Perbincangan tentang posisi dan kondisi burung kenari lokal dalam pengertian berbodi kecil di tengah serbuan kedatangan kenari impor khususnya Yorkshire – dalam artian berbodi bongsor-, naga-naganya perlu terus kita ikuti. Ada dua alasan yang bisa saya kemukakan, pertama, berkaitan dengan keragaman status ekonomi kicaumania dan, kedua, keragaman jenis burung sebagai obyek hobi.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Pertama, kita tetap perlu menjaga keragaman status ekonomi di kalangan kicaumania. Tidak selamanya penghobi burung adalah orang yang berkantung tebal yang karenanya hanya burung-burung berharga mahal saja yang bisa tampil di kancah lomba burung kicauan.
Kedua, kita harus menjaga keragaman jenis burung yang selayaknya menjadi obyek hobi sehingga tidak ada jenis burung tertentu yang tersingkir dari percaturan perbincangan khalayak kicaumania, apalagi menghilang dari pasaran, yang berarti hilang pula kelestariannya.
Berkaitan dengan hal itu, berikut ini saya turunkan artikel laporan utama Tabloid Agrobis Burung Edisi Minggu III Maret 2012. Artikel saya turunkan secara bersambung. Silakan disimak dan dikomentari, mana yang pas menurut Anda dan mana yang kurang atau tidak pas. Untuk referensi awal silakan dilihat lagi artikel berjudul “Ridlo Figas: Papburi harusnya pro kenari dan lagu lokal“
Burung bongsor menggeser burung kecil
Apa yang dibayangkan pemain sekarang ketika mau mencari burung kenari? Sebagian besar akan mencari postur bongsor, warna cerah, gacor, fighter, dan lagu panjang-panjang, serta cerdas atau gampang dimaster.
Itulah gambaran selera atau trend burung kenari saat ini, terutama terkait kenari lomba. Semua berlomba untuk memiliki burung bongsor atau postur gede. Kerena permintaan seperti ini, para breederpun mencoba ikut selera pasar dengan berusaha pula mencetak kenari bongsor.
Bagaimana caranya? Tentu dengan mencari indukan bongsor. Nah, indukan bongsor yang dikenal adalah jenis Yorkshire (YS). Jenis ini yang mesti didatangkan dari manca. Di negeri asalnya, semisal Jerman, jenis Yorkshire juga sudah paling mahal. Maka tak heran bila sampai Indonesia burung impor ini paling mahal.
Permintaan jenis ini relatif tinggi. Sebuah sumber menyebutkan, karena kekurangan stok, ada importir rela mengejar ke negeri importir di luar Indonesia untuk dibeli lagi dan dikirim ulang ke Indonesia.
Misalnya, ketika sampai Jerman untuk kulakan, di sana disebutkan, ”Maaf, burung baru saja laku dan kami kirim ke Hongkong.” Sang importir kita kemudian mengejar ke Hongkong, dan dinego (tentu dengan diberi laba atau untung yang layak), Setelah itu, burung dikirim dari Hongkong ke Indonesia.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Di Indonesia sendiri, pemburu Yorkshire terbilang tinggi. Setiap kali datang, digambarkan peminatnya sampai antri bak warga yang sedang antri menunggu giliran menerima Bantuan Langsung Tunai.
Ironisnya, tak semua peminat mengambil Yorkshire itu. Mereka yang sudah paham dan berpengalaman tentang kenari, termasuk Yorkshire,tak serta merta ikutan memborong. Karena tidak semua paham bahwasanya YS impor yang baru datang masih butuh perawatan spesial, apalagi harus melalui proses adaptasi.
Sebagian dari mereka hanya memburu gengsi, atau tertarik dengan “untung” menggiurkan yang dijanjikan di bisnis pengepulan YS lokal. Inilah penuturan seorang dokter hewan yang menjadi langganan para penghobi burung.
“Pernah datang ke saya orang membawa puluhan Yorkshire sakit. Dia membeli satu box. Saya kira dia sudah pemain lama,ternyata mengaku baru 3 bulan belajar menjadi penghobi kenari. Dari satu box itu sebagian sudah mati, ada yang betina, sebagian yang sakit dibawa ke tempat saya praktek. Dia hanya bisa menjual tak sampai 10 ekor.” (Bersambung ke artikel: Kenari kecil vs bongsor [2]: Mengejar trend dan gengsi)
Rangkaian artikel:
- Kenari kecil vs bongsor (1): Pasar lokal “dijegal”, trend disetir importir?
- Kenari kecil vs bongsor (2): Mengejar trend dan gengsi
- Kenari kecil vs bongsor (3): Klasifikasi kenari sumir dan rancu
- Kenari kecil vs bongsor (4): Lokal lebih rajin dan gampang tampil
- Kenari kecil vs bongsor (5): Juri enggan melirik kenari lokal?
- Kenari kecil vs bongsor (6): Para EO & kenari mania sepakat kelas dipisah
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
sebenarnya naiknya popularitas kenari import justru didalangi oleh hobis, peternak dan pemaster sendiri karena dalam praktek dilapangan importir menyediakan kenari import maka pilihan dan orientasi kemudian ada pada si pembeli. Lainnya adalah menurut pengamatan saya selain mempunyai nilai ekonomis yg lumayan, kenari import datang beriringan dengan popularitas sekaligus ilmu dan pengetahuannya yang baru dan berusaha untuk terskema sehingga walaupun sejelek apapun burung tersebut dan dgn jelasnya segmentasi dan asal usulnya maka akan lebih diminati penggemar. Kenari lokal sama saja, rata2 berasal dari jenis colorbred dan silangan dari strain postur kecil lainnya. Maaf jika krg berkenan, salam.
di rumah,saya pelihara 13 ekor holland skrang tinggal sembilan,plus pleci 2 ekor kalau sudah bunyi suaranya pun sudah rame banget,ada sih niat untuk tangkarkan kenari holland biar yng kecil tp tetep eksis …ga mau kalah ama yg gembrot,
setuju untuk om silmi
Jangankan kenari luar negeri, di riau cari kenari dAlam negri susah,,
Nah kan, nangkar dong Om hehehehe….
Ga adil! Kasian lokalan ,cuma mentok di latber kelas kampung
dari pd kenari luar ,mendingan kenari negri kta sndiri !!!! yg di gunung gde,pangrango d skitarnya. …..buat mania burung kenari ,,,carilah kenari indonesia kita lestarikan ,kita ekspor keluar negeri,biar dunia tau kenari kita walau badannya kecil suaranya kaya kenceng broooooo
Maksudnya tentu kenari hasil tangkaran bangsa sendiri begitu Om? Sebab, semua kenari awalnya dulu memang dari luar negeri.
oh gtu ya om, klo gtu bisa dapat dmana ya om,aku mau coba ternakin kenari lokal……..kalo ud banyak aq bikin kontesnya dah..mohon doanya…