Gelaran Kapolres Depok Cup I (KDC I) sudah selesai. Kontes yang digelar di Balai Kota Depok, Minggu (11/1), itu melahirkan sejumlah kejutan. Salah satunya adalah kehadiran murai batu New Anzaly. Burung milik H Rojali itu tampil sebagai juara di kelas utama, Kapolres. Sang pemilik tak keberatan mengungkap tips perawatan jagoannya, khusus untuk pembaca setia omkicau.com.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Rojali sehari-hari disibukkan dengan pekerjaannya pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta, khususnya di Bidang Kemahasiswaan. Praktis sejak pagi hingga sore, dia tidak punya waktu khusus untuk mengurus burung-burung piaraannya di rumah.
“Jadi, perawatannya ya sekadarnya saja,” ujarnya. Hal ini berlaku untuk semua burung di rumah, tidak terkecuali murai batu New Anzaly yang meraih prestasi fantastik di KDC I.
Agar pemilik dan burungnya sama-sama nyaman, Om Rojali memasukkan New Anzaly dalam kandang umbaran (polier).
Kandang umbaran terbuat dari kawat kassa halus dengan rangka alumunium. Ukurannya adalah panjang 250 cm, lebar 70 cm, dan tinggi 70 cm. “Burung tinggal dimasukkan dan sangat praktis,” jelasnya.
Jika mengikuti even pada hari Minggu, maka sore hari sepulang lomba, burung langsung dimasukkan ke kandang umbaran. Hari berikutnya, sejak pagi, siang, sore, hingga malam hari, burung tetap di dalam kandang umbaran. Bahkan hal ini berlaku hingga hari Kamis.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Pagi hari burung dijemur. Saya cukup menggeser kandang umbaran, karena dilengkapi roda pada kaki kandang. Jadi, burung tetap mendapatkan sinar matahari secara penuh,” tambah Om Rojali.
Kandang umbaran dilengkapi dengan bak mandi, sehingga murai New Anzaly bisa mandi sepuas hati dan semuanya sendiri. Selain itu, tak lupa pakan utama (voer) dan air minum.
Untuk pakan tambahan / extra fooding (EF), Om Rojali memberikan 5 ekor jangkrik pada pagi hari, ditambah 1 sendok makan kroto segar. Sore hari, habis pulang kerja, ditambah lagi 5 ekor jangkrik.
Mulai Jumat, New Anzaly sudah masuk ke sangkar lomba. Nah, selama di sangkar lomba lomba, penjemuran dilakukan selama 1-2 jam.
Selama dijemur di sangkar lomba, burung tidak perlu diberi air minum dulu. Air minum baru diberikan usai dijemur. Adapun setelan EF tetap sama seperti hari sebelumnya.
“Sehari menjelang lomba (Sabtu), porsi jangkrik ditambah menjadi 25 ekor dalam sehari. Minggu pagi, sebelum berangkat ke lapangan, burung diberi 10 ekor jangkrik dan 15 ekor ulat hongkong,” bebernya.
Uniknya, menurut Om Rojali, murai batu New Anzaly dalam kesehariannya tidak sering bunyi. Padahal di rumah dia juga menyimpan gaco murai lainnya, yaitu New Anzaly II.
“Jadi kalau di rumah nggak banyak bunyi. Kalau pun bunyi hanya sesekali, tidak sampai mengeluarkan suara isiannya yang sangat bervariasi. Paling yang keluar hanya isian suara air mancur saja,” kata Om Rojali.
Setiap malam, New Anzaly ditempatkan dalam ruangan yang berisi aneka burung master seperti cililin, rio-rio, ciblek, siri-siri, serindit, air mancur, dan masteran lainnya. Bahkan Om Rojali masih memperdengarkan sonic master kepada gaconya ini.
“New Anzaly memiliki tipe kerja ngedur dari awal hingga akhir. Materi lagunya komplet, didukung volumenya yang tembus. Kelebihan inilah yang mengantarnya menjadi jawara Kapolres Depok Cup,” tandas Om Rojali.
Ngomong-ngomong, dari mana sih murai batu New Anzaly didapatkan? Burung ini hasil bidakan Om Dery, karibnya, saat memantau even latberan. Ketika dipantau, kinerjanya memang luar biasa.
Akhirnya, tanpa ragu, Om Rojali langsung melakukan take-over. Dia pengin kembali ke lapangan seperti dulu, ketika masih memiliki jagoan bernama Anzaly.
Ya, Om Rojali sebenarnya pemain lama di kelas murai batu. Namanya kondang lantaran sukses mengorbitkan murai batu Anzaly, dan termasuk salah satu murai legendaris di Blok Barat.
Anzaly kemudian ditransfer OmFuksin Sunter. Karena kangen dengan kehebatan burung ini, dia pun memberi nama gaco-gaco anyarnya dengan embel-embel Anzaly, misalnya New Anzaly dan New Anzaly II. (d’one)