Siapa yang tidak kenal cucak jenggot Ratu Jagad? Sepanjang tahun 2012 hingga kuartal I 2013, gaco milik Mr Yayang Pangkalanbun ini baru sekali mengalami kekalahan. Siapa yang meragukan prestasi Yasmin, cucak jenggot milik M Khadafi yang begitu mendominasi Sumatera ,dan beberapa kali juara di Jawa? Bagaimana pertarungan keduanya dalam Ronggolawe Cup di Cibubur, 12 Mei lalu? Ikuti cerita di balik pertarungan keduanya dalam artikel berikut ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dalam catatan Om Kicau (maaf kalau keliru), Ratu Jagad selalu memenangi lomba yang diikutinya. Sesekali hanya memenangi satu sesi, tetapi lebih sering mencetak double winner atau nyeri juara 1. Prestasi demi prestasi diukir Ratu Jagad sepanjang tahun 2012 hingga kuartal pertama 2013.
Hanya satu kali burung ini gagal juara, yaitu dalam even 168 Cup II di Semarang, 7 April lalu. Turun di dua kelas, Ratu Jagad hanya mampu menjadi runner-up di Kelas Perunggu, kalah dari Mickey Mouse milik Mr Tatuk (Graha Sampurna Surabaya). Mickey Mouse bahkan mencetak hasil nyeri, karena juga menjuarai Kelas Perak.
Kekalahan Ratu Jagad saat itu akibat faktor kelelahan, karena hampir setiap pekan tidak pernah absen dari lomba, dan selalu tampil di semua sesi yang dibuka panitia (kecuali jika EO hanya membuka satu sesi cucak jenggot).
Di even-even besar / nasional seperti Valentine Jogja dan BnR Award 2013, Ratu Jagad selalu memberikan penampilan terbaiknya dan menjadi juara pertama. Begitu pula yang terjadi dalam Ronggolawe Cup di Cibubur, 12 Mei lalu. Turun di dua kelas, E-Bodre dan Eb-Odjoss, Ratu Jagad selalu berada di urutan pertama. Yasmin menempati peringkat kedua di dua kelas tersebut. Ini menunjukkan betapa Yasmin menjadi musuh terberat Ratu Jagad.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Mengatasi semua musuh beratnya
Mr Yayang merasa bangga, Ratu Jagad kembali membuktikan dirinya sebagai salah satu cucak jenggo terbaik di Tanah Air. Ratu Jagad memang sudah paten. Gelar juara di seluruh level (lokal, regional, dan nasional) yang digelar semua event organizer (EO) pun sudah pernah diraihnya.
Kemenangan ini sekaligus menjadi pesan, Ratu Jagad sepertinya akan melanjutkan aksi borong juara di sejumlah even-even mendatang, seperti Piala Raja di Taman Candi Prambanan, 9 Juni 2013. Even terdekat yang akan diikutinya adalah Minggu Pon Purwokerto, Minggu (19/5) mendatang.
Menurut Jikano, yang menggantangdan memantau Ratu Jagad di Ronggolawe, lawan-lawan ketika itu memang berat-berat. “Yang turun burung-burung top yang sudah sering juara. Pertarungan pun relatif berimbang, pokoknya seru sekali. Kalau Ratu Jagad kendor sedikit saja, peluang juara pertama bakal lenyap,” kata dia.
Ibaratnya, tak ada satu pun burung yang diturunkan hanya untuk coba-coba. Untungnya, Ratu Jagad bekerja maksimal, tak mau kompromi, ngotot sejak awal lomba hingga tim juri mengakhiri penilaian. Hal itu dilakukannya pada dua sesi yang diikutinya.
Yasmin, cucak jenggot milik M Khadafi (Bintang Aceh SF Lampung), juga bukan burung sembarangan. Pemiliknya juga bukan orang sembarangan. Om Dafi dikenal sebagai pemain yang sangat sportif. Dia bahkan mengingatkan semua juri BnR agar menjaga integritasnya sebagai penilai.
“Bekerjalah apa adanya. Berikan bendera juara kepada yang benar-benar berhak mendapatkannya,” pesan Om Dafi sebelum lomba. Pesan itu perlu disampaikannya, mengingat posisinya sebagai ketua BnR Wilayah Sumatera. Ia tak ingin para juri terpengaruh dengan posisinya tersebut. Bahkan, untuk menjaga netralitas, Yasmin didaftarkan sebagai peserta atas nama Bintang, juga dari Aceh Bintang SF Lampung.
