Sampai saat ini, Izumi Bird Farm (BF) milik Om Syahabudin tetap eksis sebagai breeder murai batu prospek di kawasan Cibinong, Bogor. Produknya dikoleksi banyak pemain dan penggemar murai lainnya, bahkan sebagian di antaranya sudah berprestasi di lapangan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Untuk memaksimalkan produknya, sekaligus agar dapat memenuhi permintaan konsumen yang kian meningkat, Izumi BF kini mengembangkan sayapnya dengan membina 10 mitra peternak di 10 lokasi yang berbeda.
Om Syahabudin merintis usaha penangkaran murai batu sejak lima tahun lalu. Kandang utama dibangun di rumahnya, kawasan Pabuaran, Cibinong, Bogor. Di sini ada 10 petak kandang indukan.
Selain itu, masih ada sembilan lokasi lain di wilayah Jabodetabek dan satu kandang di Sukabumi. “Semuanya merupakan peternak binaan Izumi. Mereka menggunakan materi induk dari kami,” kata Om Syahabudin.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Untuk induk betina, Izumi BF menggunakan hasil ternak sendiri. Adapun induk jantan umumnya merupakan murai batu eks jawara lomba. Salah satunya adalah murai batu Centeng yang pernah masuk lima besar dalam even nasional Presiden Cup III di Jakarta (2014). Berikut ini beberapa materi induk jantan eks jawara di Izumi BF:
Centeng | Gemilang | Jambrong |
Panorama | Galaxy | Mata Dewa |
Braja Musti | Santana | Sonata |
Romeo | Bayangan | Kikuta |
Jokowi | Grandong | Drogba |
Kaldera | Potus | BM2 |
Baginda | Verona | Bintang |
Pancasona | Ojolali |
Dari indukan-indukan trah jawara tersebut, Izumi BF telah menghasilkan beberapa anakan murai batu yang kemudian berprestasi di lapangan. Misalnya Bunda Putri dan Valentio.
“Masih ada beberapa anakan lainnya dari ring Izumi yang juara, baik dalam even latber maupun lomba, yang kini di tangan teman-teman pemain lainnya,” tambah Om Syahabudin.
Proses penjodohan relatif sederhana dan singkat
Konsep kemitraan yang dulu pernah popular dalam peternakan ayam, kambing, dan sapi juga diterapkan Izumi BF. Seperti dijelaskan di atas, Om Syahabudin memiliki peternak binaan yang tersebar di 10 lokasi berbeda.
Semua induk jantan dan betina yang digunakan peternak mitra binaannya itu berasal dari Izumi BF, termasuk indukan eks jawara. “Setelah panen, para peternak binaan itu akan membesarkan anakan murai batu sampai bisa makan sendiri. Setelah itu, trotolan murai batu saya pasarkan,” jelas Om Syahabudin.
Secara berkala, dia akan merotasi induk-induk yang ada. Murai jantan A yang semula dijodohkan dengan murai betina B akan dipisahkan dan diganti dengan murai betina lainnya. Dengan cara seperti ini, maka peluang mendapatkan anakan dengan kualitas terbaik bisa lebih besar.
Kalau begitu, harus memulai kembali proses penjodohannya dong? Benar! Namun hal itu bukan masalah besar. Sebab proses penjodohan relatif mudah. Sebelum dimasukan ke kandang ternak, murai jantan dan betina dimasukkan dalam sangkar terpisah namun dalam posisi menempel.
“Saat dijemur maupun dimandikan, sangkarnya selalu didekatkan. Jika sudah tampak berjodoh, dan murai jantan tidak terlihat galak, keduanya dimasukkan ke kandang ternak. Meski demikian, proses pemantauan harus selalu dilakukan. Jangan sampai murai betina diserang burung jantan. Sebab biasanya burung jantan lebih agresif dan galak,” jelasnya.
Proses penjodohan ini relatif singkat, hanya membutuhkan waktu 2-3 hari sejak diperkenalkan hingga berjodoh. Yang penting induk betinanya sudah siap kawin, minimal berumur 8-9 bulan.
Pasangan induk yang sudah jodoh ditempatkan dalam petak kandang yang berdinding batako. Setiap petak kandang berukuran lebar 1,2 meter, panjang 1,2 meter, dan tinggi 3 meter.
Bagian atapnya tertutup. Ini agak berbeda dari konstruksi kandang murai batu pada umumnya, di mana sebagian atapnya tertutup dan sebagian lagi terbuka agar sinar matahari bisa masuk ke dalam kandang.
Untuk memenuhi kebutuhan sinar matahari, Izumi BF mengandalkan pada bagian dinding depan yang terbuat dari kawat halus. Tanaman dalam pot ditempatkan di dalam kandang agar suasana kandang terasa nyaman dan sejuk. Ada juga bak mandi yang setiap saat selalu diganti airnya dengan air bersih.
Untuk extra fooding (EF), setiap pasangan induk diberi jangkrik sebanyak-banyaknya, terutama ketika sedang bawa anakan. Pada masa penjodohan atau persiapan bertelur, induk juga diberi ulat hongkong secukupnya. Cacing tanah diberikan ketika induk sedang mengasuh anaknya. Kroto juga wajib diberikan.
Setelah menetas, maka anakan murai akan dirawat induknya sampai umur 1 minggu. Setelah itu dipanen dan dipindahkan ke kandang khusus yang diberi lampu penghangat.
Bahan lolohan untuk anakan murai umur 1-2 minggu terdiri atas kroto segar-bersih, serta cacing dan jangkrik muda. Umur 2 minggu, anakan mulai diperkenalkan adonan voer, lantas dipasangi ring dengan kode Izumi.
Memasuki umur 28 hari, trotolan murai sudah belajar nangkring di dalam kandang. Pada umur ini, burung juga sudah bisa belajar makan sendiri. Kalau sudah berumur 1,5 bulan, anakan murai siap dipasarkan, dengan harga bervariasi mulai dari Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta / ekor. (d’one)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.