Penampilannya yang cantik, dengan bulu-bulu yang sangat indah, membuat cenderawasih acapkali dijuluki sebagai “bidadari turun dari surga”. Namun, ternyata, tidak semua jenis burung cenderawasih mempunyai kecantikan yang mempesona. Salah satunya adalah cenderawasih gagak. Penampilan burung surga ini justru tak secantik bidadari.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Indonesia termasuk salah satu negara yang paling beruntung bisa memiliki burung khas yang kecantikannya telah melegenda hingga ke seantero dunia. Kecantikan burung cenderasih yang bak bidadari turun dari kahyangan itulah yang mempesona banyak orang. Coba bayangkan, dari sekitar 40 jenis cenderawasih di seluruh dunia, 27 speses di antaranya berada di Indonesia.
Sebutan burung cenderawasih sebagai burung surga sudah dikenal sejak abad ke-15. Pada tahun 1522, spesimen-spesimen burung cenderawasih dibawa ke Eropa dengan menggunakan kapal laut milik Magellan. Waktu itu, hampir semua spesimen burung yang dibawanya tidak memiliki sayap maupun kaki.
Karena tidak punya sayap dan kaki, muncul anggapan bahwa burung yang didapat dari Papua memang berasal dari surga, karena bisa terbang tanpa sayap dan menginjakkan kakinya di bumi.
Banyak yang menduga burung ini mengambang di udara, padahal sayap dan kakinya itu sengaja dipotong oleh para penangkap burung untuk memudahkan pengirimannya. Mereka menganggap tanpa sayap dan kaki, cenderawasih tetap indah dipandang.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Burung cenderawasih terkenal dengan kecantikan bulu dan keindahan tariannya. Tapi bagaimana dengan gagak? Penampilannya sangat jauh berbeda dari cenderawasih. Bulu-bulunya didominasi warna hitam, meski ada juga jenis gagak yang memiliki dada dan perut berwarna putih seperti gagak sulawesi (Corvus typicus). Paruhnya lurus, suara kasar dan parau, dan termasuk pemakan segalanya mulai dari buah, sampah, binatang, hingga bangkai.
Gagak sering dikaitkan dengan peristiwa mistis, terutama karena suaranya yang parau itu. Di Indonesia, ada sekitar 10 jenis gagak yang tersebar di beberapa daerah, misalnya gagak rumah, gagak kampung, gagak hutan, gagak orru, dan gagak halmahera.
Cenderawasih gagak tidak termasuk anggota keluarga gagak (Corvidae). Meski tidak mewarisi bulu-bulu yang indah berwarna-warni, spesies ini dianggap sebagai salah satu jenis burung cenderawasih yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama paradise-crow (Lycocorax pyrrhopterus).
Menurut para ahli, jika ditelusuri taksonominya, keluarga gagak dan cenderawasih memiliki hubungan yang sangat dekat. Cenderawasih gagak adalah salah satu spesies burung cenderawasih yang mempunyai hubungan kekerabatan paling dekat dengan keluarga gagak. Karena alasan itu, jenis burung ini dimasukkan dalam kelompok cenderawasih atau Paradisaeidae.
Cenderawasih gagak memiliki tubuh berukuran besar, dengan panjang sekitar 40 cm. Bulu-bulu tubuhnya berwarna cokelat kehitaman, paruhnya tebal, dengan mata merah menyala. Ekornya panjang, berwarna agak kehitaman, dan kaki-kakinya kokoh berwarna hitam.
Kalau sebagian besar burung cenderawasih hidup di Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, cenderawasih gagak justru hanya dapat ditemukan di Kepulauan Maluku Utara. Burung ini merupakan penghuni hutan-hutan primer dan sekunder yang tinggi, serta semak-semak di tepi lahan pertanian. Mereka sering ditemukan di kawasan dekat pemukiman, terutama saat mencari buah dan berbagai jenis serangga yang menjadi pakan utamanya.
Cenderawasih gagak terdiri atas tiga subspesies / ras dengan wilayah persebarannya masing-masing, yaitu:
- Lycocorax pyrrhopterus morotensis: Tersebar di Morotai dan Rau
- Lycocorax pyrrhopterus pyrrhopterus: Tersebar di Halmahera, Kasiruta, dan Bacan
- Lycocorax pyrrhopterus obiensis: Tersebar di Obi dan Bisa
Meski penampilannya tak semenarik jenis burung cenderawasih lainnya, tetapi cenderawasih gagak dianggap cukup berjasa karena perannya sebagai penghubung dari evolusi peralihan burung cenderawasih yang indah ke gagak yang hanya memiliki bulu berwarna hitam.
Karena keunikannya itulag, cenderawasih gagak ditetapkan sebagai jenis burung yang dilindungi melalui Peraturan Pemerintah (PP) No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Baca juga tulisan mengenai burung surga lainnya berikut ini:
Semoga bermanfaat.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.