Burung kicauan rentan terserang parasit, sehingga bisa mengganggu penampilannya. Parasit tersebut dapat muncul dari mana saja, termasuk dari sangkar dan pakannya. Selama ini, kicaumania mungkin lebih mengenal kutu sebagai salah satu jenis parasit yang kerap mengganggu burung. Sebenarnya masih banyak jenis parasit lainnya yang dapat menginfeksi momongan kita. Berikut ini empat jenis parasit yang kerap menyerang burung kicauan dan cara mencegahnya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ektoparasit adalah jenis-jenis parasit yang hidupnya sangat tergantung pada hewan yang menjadi inangnya, tapi hidup di permukaan luar tubuh inang atau bagian-bagian lain yang mudah terjangkau. Tubuh burung yang hangat dan dipenuhi bulu-bulu menjadi tempat nyaman bagi beberapa jenis parasit untuk hidup dan berbiak.
Terdapat puluhan jenis parasit yang bisa menyerang burung peliharaan, namun hanya ada beberapa jenisnya saja yang dikenal cukup umum dan kerap menginfeksi burung peliharaan. Beberapa jenis ektoparasit antara lain tungau bulu (feather mites), tungau makanan (flour mites / grain mites), dan tungau merah (red mites).
Selain itu, ada juga endoparasit di mana sebagian besar siklus hidupnya berada di dalam tubuh burung, termasuk berkembang biak di dalam tubuh burung. Contohnya tungau kantung udara (air sac mites).
Keempat jenis parasit inilah yang akan kita kupas, karena paling sering menyerang burung kicauan. Selain dapat mengganggu penampilannya, burung yang terinfeksi parasit tersebut juga akan cenderung malas berbunyi.
1. Tungau bulu (feather mites)
Banyak jenis tungau yang bermukim dalam bulu burung / unggas. Tungau-tungau ini umumnya berbentuk pipih dan hidup di dalam alur dari barbula bulu. Tidak seperti kutu atau tungau merah, tungau bulu tidak mengisap darah korbannya. Namun tungau ini akan merusak lapisan bulu sayap, ekor, leher, dan kepalanya.
Burung yang terinfeksi akan memiliki bulu-bulu yang mudah rusak / nyerit, sehingga mengurangi penampilannya. Keberadaan tungau bulu sangat sulit dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya yang kecil dan mirip partikel debu. Namun banyaknya kerusakan yang terjadi pada bulu-bulu bisa menjadi indikasi bahwa burung telah terinfeksi parasit ini.
Tungau bulu biasanya hidup dengan memakan bagian-bagian bulu. Perlu diwaspadai bahwa ternyata tungau bulu ini bisa menular pada burung lain yang masih sehat. Karena itu, jika mengetahui ada salah satu burung yang terinfeksi, maka harus segera dilakukan pencegahan dengan mengkarantina dan memberikan pengobatan.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Selain tungau bulu, ada juga tungau pena yang seumur hidupnya bermukim dalam batas dari rongga-rongga pada penampang bulu sayap. Di situ pula tungau akan menusukkan taringnya yang tajam, kemudian mengisap cairan tubuh korbannya.
2. Tungau makanan (flour mites / grain mites)
Disebut tungau makanan karena parasit ini hidup dan berkembang biak dalam bahan makanan. Jenis tungau yang berwarna putih keabu-abuan dengan kaki kemerahan ini umumnya hidup di hampir semua jenis pakan ternak baik yang berbentuk tepung / voer halus, voer kasar, gabah, biji-bijian, dan sebagainya.
Tungau ini paling sering ditemukan dalam pakan hewan ternak / peliharaan yang wadah penyimpanannya dibiarkan terbuka. Tungau makanan berbiak dengan cara bertelur. Satu tungau betina mampu menghasilkan 500 – 800 telur. Coba bayangkan, berapa banyak telurnya jika pakan yang terkontaminasi berisi lebih dari 100 tungau betina.
