Mabung atau proses ganti bulu (moulting) bisa dibilang merupakan masa cuti bagi burung dan unggas lainnya. Seama mabung, burung akan mengurangi berbagai aktivitasnya termasuk berkicau. Kesalahan dalam menangani burung mabung bisa memunclkan berbagai masalah. Karena itu, perlu penanganan tepat terhadap burung ketika menjalani masa mabungnya. Berikut ini lima pantangan ketika burung sedang mabung.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ketika menjalani masa mabung, burung seperti kehilangan “harga diri” karena bulu-bulu kebanggaannya selama ini ambrol satu demi satu. Burung yang sebagian besar memiliki kebiasaan preening (merapikan bulu-bulunya) tak bisa melakukanya lagi, dan ini jelas sangat menyiksa.
Ketiadaan atau ketidaklengkapan bulu yang dimilikinya selama mabung juga sangat mempengaruhi fisiologisnya, karena kulitnya nyaris tak “berbaju”, sehingga mudah terkena penyakit apabila kita salah dalam menyimpan dan merawat burung.
Karena mabung merupakan masa yang paling menyakitkan, maka perawatannya harus tepat sehingga burung bisa melewati masa mabungnya dengan lancar, sampai memiliki bulu-bulu baru yang kuat, rapi, dan berkilauan.
Dalam praktiknya, masih banyak penggemar burung yang mengabaikan kondisi tersebut. Ketika sedang mabung, burung tetap didesain agar rajin berbunyi atau dibiarkan melakukan aktivitas lain, bahkan dilombakan. Alhasil, mabung menjadi terganggu dan kondisi burung cenderung mengalami penurunan.
Sebagai panduan, berikut ini hal-hal yang pantang dilakukan ketika burung sedang mabung, serta bagaimana bentuk penanganan yang semestinya.
1. Jangan memandikan burung yang sedang mabung
Ada anggapan bahwa burung yang sedang mabung harus rutin dimandikan. Ini keliru. Mandi hanya bisa diberikan kepada burung yang baru menyelesaikan masa mabungnya, dan sedang tumbuh tunas-tunas bulu yang baru. Jadi bukan pada saat burung sedang meluruhkan / merontokkan bulu-bulunya.
Jika burung yang sedang meluruhkan bulu-bulunya dimandikan setia hari, dapaknya adalah proses mabung akan terhambat.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
2. Jangan menjemur burung ketika sedang mabung
Anggapan lain yang kerap diamini sebagian kicaumania adalah buung mabung tetap boleh dijemur. Anggapan ini jelas salah besar. Sebab burung tidak membutuhkan panas matahari ketika sedang meluruhkan bulu-bulunya.
Sebaiknya burung yang sedang mabung disimpan di lokasi kering dan sedikit lembab, karena kelembaban bisa membantu burung dalam menjatuhkan bulu-bulu lamanya.
Pantangan ini hendanya diperhatikan. Bakan ketika bulu-bulu jarumnya mulai tumbuh, burung jangan dijemur dulu, cukup dianginkan.
Jika dipaksakan, kemungkinan besar akan mengakibatkan pertunbuhan bulu kurang sempurna, bahkan bisa saja mengalami kelainan atau abnormal, di mana bulu baru menjadi kering, cepat rusak, bulu terbalik atau melintir (kering). Padahal, idealnya, bulu-bulu baru harus rapi, bersih, dan mengkilap.
3. Jangan biarkan burung sering bunyi saat mabung
Kesalahan yang paling umum dalam perawatan burung saat mabung adalah membiarkan burung tetap berkicau. Tidak sedikit kicaumania pemula yang bangga, “Wah, burungku tetap rajin bunyi meski mabung”. Bahkan ia tetap memberikan perawatan harian, bukan perawatan khusus mabung.
Membiarkan, bahkan mendorong, burung tetap berkicau seaamasa mabung jelas akan menghambat proses ganti mabung. Akibatnya, bulu tidak bisa ambrol total, tetapi meluruh sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang cukup lama dari waktu seharusnya.
Selama masa mabung, burung harus dikondiskan agar ngedrop. Dengan demikian, burung akan lebih fokus untuk menyelesaikan masa mabungnya. Jika dibiarkan terus birahi selama mabung, masa mabung akan berkepanjangan.
