Salah satu ciri keberhasilan penangkaran burung adalah seberapa lama usaha ini mampu bertahan. Roma Bird Farm (BF) Depok, penangkaran burung perkutut milik H Ronny, terbukti mampu bertahan selama 16 tahun.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Perjalanan Om Ronny di dunia perburungan memang penuh warna. Selain perkutut, dia juga sempat eksis di derkuku dan ayam serama. Bahkan kini mencoba kembali ke dunia burung kicauan, hobi lama yang sempat ditanggalkannya sejak menekuni perkutut.
Om Ronny memulai beternak burung perkutut pada tahun 1998. Ketika itu baru memiliki empat kandang, dengan materi indukan dari WAT dan Palem Tasikmalaya. Pada masa itu, basic blood atau trah perkutut unggulan masih berkiblat ke produk peternakan dari Tasikmalaya, Jawa Barat, selain Thailand.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Saat memulai beternak, Om Ronny mengaku belum terlalu serius. Produknya pun hanya digunakan sendiri untuk dilombakan di berbagai konkurs yang saat itu sedang ketat-ketatnya.
“Alhamdulillah, saat itu saya berhasil mengorbitkan perkutut Bintang Bekasi, yang beberapa kali menjuarai konkurs tingkat regional,” kenang Om Ronny saat ditemui di kediamannya, kawasan Tanah Baru, Beji, Depok, Jawa Barat.
Bintang Bekasi memang bukan hasil penangkaran Roma BF, melainkan hasil breeding Andalas BF, yang sukses di berbagai konkurs dalam penanganan Om Ronny.
Prestasi Bintang Bekasi antara lain menjuarai even Bupati Cup Karawang. Saat itu juga burung langsung dipinang Bupati dengan mahar Rp 40 juta: jumlah yang cukup fantastis pada masa itu.
Memasuki tahun 2000-2003, Roma BF mencoba menangkar derkuku, namun breeding perkutut tetap berjalan seperti sebelumnya. Om Ronny pun mulai sering mengikuti lomba derkuku. Bahkan beberapa gaconya, seperti Bintang Jakarta dan Bintang Timur, pernah menjadi juara nasional.
Wabah flu burung sempat membuat Om Ronny vakum di arena lomba. Setelah itu dia mengenal Ajong Pulomas, yang kemudian melanjutkan keseriusannya kembali di dunia perkutut dengan menambah 60 kandang hingga saat ini.
Ketika itu, materi indukan sudah berkiblat ke Inter BF milik Yeye Bandung. Saat itu pula Roma BF mulai mengeluarkan anakan juara, Taliban.
Berikutnya, agar tidak ketinggalan materi seiring ketatnya persaingan antarbreeder, dia melengkapi materi indukan baru dari trah TGM Cirebon, WAT dan KPP (impor Thailand).
Pada saat bersamaan, produk perkutut dari TP 666 (Terminal Perkutut) juga sedang naik daun. Semua peternak papan atas umumnya menggunakan trah dari Terminal Perkutut kandang TP 666.
“Darah tripel six saat itu jadi buruan para peternak,” kata lelaki yang juga aktif di organisasi Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Bidang III (Peternakan dan Pengembangan) ini.
Om Ronny pun mulai hunting ke peternak-peternak lain yang memiliki darah TP 666. Dia menemukan darah TP 666 dari peternak Teratai BF dan Grand BF yang kemudian dicrossing di kandang Bob Dylan (Roma BF) menggunakan nama-nama penyanyi asing untuk mengindentifikasi kandang favoritnya.
Ya, di Roma BF kini terdapat 10 kandang favorit yang banyak mencetak anakan perkutut berkualitas. Misalnya kandang Mick jagger melahirkan sejumlah anakan juara yang banyak diminati pelanggannya.
Kini produk Roma BF masih tetap ramai dikunjungi kalangan kungmania maupun calon breeder pemula. Sebab dari kandang ini mengalir darah-darah perkutut unggulan. (d’one)
Semoga bermanfaat.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.