Pertarungan kelas murai batu dalam even akbar 20th Free York BC di Lapangan Banteng Jakarta, Minggu (15/9), benar-benar seru sehingga tidak ada burung yang meraih double winner maupun hattrick. Dari daftar “tiga besar” pada lima kelas murai yang dilombakan, terselip nama Gelombang Cinta. Gaco milik Om Awie dari PIK Jakarta ini tampil sebagai runner-up pada salah satu sesi. Burung ini baru tiga bulan di tangan Om Awie.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Murai batu Gelombang Cinta in action.

Meski bertengger di urutan kedua di bawah Mick Jagger milik H Mungin (Bandung), aksi Gelombang Cinta (GC) sangat memukau, sehingga menarik perhatian penonton maupun peserta lainnya.

Ketika tampil di Kelas Salep BnR 99, GC mampu mengalahkan Misterius kepunyaan Adi RMC (Cirebon) yang menjuarai Kelas 20th Free York BC, yang merupakan kelas paling bergengsi. GC juga mengungguli Twin Cam, gaco milik Johan (Garut), yang memenangi Kelas EB-Odjoss.

Karena itu, Om Awie optimistis jika gacoannya bisa makin moncer lagi dalam even-even berikutnya, terutama even akbar berkelas nasional. Apalagi GC sudah punya modal juara di beberapa even, meski skalanya lebih kecil atau lokalan.

Gelombang Cinta memiliki materi isian berupa tembakan cililin, yang dibawakan nyusun panjang-panjang. Tidak hanya itu, dia juga memiliki lagu kenarian serta tonjolan serindit, yang diselingi dengan ngekrek suara kutilang, cucak jenggot, dan jalak suren.

Playlist burung-burung master yang tersimpan dalam memorinya inilah yang ditampilkan dalam 20th Free York BC. Durasi kerjanya yang nyaris tanpa jeda menjadi nilai tambah tersendiri bagi GC

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Kemunculannya di Lapangan Banteng, dan langsung bertengger di posisi runner-up, bisa menjadi sinyal bahwa Gelombang Cinta bakal menjadi ancaman baru di kelas murai batu, khususnya di Blok Barat. Belakangan ini, prestasi murai batu di Blok Barat makin rancak dan terbukti terus mendominasi even-even nasional.

Perawatan MB Gelombang Cinta

Awie PIK: Tetap berlomba di sela-sela kesibukannya yang padat.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Lantas, bagaimana kiat Om Awie dalam menyetel gacoannya? Mengingat kesibukannya, apalagi sering bolak-balik ke China untuk mengurus bisnisnya, Om Awie menyerahkan perawatan Gelombang Cinta kepada beberapa krunya di rumah. Tetapi kalau senggang, ia selalu menyempatkan turun langsung menangani GC.

Untuk extra fooding (EF), Gelombang Cinta hanya diberi kroto segar dan jangkrik. Porsi jangkrik untuk Senin – Selasa cukup 2 ekor pada pagi hari, dan 2 ekor pada sore hari. Dia akan mengubah porsi jangkrik menjadi 3/3 sejak hari Rabu hingga Sabtu. “Minggu, atau saat lomba, porsi jangkrik kembali seperti semula, cukup 2/2,” jelas Om Awie.

Aktivitas mandi dilakukan sesudah penjemuran. Jadi, penjemuran dilakukan sekitar pukul 07.00 – 09.00. Durasi penjemuran tergantung kondisi cuaca. Setelah dijemur, dianginkan sebentar, kemudian mandi.

Habis mandi, burung dianginkan lagi, selanjutnya dikerodong untuk diistirahatkan. Tetapi khusus hari Senin – Rabu, burung dimasukkan ke kandang umbaran hingga keesokan hari. Kok sampai lama di kandang umbaran? “Sebab kandang umbarannya tidak terlalu panjang, itupun ditaruh di dalam rumah, jadi tidak masalah dan aman,” jelas Om Awie.

Hanya seperti itulah perawatan yang dilakukan Om Awie, atau perawatnya, terhadap GC. Simpel, alias nggak pakai ribet. Namun karena materi dasarnya sudah bagus, pemasteran juga sempurna, maka perawatan simpel itu pun sudah membuat Gelombang Cinta selalu dalam kondisi top form, dan langsung bekerja sejak digantang hingga akhir lomba. Ok, selamat deh buat Om Awie. (d’one)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.