Nuansa kedekatan atau kolusi benar-benar dikesampingkan, dan inilah yang membuat kemenangan Ratu Jagad makin berkesan. Sebab, dibandingkan dengan Om Dafi, Mr Yayang jelas “agak jauh” dari para personel yang menjadi panitia dan tim juri. Tim juri terbukti mampu menjalankan tugasnya secara fair.
Di even lain, banyak keluhan karena beberapa peserta tertentu yang relatif dekat dengan panitia dan juri cenderung dikatrol dan dibantu nilainya. Peserta tertentu tersebut mencoba mengakses tim juri agar lebih aktif memantau burungnya daripada burung milik peserta lain.
Tetapi, semua itu tak terjadi di Ronggolawe Cup. Om Dafi yang sangat dekat dengan panitia dan juri, bahkan dekat pula dengan bos BnR Bang Boy, justru meminta penilaian dilakukan secara fair. Dalam praktiknya, semua pesan itu dijalankan dengan baik oleh tim juri. Buktinya, jagoan Om Dafi bernama Yasmin pun kalah di dua kelas dari Ratu Jagad.
Kalah dan menang itu hal biasa
“Soal menang dan kalah itu hal biasa. Menjadi juara sudah pernah, apakah di even BnR atau EO lain. Merasakan kekalahan pun sering, terutama jika burung kurang kerja atau ada musuh yang lebih baik. Burung itu kan bukan mesin, kadang kerjanya tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Bagaimana pun kinerja burung, dan apapun hasilnya, kita sih enjoy aja,” kata Om Dafi, ketika ditanya mengenai kekalahan Yasmin dari Ratu Jagad.
Sebaliknya, kalau kinerja burung sedang bagus, dan semua musuh memang berada di bawahnya, kita pun bisa menjadi juara. “Tetapi kalau menangnya karena dibantu, meski bantuan itu mungkin hanya sedikit, ya bikin malulah. Pemain lain dan penonton kan sudah melihat sendiri mana yang lebih baik,” tambah Om Dafi yang baru saja mengakhiri masa lajangnya.
Menurut dia, kalau penilaian dilakukan secara fair, dengan mengesampingkan faktor kedekatan alias tak ada kolusi, tentu sebagian besar peserta bisa menerima hasilnya. Tidak ada yang sedih, tidak ada yang sakit hati, tidak ada yang ngedumel berkepanjangan.
Karena itu, meski tim juri menempatkan Yasmin sebagai juara 2 di dua sesi, Om Dafi tetap merasa bangga. “Saya bangga karena kalah secara terhormat, dengan jagoan yang memang sudah mendapat pengakuan luas, yaitu Ratu Jagad. Saya mengucapkan selamat dan aplaus untuk Ratu Jagad dan Om Yayang di Pangkalanbun,” tuturnya.
Dia berharap, lomba-lomba lain juga bisa mengkuti rekam jejak yang positif dari gelaran Ronggolawe Cup. Tujuannya agar kualitas lomba burung di seluruh Tanah Air bisa terus meningkat dari waktu ke waktu, bisa memuaskan semua pihak, dan yang terpenting bisa menjadi ajang hiburan. Sebab, itulah tujuan utama orang memelihara burung.
Wakil Ketua Pelaksana, Om Adry Riady, yang sejak awal hingga akhir lomba berada di lapangan menjelaskan, berdasarkan informasi dari berbagai pihak, para juara memang layak mendapatkannya. “Saya juga tanya teman-teman di luar, entah peserta atau penonton, bagaimana kerja panitia dan juri. Secara umum baguslah, merata di semua kelas dan sesi. Kalau pun ada sisi-sisi yang belum sempurna, semua itu akan menjadi bahan evaluasi dan koreksi,” tandasnya. (Waca Jogja)
—
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
apakah ratu jagat dan yasmin itu cucak jenggot betina om?
Kebetulan keduanya betina, Om, meski berjenggot. Naksir ya? Sudah ada yang punya lho… (he…he…he…)
Nice Quot (Sangat setuju) : Burung itu kan bukan mesin, kadang kerjanya tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Bagaimana pun kinerja burung, dan apapun hasilnya, kita sih enjoy aja,”
Burung kalah yaa sama burung bukan kalah sama Juri. 😀