Kendati baru berumur 8 bulan, murai batu Jaka Tingkir milik dr Robby mampu mengukir prestasi terbaik dalam even Menuju Piala Brother SF di Mall Metropolis Cikokol, Tangerang Kota, Sabtu (22/10). Burung ini sukses menjuarai kelas utama Metropolis.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Lomba ini dikemas Metropolis The Winner binaan Om Tri Winner, bekerjasama dengan Ronggolawe Nusantara. Panitia membuka lima kelas dengan memainkan 22 sesi lomba. Murai batu dan lovebird masing-masing digelar empat dan lima sesi, dan sebagian di antaranya full peserta.
Kelas utama Metropolis (tiket Rp 120.000) hanya melombakan murai batu dan lovebird. Murai batu Jaka Tingkir tampil mengejutkan dengan meraih juara pertama, mengungguli Tragedi orbitan Om Wendy dari Binong Team dan Bianglala milik H Bambang (Depok).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Disebut mengejutkan, karena MB Jaka Tingkir baru berumur delapan bulan, atau baru saja berganti dari bulu trotolan ke bulu dewasa. “Bahkan ini merupakan debut pertamanya sejak di tangan saja,” tutur dr Robby, pemilik Jaka Tingkir.
Meski masih belia, murai batu Jaka Tingkir memiliki lagu mewah, durasi kerja maksimal, dan volumenya pun tembus. Namun kalau melihat silsilahnya, wajar kalau Jaka Tingkir bisa memiliki kualitas sebagus itu. Burung ini merupakan hasil breeding Om Herry Anyer (HAD Bird Farm).
( lihat juga Penangkaran murai batu HAD BF Anyer )
Jaka Tingkir adalah anakan murai batu Terpesona milik dr Robby yang dititipkan kepada Om Herry Anyer untuk diternak. “Terpesona pernah berprestasi dalam even nasional Presiden Cup III (2014). Jaka Tingkir juga saya titipkan di Om Herry Anyer,” tambah dr Robby.
Kelas The Winner dimenangi murai batu Cokro Menggolo kepunyaan Om Mahfud (Kav Pemda I). Tregedi untuk kali kedua menjadi runner-up, disusul MB Selawe milik Om Harjo (Punawakan BC). Kelas Ebod Joss dijuarai MB Bintang besutan Om Wi Chen (Modernland).
Selain tiga kelas tersebut, panitia yang digawangi Om Yudi Yanuarso (ketua) dan Om Rusdi Bewok (ketua pelaksana) juga membuka satu kelas murai batu ekor hitam. Kelas ini dimenangi Leged, langganan juara milik Om Bud Santoso (Bolang SF), disusukl Black Ghost besutan Om Gouw / Robi (ABF Team / Aroma Team).
Persaingan seru terjadi pada lima kelas lovebird, dengan rincian tiga kelas dewasa dan dua kelas balibu (umur di bawah lima bulan). Beberapa jawara nasional turun di kelas dewasa, antara lain lovebird Fretty milik Om Barnas Saputra (Depok), Zuviter andalan Om Tata (Ciseeng SF), dan Kampret besutan Giva Gevi (Kembar SF).
Lovebird Zuviter sukses menjuarai kelas utama Metropolis, mengalahkan Kampret dan Fretty yang harus puas di urutan kedua dan ketiga. Namun pada dua kelas lainnya, Fretty mampu membalas kekalahannya dari Zuviter.
Fretty tampil sebagai jawara Kelas The Winner. Posisi berikutnya ditempati Kampret dan Zuviter. Gelar kedua diraihnya di Kelas Ebod Joss, dan memaksa Zuviter di posisi kedua.
Penampilan Fretty mengundang kagum tim juri dan penonton. Dengan ngekek khasnya dan durasi kerja yang luar biasa, Fretty nyaris tak pernah gagal meraih juara pertama dalam setiap even yang diikutinya. Pekan lalu, Minggu (16/10), Fretty sukses mencetak quattrick dalam even Kapolres Cup Sukabumi Kota.
Dua kelas lovebird balibu dimenangi burung berbeda, yakni Ratu Sejagad orbitan Om Febri (SKB SF) dan Amira kepunyaan Om Herry (ONC Jakbar). Posisi runner-up pada kedua sesi itu masing-masing ditempati LB Borjo koleksi J&H 29 (Modernland) dan Elvy besutan Om Abie / Ajang (CSF 29).
Selain Fretty, dalam even ini ada dua burung yang meraih double winner, yaitu cucak hijau Nirwana milik Om Cecep (Rangga SF) dan pleci Granat orbitan Om Ary (Jendral Muda Team).
Secara keseluruhan, even kemasan Metropolis The Winner ini berlangsung meriah (diikuti 700 peserta) dan lancar. Event organizer ini mengadakan latber setiap Rabu malam dan Sabtu siang di lapangan yang sama, dan satu bulan sekali diselingi latpres dengan kemasan hadiah lebih besar.
Hampir setiap gelarannya, termasuk latber rutin, selalu dipenuhi kicaumania. Pasalnya, panitia acapkali melakukan berbagai inovasi, termasuk masalah trofi kejuaraan. Trofi latberan, misalnya, selalu memiliki desain yang berbeda antara pekan yang satu dan pekan lainnya.
“Desain trofi biasanya terinspirasi oleh ikon kota-kota terkenal di dunia seperti Menara Eiffel, patung Liberty, dan sebagainya. Kami juga sering menggunakan ikon-ikon wisata di Indonesia, misalnya Candi Borobudur,” ungkap Om Tri Winner, pembina Metropolis The Winner, yang juga ketua Ronggolawe Nusantara DPW Tangerang Raya.
Selain itu, Gantangan Metropolis The Winner juga berbeda dari lapangan lainnya. Gantangan permanen dipasang di depan lobby, persisnya di pelataran pintu masuk Mall Metropolis. “Kami mendapat izin dari pihak manajemen Mall Metropolis untuk mendirikan lapangan di sini secara permanen,” tandas Om Tri. (d’one)
Hasil Lomba Metropolis The Winner-Menuju Piala Brother SF (klik di sini)
Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.
Page: 1 2