Pameran Indonesia Bird Con 2019 berlangsung sukses di Jogja Expo Center (JEC), Jalan Raya Janti Jogja, 1-3 Maret 2019. Sejak dibuka pada hari Jumat (1/3) hingga penutupan, Minggu (3/3) kemarin, pengunjung merasa terpuaskan dan tercerahkan setelah melihat berbagai perkembangan dunia industri perburungan di Tanah Air.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Antusias pecinta burung dan pengunjung umum ini sudah terlihat sejak hari pertama pameran. Sejak pagi, mereka sudah memadati JEC untuk mengikuti kontes burung, berinteraksi dengan aneka jenis burung, serta mengikuti program-program yang disuguhkan panitia IBC 2019.
Kontes burung hari pertama terdiri atas dua kategori: Singer Contest dan Free Fly. Singer Contest tidak lain lomba burung kicau. Panitia Indonesia Bird Con 2019 menggandeng Radjawali Indonesia dalam penilaian dan penyelenggaraannya.
Pada saat yang sama, di arena indoor, berlangsung kontes Free Fly dengan mengusung konsep “fly to me”. Burunt-burung yang mengikuti kontes akan terbang menuju pemiliknya. Burung yang responsif dan paling cepat kembali ke pemiliknya dinobatkan sebagai pemenang.
Dalam gelaran Free Fly, panitia bermitra dengan JFF (Jogja Free Flight). Kontes berhasil menarik perhatian pengunjung. Para penonton terkesima melihat kegesitan burung-burung yang terbang kembali ke masing-masing pemiliknya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Hari pertama juga diisi program Bird Raffle dan Lelang Burung yang juga diminati pengunjung. Dalam Bird Raffle, panitia melakukan pengundian burung parkit, lovebird, dan finch. Pada acara Lelang Burung, panitia melelang burung parkit, lovebird, falk, dan finch, dimuali dari harga Rp 100.000. Kedua program ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung Indonesia Bird Con 2019 yang ingin mendapatkan burung favorit.
Ada juga program Talkshow yang dihadiri anggota Komunitas Parkit Yogyakarta (Kopata), Indonesia Finch, dan Jogja Free Flight (JFF). Mereka berbagi informasi mengenai bio security (menjaga kebersihan kandang dan kebersihan burung).
Sore harinya, Asosiasi Penangkar Burung Nusantara (APBN) menjelaskan organisasinya yang baru terbentuk tahun lalu. Acara dilanjutkan dengan talkshow yang menghadirkan Bill Salomon dan Bob Wilson. Keduanya menceritakan kontes burung internasional, dan bagaimana menjaga kesehatan burung.
Tidak ketinggalan, Balai Karantina hadir menjelaskan prosedur pemeriksaan untuk memastikan kesehatan burung yang dilalulintaskan. Acara ditutup dengan talkshow dari Radjawali Indonesia yang menjelaskan soal organisasi tersebut.
Pada area Sharing Session, Komunitas Lovebird Indonesia (KLI) berbagi informasi mengenai ragam mutasi lovebird. Dilanjutkan Kopata yang menjelaskan cara mengenal jenis-jenis burung parkit serta mutasinya di Indonesia.
Finchers Yogyakarta memberikan pemaparan tentang cara mengenal finch lokal dan cara melestarikannya. Pada Sharing Session ini juga dijelaskan jenis burung yang cocok untuk Free Fly.
“Animo masyarakat hari pertama melebihi target,” tutur Om Andjar Gunawan, project manager Indonesia Bird Con 2019.
Pengunjung selfi di area Bird Zone
Hari kedua Indonesia Bird Con 2019 juga berlangsung meriah, Sabtu (2/3). Para pengunjung asyik foto selfi di area Bird Zone, yang berada di ruang indoor dekat pintu masuk. Mereka bisa berinteraksi dengan burung di dalam sangkar besar, meski hanya diberi waktu selama 5 menit.
Di arena outdoor masih berlangsung Singer Contest dari berbagai jenis burung berkicau. Peserta pun makin banyak. Begitu pula Free Fly Contest. Kedua kontes burung ini sudah dimulai sejak hari pertama. Pada hari kedua, juga berlangsung Beauty Contest di area indoor.
