Malang tak dapat ditolak, tapi mujur masih bisa diraih. Itulah yang dialami rekan-rekan panitia dan para kicaumania peserta lomba burung Kicau Atas Awan yang sedianya bakal digelar di objek wisata D’Qiano Water Park, Dieng, Banjarnegara, Minggu (23/10).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Gantangan yang telah disiapkan sebelumnya roboh disapu angin kencang, mengiringi hujan deras di Dataran Tinggi Dieng. Akibat kejadian ini, gantangan tempat burung-burung bakal unjuk prestasi rata dengan tanah. Pedok juri dan pedok peserta pun hancur berantakan.
Itulah yang disebut malang tak dapat ditolak, karena manusia tidak kuasa melawan kehendak alam. Tetapi mujur masih diraih, lantaran musibah ini tak menimbulkan korban jiwa, baik manusia maupun burung-burung yang bakal berlomba.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Ya, musibah robohnya gantangan yang beratap seng ini terjadi ketika lomba belum dimulai, sehingga masih steril dari peserta dan penonton. Sebagian peserta masih berada di pinggir lapangan, bahkan sebagian lainnya masih di depan pintu masuk D’Qiano Water Park.
Panitia yang digawangi Bang Yusuf dan kawan-kawan segera bertindak cepat. Atas persetujuan para peserta, panitia memindahkan lokasi lomba ke Balai Desa Batur, Kecamatan Batur, yang berjarak 10 km dari D’Qiano. Lomba digelar di dalam gedung (indoor), seperti konsep gelaran Papburi.
Siang hari, sekitar pukul 13.00, sesi pertama (pleci) pun sudah bisa dimulai. Berkat ketenangan pihak panitia, lomba bisa diselesaikan hingga 18 sesi, sesuai dengan yang direncanakan sejak awal.
Dua burung tampil menawan, yaitu murai batu Dewa Ruci orbitan Om Risdianto (Duta Blacan Award) dan kacer Pele kepunyaan Om Amex Zippo (Duta Dandim Cup Wonosobo).
Meski sedikit stres akibat mendengar suara gemuruh ketika gantangan roboh, sehingga mengurangi penampilannya, Dewa Ruci masih mampu meraih juara 1 dan 2. Jagoan ini terbaik di Kelas Candi, unggul atas Peter Black besutan Om Tugiyo (Duta Dandim Cup Wonosobo) dan Bajang milik Om EJW dari Duta Blacan Award.
Tetapi di Kelas D’Qiano, murai batu Dewa Ruci harus puas di posisi kedua di bawah Nikotin andalan Om Barava (Bazzoka BC). Posisi berikutnya ditempati MB Black Mamba milik Om Taufik dan Bajang.
Kacer Pele sukses meraih double winner. Di Kelas Candi, gaco orbitan Om Amex Zippo ini unggul atas Fanastis milik Om Wiwin (Duta Blacan Award) dan Mehesa Jenar koleksi Om Alim Doank (Rembang). Kelas Sileri juga dimenangi Pele, disusul Mahesa Jenar.
Duta Blacan Award tampil sebagai juara umum BC. Selain moncer bersama murai batu Dewa Ruci, tim yang akan mengadakan even akbar Blacan Award di Balai Apung Surya Yudha Park, Banjarnegara, Minggu 18 Desember 2016, itu juga mendominasi kelas lovebird.
Tiga dari empat kelas lovebird dijuarai Duta Blacan Award, masing-masing melalui lovebird Tembak Mati dan Maju Makmur (keduanya milik Kurnia BF), serta Kunti orbitan Om Kenzie.
Dua kelas anis merah juga disapubersih Duta Blacan Award, melalui penampilann Barcelona andalan Om Wiwin dan Dewa Mabok besutan Om Arif BCL. (OK-1)
Hasil Lomba Kicau Atas Awan (klik di sini)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.