Waspadai piagam bodong
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Padatnya jadwal latbr, latpres dan lomba menyebabkan banyak bermunculan jawara-jawara baru yang menghiasi podium tangga jawara. Dan setiap gantangan selalu memunculkan jawara yang diklaim memiliki segudang materi dan kualitas.
Akan tetapi, trend sekarang sulit menemukan seekor jawara yang bisa stabil di podium di berbagai even. Bahkan seorang pemandu bakat papan atas seperti Imron Surabaya mengakui, secara kuantitas di lomba sekarang mudah ditemui jawara. Akan tetapi, dan sisi kualitas sulit menemukan seekor jawara yang mempunyai kestabilan berprestasi di lapangan.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
“Memang banyak jawara tapi rata-rata naik sekali sejurus kemudian sudah tenggelam,” ujar lmron.
Hal senada juga diungkapkan Aripin Pasopati, juri sekaligus pengelola gantangan Pasopati BC. Terpantau di setiap agenda Mingguan Pasopati, selalu ada jawara baru yang menghiasi podium jawara. Mulai dan kategori burung kecil hingga besar. Akan tetapi apa yang diungkapkan lmron juga diamini Aripin.
“Sulit sekarang cari burung stabil, kalau toh ada gacoan itu sudah berada di tangan pemain besar,” jelasnya.
Melihat sulitnya untuk mendapatkan seekor jawara yang memiiiki kestabiian di lapangan, banyak pihak “bermain” dengan cara menodai piagam juara dengan praktik kotor. Praktik ini sejatinya sudah terendus sejak lama. Akan tetapi tidak banyak pihak yang mau mengungkapkan. Praktik ini biasanya dilakukan para makelar nakai yang ingin mendongkrak dagangannya.
Modusnya dengan cara menyulap seekor besutan yang gagal atau tak pernah meraih nominasi, disulap menjadi seekor jawara dengan sederet prestasi. Semua juara bisa “diatur” sesuai keinginan sang pelaku. Otomatis, semakin tinggi juara yang ditulis di piagam bodong itu, maka banderol yang dipatok juga makin tinggi.
“Biasanya para makelar nakal yang minta piagam untuk ditulis dengan nama salah seekor besutan dan prestasi tertentu. Nanti piagam itu jadi bukti ke pembeli bahwasannya burung itu penah juara. Padahal enggak pernah juara atau bukan juara yang tertera di piagam,” ujar salah seorang penulis piagam di kawasan Jatim.
Jadi, sebelum menentukan take over seekor jawara, sebaiknya lakukan cek silang ke berbagai pihak. Mulai dari pemain, EO, juri atau media. Pantau sejauh mana stabilitas masuk nominasi di berbagai even. Dari situ juga bisa diketahui seberapa lama produktivitasnya di lapangan.
Jangan sampai Anda membeli seekor gacoan dengan segudang prestasi tapi setelah pinclah KTP, masa keemasannya juga berakhir.
Sub-sub artikel lain:
Bedakan usia muda, matang atau tua
Kelemahan membeli burung berdasar track-record
Cara sukses ala Yogi SF Samarinda
Tips membeli murai batu Bonny N
Kembali ke ARTIKEL AWAL
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Siiiiiip ajiiiip
Sya jga ikut dukung cara perawatan mr.eko cikande,,( bkan mslh tetangga ya om ) memang kenyataannya gacoan yg di rmh dia emang sdh berumur lumayan tua,,tpi dri segi utk erawatan yg setiap hri sya melihat memang bagus dan kualitas pakan terjamin,bkn tidak mungkin sprti krakatau,fambregas,edane,dll msih bsa di andalkan,tpi AK si “arjuna” itu kmna y,,smpai skrg ini mr.eko gk mau ksih tau,,gra2 dlu di prambanan tidak maksimal,hnya sekilas kabar kalo arjuna wktu itu sbnrnya lapar hingga dia mletik saat gantang,,,,
saya garis bawahi om “maklum ini masuk burung kecil” apakah burung kecil semua usia prestasinya pendek. bagaimana dengan pleci yang sedang naik daun…???