Hal yang sama juga terjadi pada burung yang tetap dilombakan dala kondisi mabung. Sebagian besar pemain akan beralasan, ini untuk memancing burung ambrol total. Faktanya, burung malah hanya nyisip sayap atau rontok bulu ekornya saja, sementara sebagian besar bulu halus belum ambrol.
Padahal, kalau saja mau bersabar, burung biasanya akan mengalami kondisi top form sekitar 1-2 bulan setelah masa mabungnya rampung. Selain itu, burung bisa berprestasi lebih lama, bahkan bertahun-tahun..
(silakan baca juga : Usai mabung, burung gacor atau melempem ? )
4. Jangan berikan pakan dengan kadar protein terlalu tinggi
Pakan berprotein tinggi memang diperlukan bagi burung-burung yang sedang mabung. Pasalnya, sebagian besar bahan pembuat bulu baru berasal dari salah satu jenis protein yang disebut keratin.
Pakan dengan kadar protein 16-20% sudah cukup untuk burung yang sedang mabung. Tetapi, ketika proteinnya terlalu tinggi, misalnya lebih dari 30%, burung malah mudah birahi, tetap rajin berkicau, sehingga justru bakal menghambat proses mabungnya.
Pakan dengan kadar protein terlalu tinggi seperti itu biasanya dijumpai pada pakan hidup seperti jangkrik dan ulat hongkong, serta semut telur (kroto). Karena itu, pemberian pakan hidup selama masa mabung untuk sementara dikurangi atau dihentikan dulu.
Jika burung sudah terbiasa makan voer, kandungan gizi dalam voer sudah cukup untuk menyuplai nutrisi pokok seperti protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, dan energi metabolis, dalam komposisi serasi-seimbang. Hanya vitamin dan mineral yang mungkin perlu lebih diperhatikan.
Om Syamsul Saputro, pemilik SKL Bird Farm Indramayu, pun hanya mengandalkan voer dan sedikit jangkrik ketika murai-murai di kandang penangkarannya, baik indukan maupun produk siap jual, mengalami mabung. Tidak ada kroto sama sekai.
( baca juga: Alasan SKL Bird Farm merawat murai batu mabung tanpa kroto )
Nah, di atas sudah dijelaskan, pemberian voer sudah cukup memenuhi kebutuhan gizi yang serasi dan seimbang pada burung mabung, kecuali vitamin dan mineral. Banyak opsi untuk mengatasi hal ini, misalnya memberikan multivitamin dan multimineral.
Bisa juga memberikan suplemen khusus untuk burung mabung. Misalnya BirdMolt-Pre (BM-Pre) untuk burung di awal mabung hingga tumbuhnya bulu jarum, dan dilanjutkan dengan BirdMolt-Post (BM-Post) sejak tumbuhnya bulu-bulu jarum hingga semua bulu tumbuh lengkap dan sempurna,
5. Jangan terus-menerus full kerodong
Mengerodong burung selama mabung memang harus dilakukan, jika kondisi memang mengharuskan demikian, misalnya saat terjadi perubahan suhu atau gangguan cuaca. Tetapi jangan sampai terus-menerus menerapkan full kerodong.
Selama dikerodong, kebersihan sangkar harus selalu dipantau. Jangan sampai kotoran burung yang mengandung gas ammonia menumpuk. Dalam kondisi sangkar full kerodong, burung bisa keracunan gas ammonia. Jadi, tetap ada waktu di mana kerodong sesekali dibuka.
Beberapa penggemar burung di mancanegara terkadang mengerodong burung mabung disertai kulit jeruk, atau bahan lain, yang diletakkan di dasar sangkar. Hal ini diyakini bisa membantu mempercepat proses rontok bulu.
Alternatif lainnya, ketika burung dikerodong, secara berkala bagian luar kerodong disemprot air hingga sedikit basah. Ini terutama penting dilakukan ketika cuaca sedang panas. Dengan begitu, suasana di dalam sangkar tetap lembab, karena burung mabung memang membutuhkan suasana lembab.
Suasana lembab akan mempercepat proses pergantian bulu. Setelah bulu-bulu baru mulai tumbuh, kerodong bisa dibuka.
Itulah beberapa hal yang pantang dilakukan ketika burung sedang mabung, agar proses mabung berjalan lancar dan berlangsung dalam waktu yang semestinya.