Terlepas dari pro-kontra mengenai lomba burung puyuh, faktanya kelas baru dalam dunia kicauan ini makin diminati para penggemarnya. Salah seorang di antaranya adalah Om Frenki Irawan (Garis Hitam BC Jember) yang memiliki gaco andal bernama puyuh Firaun.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Puyuh Firaun baru dua bulan di tangan Om Frenki. Burung ini semula milik pamannya. Ketika itu kondisinya tidak terawat, tubuh sangat kurus, dan macet bunyi. Sang paman membelinya dari pasar burung seharga Rp 25.000, untuk bunyi-bunyian di rumah.
Begitu di tangan Om Frenki, burung langsung mendapat perawatan intensif, sekaligus memulihkan kondisi fisiknya yang memprihatinkan. “Firaun saya masukkan ke kandang koloni bersama sejumlah puyuh jantan lainnya,” ujar Om Frenki kepada omkicau.com.
Di dalam kandang koloni tersebut, Firaun juga terlihat melakukan hubungan seks dengan sesama pejantan. Puyuh-puyuh jantan yang disatukan dalam kandang koloni memang kerap memperlihatkan perilaku seksual yang menyimpang. Hal ini juga sering dijumpai pada beberapa jenis burung lainnya, misalnya lovebird.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Menurut Om Frenki, perkawinan sesama jantan merupakan pertanda bahwa mereka sangat akrab. Puyuh yang menunggangi biasanya lebih dominan. “Jika puyuh jantan dikoloni sama betina, itu justru tidak bagus untuk dilombakan. Di gantangan malah bisa ngeruji,” tuturnya.
Setelah seminggu di kandang koloni, kondisi fisik Firaun makin membaik. Tubuhnya mulai gemuk dan mulai gacor lagi. Beberapa hari kemudian, Om Frenki mencoba melombakannya di Gantangan Antirogo BC, tetapi Firaun hanya bisa bunyi lima kali. Mungkin karena masih adaptasi dengan kondisi lapangan.
Om Frenki kemudian memberikan kawan baru bagi Firaun, namanya puyuh Donald. Suaranya mirip bebek. Ternyata Firaun tambah gacor setiap kali mendengar Donald mengeluarkan suara mirip bebek.
Om Frenki kembali menjajal vokal Firaun dalam even di KMR, bersama gandengannya yang bersuara mirip bebek itu. Penampilan Firaun sangat menawan sehingga sukses menjuarai dua kelas (double winner).
Bahkan dalam beberapa kejuaraan di Jember, puyuh Firaun kerap mendapat gelar burung terbaik. Berikut ini beberapa prestasi Firaun sejak di tangan Om Frenki:
Berikut beberapa prestasi yang diraih Firaun:
- Hattrick di Latpres V9 + gelar burung terbaik.
- Double winner di Latpres Arkam + gelar burung terbaik.
- Double winner di KMR.
- Double winner di Antirogo BC.
Serangkaian prestasi tersebut menunjukkan kualitas suara puyuh Firaun. Burung ini memiliki volume suara yang keras, dengan jeda yang rapat (5-6 detik). Sekali main bisa memperoleh 400 – 650 poin di kelas engkel.
Tips perawatan puyuh Firaun
Kendati langganan juara, perawatan Firaun relatif sederhana alias enggak neko-neko. Berikut ini perawatan harian dan persiapan jelang lomba yang diterapkan Om Frenki terhadap gaco andalannya.
a. Perawatan harian:
- Setiap pagi, burung langsung dianginkan di teras rumah sampai bunyi ropel-ropel.
- Kaki burung disemprot, sembari mengganti air minum dan pakan.
- Tujuan penyemprotan kaki adalah untuk menjaga suhu tubuhnya tetap stabil. Puyuh biasanya tk tahan terhadap cuaca panas. Cara itu berdasarkan pengalaman Om Frenki saat masih main burung merpati andokan.
- Setelah kaki disemprot, burung puyuh dijemur selama 10-15 menit (tergantung cuaca). Setelah itu dianginkan lagi selama 5 menit.
- Usai dianginkan, puyuh dimasukkan ke kandang umbaran yang berisi ayakan pasir dan tanah untuk kipu (mandi pasir). Jadwal mandi kipu dua hari sekali.
- Pakan utama berupa konsentrat ayam potong, dicampur beras merah, dan beras jagung.
b. Persiapan lomba:
- Sehari sebelum lomba (H-1), kandang puyuh dikerodong penuh selama sehari.
- Pada malam harinya, burung diembunkan sambil diberi 1-2 ekor jangkrik dan 1 cepuk kecil ulat kandang.
- Pada malam hari pula, Firaun disandingkan dengan puyuh Donald sebagai pancingan (masteran).
Sebelum mendapat anugerah burung terbaik, sudah banyak pemain yang berminat membelinya. Ketika itu, penawaran tertinggi hanya Rp 750.000.
Setelah menjadi langganan juara, Om Frenki malah tak berselera untuk menjualnya. Berapapun mahar yang ditawarkan, dia selalu menolaknya secara santun. “Firaun not for sale,” ujar Om Frenki yang kesehariannya berwirausaha. (neolithikum)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.