Acara Talkshow kembali digelar, dibuka dengan ABK Ngawi yang membahas gouldians finch, yang dilanjut dengan pembahasan mengenai teknik beternak burung finch dan lovebird pada acara Sharing Session.
Tidak ketinggalan, talkshow dengan pembicara Om Andy Hoo yang membahas sukses beternak macaw yang juga menarik perhatian para penggemar burung paruh bengkok.
APBN kembali mengisi hari kedua Talkshow, membahas konservasi dan bisnis yang bersinergi. Rekan-rekan dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM menjelaskan manajemen kesehatan burung. Pembahasan dengan beragam tema menarik ini berlangsung sejak pagi hingga malam hari.
Gathering Budgie serta Finch juga mewarnai Sharing Session, membuat pameran Indonesia Bird Con 2019 makin meriah. Dengan tema pembahasan yang beragam, IBC 2019 hadir tidak hanya sebagai tempat untuk berekreasi, tapi juga menambah wawasan pengunjung tentang dunia perburungan.
Seperti pada hari pertama, pengunjung bisa mengikuti program Bird Raffle dan Lelang Burung. Kali ini parkit green, parkit kuning melon, Loncura punctulata, dan dusky diikutsertakan dalam acara Bird Raffle.
Lelang burung terdiri atas lonchura / bondol (termasuk bondol taruk), dan oto hitam, yang menjadi incaran para pecinta burung. Dalam acara Bird Raffle, pengunjung yang beruntung akan mendapat burung favorit mulai dari harga Rp 5.000. Adapun pada Lelang Burung, harga dimulai dari Rp 100.000.
Kehadiran jasad lovebird Kusumo kebanggaan H Sigit Marwanta (Klaten) menjadi magnet tersendiri di hari kedua. Jasad yang diawetkan itu menjadi tontonan pada penggemarnya.
“Melihat banyak sekali konten menarik dalam industri burung, Indonesia Bird Con sangat potensial untuk dikembangkan di tahun depan. Masih banyak hal yang bisa digali lagi, sehingga IBC bakal menjadi pameran burung paling bergengsi di Indonesia,” ungkap Om Bramantya, project officer Indonesia Bird Con 2019.
Kontes burung dipenuhi peserta
Hari ketiga / terakhir pameran Indonesia Bird Con 2019 tetap semarak. Kontes burung masih ramai. Lomba diikuti lebih dari 3.000 peserta, dengan rincian 2.054 peserta singer contest, 900 lovebird, 240 budgie, 240 finch, dan 90 free fly.
Panitia menggelar berbagai program unggulan. Diawali dengan talkshow dengan menghadirkan Om Benny Rustam dan Om Ahmad Agus Hermawan, ketua Komunitas Lovebird Indonesia (KLI).
Dilanjutkan dengan talksow bersama Bob Wilson yang menjelaskan apa itu World Budgerigar Association (WBO) dan pasar budgie di dunia internasional. Tidak ketinggalan Bill Salomon yang bertutur tentang NBvV (Nederlandse Bond van Vogelliefhebbers) atau Asosiasi Pengamat Burung Belanda, serta bagaimana pasar finch di Eropa.
Masih di area stage, APBN berbagi informasi mengenai strategi penerapan internet marketing untuk meningkatkan penjualan burung hasil penangkaran, dengan pembicara Om Ipan Pranashakti (ketua APBN Yogyakarta, pendiri Pasar Burung Online Jogja / PBOJ).
Sharing Session hari ketiga diisi Komunitas Finch yang berbagi informasi soal peluang bisnis burung finch di Indonesia. Kopata (Komunitas Parkit Yogyakarta) mengupas bagaimana pasaran parkit di tahun 2019.
KLI membagikan informasi mengenai peluang pasar lovebird. Peluang bisnis free fly disampaikan JFF (Jogja Free Flight). Tema-tema talkshow dan sharing session yang beragam ini bisa memberikan edukasi kepada pengunjung, khususnya para penggemar burung.
“Indonesia Bird Con 2019 sangat bagus untuk masa depan dunia perburungan, baik dari aspek hobi maupun industri. Dengan pembelajaran terus-menerus, dengan merangkul berbagai jenis burung serta industrinya, maka bisa meningkatkan standar even dan industri burung di Indonesia,” ujar Bill Salomon, tokoh finch asal Belanda. (OK-1)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.