Tak semua kicaumania senang melombakan burungnya. Banyak di antara mereka yang lebih suka menikmati suara merdu momongannya di rumah, sebagai hiburan atau melepas kepenatan. Bahkan, tidak sedikit pula kicaumania yang memelihara jenis burung kicauan nonlomba, seperti burung mantenan, paok pancawarna, dan sebagainya. Berikut ini 9 jenis burung kicauan nonlomba yang banyak dijumpai di pasar burung, yang bisa menjadi panduan Anda sebelum membeli.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Burung-burung kicauan yang umum dipelihara sobat kicaumania biasanya bisa dijumpai di arena lomba. Sebagai contoh murai batu, kacer, cucak hijau, kenari, lovebird, pentet / cendet, ciblek, anis merah, anis kembang, pleci, branjangan, tledekan, cucakrawa, cucak jenggot, kapas tembak, serindit, branjangan, burung-madu (sering disebut sebagai “kolibri”), dan sebagainya.
Dua dekade lalu, kita juga mengenal beberapa jenis burung kicauan yang dilombakan seperti jalak suren, decu, poksay, hwamei, dan robin. Namun kini semuanya nyaris menghilang di arena lomba, terkecuali jalak suren yang masih eksis di beberapa daerah.
Di luar burung-burung yang masih aktif maupun pernah dilombakan tersebut, sebenarnya terdapat puluhan jenis burung kicauan lagi. Om Kicau menyebutnya sebagai burung kicauan nonlomba, karena sejak dulu memang tidak pernah dilombakan.
Sebagian kicaumania memeliharanya sebagai burung kelangenan, tetapi ada pula yang menjadikannya sebagai sebagai burung master. Mungkin Anda pernah mendengar namanya, tapi belum pernah melihat langsung, apalagi memeliharanya.
Keberadaan burung-burung kicauan nonlomba ini menjadi daya tarik tersendiri. Sebelum membeli, sebaiknya kita perlu membekali diri dengan pengetahuan mengenai karakter, suara, dan status burung tersebut.
Kali ini, Om Kicau ingin memberikan panduan mengenai 9 jenis burung kicauan nonlomba yang banyak dijumpai di pasar burung. Tujuannya agar kita tahu mana yang boleh dipelihara, dan mana yang tidak boleh. Berikut ini uraiannya, dimulai dari burung paok pancawarna:
1. Paok pancawarna (Pitta guajana)
Paok pancawarna, atau sering disebut burung pancawarna, mempunyai penampilan cantik dengan tubuh penuh warna. Banyak kicaumania yang penasaran terhadap suara kicauannya.
Burung paok pancawarna / banded pitta (Pitta guajana) ini memiliki wilayah persebaran mulai dari Semenanjung Malaysa, Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Meski harganya tak terlalu mahal, sebenarnya burung pancawarna dilarang diperjualbelikan karena statusnya sebagai burung yang dilindungi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Semua burung yang termasuk dalam keluarga Pittidae termasuk burung yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1997.
Barangsiapa bagi yang melanggar akan dikenai Pasal 21 ayat (2) huruf (a) juncto Pasal 40 ayat (2) Undang-undang RI No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, dengan ancaman penjara 5 tahun dan denda sebesar Rp 100 juta.
Karena itu, kalau Anda menjumpai burung ini di pasar burung, hal terbaik yang perlu dilakukan kicaumania sejati adalah tidak membelinya. Kalau perlu laporkan ke petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi, biar mereka memberi penyuluhan kepada para pedagang. Sebab, pedagang belum tentu tahu bahwa pancawarna merupakan burung dilindungi di Indonesia.
Nah, untuk mengobati rasa penasaran Anda, berikut ini suara kicauan burung paok pancawarna:
Suara kicauan paok pancawarna bisa dimanfaatkan untuk memaster murai batu, kacer, cucak hijau, dan beberapa burung kicauan lainnya. Informasi lebih lengkap bisa dibaca lagi di sini:
Paok pancawarna untuk masteran murai batu, kacer, dan cucak hijau
Klik tautan di bawah ini untuk melihat jenis burung lainnya:
Takur tohtor | Takur api | Mantenan | Cica matahari | Cica-kopi melayu | Tepus gelagah | Cucak mutiara | Pelanduk topi-hitam