Siklus hidupnya dimulai dari telur yang menetas menjadi larva, kemudian memasuki tahap nimfa, dan selanjutnya menjadi tungau dewasa. Biasanya dalam tahap-tahap itu sering terjadi proses pemindahan atau penyebaran dengan cara menempel pada serangga yeng kebetulan mengunjungi wadah penyimpanan pakan tersebut.
Kalau terlalu sering mengonsumsi pakan yang terinfeksi tungau ini, burung akan mengalami gangguan pencernaan dan diare. Untuk mengetahui ada dan tidaknya tungau tersebut dalam pakan, kita bisa menyebarkan sedikit pakan di atas selembar kertas putih bersih, dan biarkan selama beberapa detik. Jika muncul tungau kecil ke permukaan, berarti pakan telah terkontaminasi dan jangan diberikan kepada burung.
3. Tungau merah (red mites)
Selain tungau yang bermukim pada bulu dan pakan, ada juga jenis tungau yang bermukim dalam sangkar. Tungau ini dikenal dengan nama tungau merah atau red mites. Sesuai dengan namanya, parasit ini berwarna merah serta hidup dengan cara mengisap darah burung.
Burung yang terlihat kurus atau dadanya nyilet menjadi salah satu bentuk gangguan kesehatan yang antara lain bisa diakibatkan oleh serangan tungau ini.
Sangat mudah mengetahui keberadaan tungau merah dalam sebuah sangkar, yaitu dengan mengamati setiap sudut, celah dan sambungannya. Jika ditemukan ada seperti kotoran kecil yang berwarna merah, maka bisa dipastikan itu adalah koloni tungau merah. Jika hal itu terjadi, segera pindahkan burung ke dalam sangkar yang lebih bersih.
Baca lagi: Jika drakula bernama tungau merah mengintai burung Anda
4. Tungau kantung udara (air sac mites)
Tungau kantung udara / air sac mites mengakibatkan burung menjadi sulit bernafas. Parasit ini sering menyerang burung kenari, finch, dan beberapa jenis burung lainnya. Burung yang terinfeksi akan kesulitan bernafas, sehingga sering megap-megap dan macet bunyi.
Tungau yang bernama ilmiah Sternostoma tracheacolum ini menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya dalam tubuh burung. Siklus hidupnya dari telur hingga dewasa hanya memakan waktu 6 hari.
Meski siklus hidupnya pendek, tungau kantung udara sangat mengganggu sistem pernafasan burung, dan cepat sekali berkembang biak.
Air sac mites juga bersifat menular, terutama ketika burung terlihat saling meloloh, baik ketika bercumbu dengan pasangannya, atau induk yang sedang memberi makan anaknya. Kandang yang kotor juga menjadi sumber infeksi dari penyebaran tungau ini.
Lihat artikel Tungau kantung udara penyebab burung susah bernafas dan macet bunyi
Pencegahan terhadap parasit-parasit berbahaya
Yang terpenting dalam perawatan burung kicauan adalah selalu menjaga kebersihan burung, lingkungan, sangkar, serta perlengkapannya. Kalau rutin dan teratur menjaga kebersihan tersebut, dengan sendirinya bisa mencegah penularan maupun infeksi dari parasit-parasit tersebut.
Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan sekitar sangkarnya dapat membantu pencegahan dan penularan parasit. Sisa-sisa pakan yang berserakan di lantai tentu akan mengundang kedatangan burung-burung liar yang mungkin membawa parasit yang bisa menulari momongan kita.
Membersihkan sangkar dan perlengkapannya tak cukup hanya dengan menggunakan air bersih. Untuk memastikan sangkar benar-benar steril dari parasit, dibutuhkan desinfektan yang bukan hanya membasmi, tapi juga mencegah parasit datang kembali. Salah satunya adalah FreshAves yang sudah terbukti dan banyak digunakan kicaumania di Nusantara.
Khusus untuk tungau kantung merah, pisahkan burung yang terinfeksi ke kandang karantina agar tidak menulari burung-burung lain yang sehat. Selanjutnya, burung yang sakit diobati dengan BirdFresh sampai sembuh.