kandang koloni dipindah ke kandang battery dengan ukuran lebar 45 cm x panjang 50 cm dan tinggi 60 cm. “Tetapi sekarang kami lebih banyak menggunakan kandang koloni, dengan alasan lebih praktis,” ungkap Om Bayu.
Setelah bisa makan sendiri, anakan lovebird ditempatkan di kandang khusus pembesaran hingga memasuki usia remaja. Jika sudah remaja, burung dilepas ke kandang koloni, sambil dipantau dan dipilih mana yang bersuara panjang.
“Biasanya kalau memasuki usia dewasa sudah mulai kelihatan narik ngekek panjang. Jika sudah ditemukan, burung segera ditandai dengan cara disemprot, ditangkap, dan dipindah ke kandang soliter (individu) untuk dikondisikan,” lanjut Om Bayu.
Anakan produk Ebod Jaya Farm baru dipasarkan setelah memasuki umur tiga bullan. Harganya dibanderol Rp 650.000 / ekor. Jika menggunakan ring dan sertifikat Ebod Jaya Farm, harganya Rp 850.000 / ekor. (d’one)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.