Penangkaran murai batu Niki Sae Mas (NSM) Bird Farm Bogor terus melengkapi materi indukannya. Belum lama ini, H Kuwadi selaku owner NSM BF Bogor melakukan jebol kandang 2 pasangan murai batu koleksi SWD BF Klaten.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Seperti diketahui, SWD BF milik H Suwadi dikenal sebagai penghasil murai batu berkualitas. Banyak produknya yang moncer di arena lomba, baik di tangan Om Suwadi sendiri maupun di tangan para pemain murai lainnya.
Menurut Om Kuwadi, dua pasangan murai yang diboyongnya terbilang mewah bahkan menjadi kandang favorit di SWD BF Klaten. Mahar yang harus dikeluarkannya juga tidak sedikit, sekitar Rp 200 juta.
Sebenarnya aksi jebol kandang dari SWD BF ini bukan kali pertama dilakukannya. Bahkan sebagian besar materi indukan di kandang NSM BF berasal dari SWD.
Kedua induk jantan bernama Bintang Medan dan Blorok, sedangkan pasangannya merupakan murai betina hasil ternak SWD BF. “Kedua pasangan ini termasuk favorit di sana. Sudah produksi beberapa kali. Bahkan saat diboyong ke Bogor, pasangan Bintang Medan dalam kondisi sedang mengeram,” jelas Om Kuwadi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Ketika masih di kandang SWD BF, anakan-anakan dari kedua pasangan ini memiliki banderol mahal, yaitu Rp 7 juta / ekor. Om Suwadi pun membenarkan, selama ini Bintang Medan dan Blorok menjadi “ATM hidup” baginya. “Semoga di Bogor bisa berkembangbiak dengan lancar,” kata Om Suwadi.
Selain dua pasangan induk favorit tersebut, Om Kuwadi juga memboyong dua pasangan murai batu muda prospek. Seuanya sudah bergabung dengan 100an pasangan murai batu di kandang NSM BF. Komplek penangkaran ini menempati lahan seluas 800 m2 di kawasan Ciawi, Bogor.
Selain menggunakan induk hasil jebol kandang dari SWD, Om Kuwadi juga memiliki beberapa materi induk jantan dari Maestro BF. Beberapa murai jawara pun kini menjadi pejantan tangguh di kandang NSM BF, antara lain Mio, Maha Dewa, Samurai, Arjuna, Komando, Maestro, Petruk, dan Pandawa.
Karena materi indukannya memang top-markotop, produk NSM BF juga laris-manis. Harga trotolan murai batu bervariasi, mulai dari Rp 2,5 juta hingga Rp 7 juta per ekor, tergantung materi induknya.
Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas anakan, sebagian induk betina di NSM BF menggunakan hasil breeding sendiri. “Ke depan, kita tidak lagi menggunakan murai batu betina dari hutan. Semua induk betina nantinya hasil penangkaran,” ungkapnya.
Dengan jumlah pasangan induk sebanyak itu, NSM BF setiap bulan mampu memanen sekitar 30 ekor anakan. Pemanenan dilakukan saat umur 7 hari, kemudian dipindah ke sangkar khusus yang diberi lampu penghangat dan kerodong.
Anakan-anakan ini dibesarkan dengan cara diloloh. Jika sudah berumur 1,5 bulan, atau mulai mampu makan sendiri, maka burung dipindah ke ruangan yang lain. Trotolan umur 2 bulan mulai dipisah dan menempati sangkar sendiri-sendiri.
“Saat itulah, trotolan murai batu mulai dimaster dengan burung cililin, jalak, lovebird, dan masteran lainnya. Terkadang belum sampai dimaster sudah diambil pemesan,” tandasnya. (d’one)