Tiong-batu kalimantan termasuk salah satu jenis burung unik. Bagian atas kepalanya hanya ditumbuhi bulu-bulu tipis, sehingga terlihat seperti botak. Paruhnya berukuran besar. Para ahli pun sering berbeda pendapat terkait ordo atau suku untuk burung endemik Kalimantan ini. Yang menyedihkan, burung unik itu kini terancam punah.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Tiong-batu kalimantan, burung unik yang terancam punah | Foto: Flickr (c) A Loinsang

Tiong-batu kalimantan / bornean bristlehead (Pityriasis gymnocephala) memiliki panjang tubuh sekitar 26 cm. Kepala botak dengan kulit yang dilapisi bulu-bulu halus warna kuning dan merah terang. Pada pipinya terdapat tompel hitam. Paruhnya yang besar membuat penampilannya terlihat sangar.

Sebagian ahli burung (ornitholog) menganggap tiong-batu kalimantan sebagai kerabat burung gagak. Tetapi ada juga yang beranggapan kalau spesies ini termasuk anggota keluarga burung jagal dari Papua. Bahkan sebagian ahli lainnya menganggap tiong-batu kalimantan termasuk keluarga bentet dan jalak. Tidak sedikit pula yang mengelompokkannya sebagai genus tersendiri.

Burung ini memiliki habitat berupa hutan-hutan rawa, gambut, kerangas, dan hutan-hutan dataran rendah yang ada di Kalimantan. Keberadaannya pernah tercatat pula di area hutan dengan ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut di sekitar Sabah, Malaysia.

Tiong-batu kalimantan hidup secara berkelompok yang terdiri atas 3-10 individu. Tak jarang mereka terlihat bersama kelompok campuran (mixed-flock) yang terdiri atas berbagai jenis burung. Karena ukurannya yang besar, tiong-batu kalimantan sering terlihat sebagai “pemimpin rombongan”.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Suara kicauannya terdengar unik. Suaranya bisa terdengar saat terbang atau ketika bersama kelompoknya. Biasanya, suasana hutan mulai ramai oleh suara mereka yang bersahut-sahutan, saling berbalas panggilan dan kicauan.

Namun, tiong-batu kalimantan bulanlah jenis pengicau yang baik. Suaranya malah terdengar aneh, terkadang seperti suara klakson kendaraan, dan terkadang pula menggema seperti orang tertawa terkekeh.

Tiong-batu kalimantan betina (kanan) dan jantan bisa dibedakan dari bercak merah di bagian perut.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Kehidupan tiong-batu kalimantan di alam lias

Sulit menemukan burung ini di habitatnya, apalagi tiong-batu kalimantan termasuk burung pemalu yang lebih sering terdengar suaranya daripada fisiknya. Penampakannya pun tidak teratur, kadang terbang dengan kepakan sayap yang pendek dan cepat, tapi tak jarang pula hanya mendekam di balik dedaunan.

Pakan tiong-batu kalimantan adalah serangga berukuran besar seperti kumbang. Tak jarang pula memangsa hewan-hewan lain seperti cicak, kecoa, rayap, laba-laba, reptil kecil, dan amfibia, serta buah-buahan. Kebiasaan mencari pakan umumnya dilakukan di lapisan tajuk atas dan tengah.

Kerusakan dan berkurangnya areal hutan yang menjadi habitatnya menjadi ancaman utama terhadap kelangsungan hidup burung tiong-batu kalimantan. Tak heran jika burung yang termasuk dalam keluarga Pityriasidae itu kini berada dalam status Hampir Terancam / Near Threatened (NT). Artinya, kelangsungan hidupnya mendekati terancam punah. Namun begitu, sampai saat ini belum ada payung hukum yang bisa melindunginya dari ancaman kepunahan.

 

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.