Usai membaca artikel persilangan parkit dan lovebird, Om Ibay Ikubaru langsung memberi catatan kritis: “Om, maaf agak ragu… Kalau bisa minta video dan foto anakan ketika sudah menginjak remaja Om. Maaf banget”.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Catatan kritis bernada meragukan itu sangatlah wajar. Bukan hanya Om Ibay, banyak parrotmania di mancanegara yang terbelah sikapnya antara percaya, tidak percaya, dan ragu.
Hal ini dapat dicermati dalam berbagai komentar mereka di youtube (pada video perkawinan parkit dan lovebird yang juga pernah dimuat Om Kicau di sini), atau forum lainnya seperti di AvianAveneu.
Untuk meyakinkan Om Ibay dalam bentuk video lagi, Om Kicau sudah mengusahakannya tapi belum berhasil. Jadi, untuk sementara hanya dua video yang pernah diunggah dulu.
Tetapi untuk gambar anakan hasil persilangan parkit dan lovebird yang sudah menginjak remaja, Om Kicau berhasil mendapatkannya dari Forum AvianAveneu. Foto-foto ini merupakan koleksi JP Jeep, yang juga dia unggah dalam rangka meyakinkan parrotmania yang masih ragu.
Pengalaman Om JP Jeep
Pada diskusi di Forum AvianAvenue, Om JP Jepp menceritakan keberhasilannya mengawinkan parkit dan lovebird. Dalam hal ini, dia menggunakan lovebird jantan dan parkit betina. Jadi metode yang digunakan berkebalikan dengan Om Jacky di Mojokerto yang menggunakan lovebird betina dan parkit jantan.
Sama seperti Om Jacky, JP Jeep juga memelihara lovebird dan parkit dalam kandang yang sama sejak kecil, ketika umurnya baru dua bulan. Dalam kandang tersebut terdapat seekor lovebird jantan serta 4 ekor parkit albino betina.
Ketika mencapai umur dewasa kelamin, lovebird jantan memilih satu pasangan saja, yang kemudian dikawini. Parkit betina lalu bertelur, mengerami telur-telurnya, sampai akhirnya tiga piyik menetas.
Menurut Om JP Jeep, setelah besar, ketika anakan hasil persilangan itu memiliki postur tubuh lebih besar daripada parkit. Bagian mata, paruh, dan kepalanya juga terlihat berbeda dari burung parkit. Kepalanya lebih besar daripada parkit.
“Yang aku tahu, parkit tidak memiliki paruh hitam. Tetapi ketiga anakan ini mempunyai paruh yang ujungnya berwarna hitam, berbeda dari parkit jantan yang menjadi bapaknya,” ujarnya.
Berikut ini beberapa foto anakan hasil silangan parkit dan lovebird koleksi Om JP Jeep yang pernah dimuat juga dalam Forum AvianAveneu:
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Penjelasan lebih lanjut dari McCarthy
Dalam berbagai forum burung parrot di mancanegara, keraguan mengenai anakan hasil persilangan parkit dan lovebird hingga kini terus bermunculan. Jumlah orang yang tidak percaya mungkin setara dengan mereka yang mempercayainya.
Sebenarnya masalah ini pernah dikupas dalam buku Handbook of Avian Hybrids of the World karya Eugene M McCarthy (Penerbit: Oxford University Press, 2006). Sebab dalam buku ini juga disebutkan adanya anakan hasil persilangan antara lovebird dan parkit.
McCarthy menulis, lovebird madagaskar / grey headed lovebird (Agapornis canus) dapat disilangkan dengan parkit. Ini berdasarkan laporan Dr Karl Russ tentang hasil silangan burung parkit dan lovebird madagaskar yang ada di peternakan milik Baron von Grote.
“Anakan itu memiliki bentuk tubuh dan tanda-tanda seperti parkit. Tetapi kepala, leher, dan bagian atas tubuhnya memiliki warna seperti lovebird madagaskar; warnanya terlihat lebih muda. Anakan itu bisa hidup sampai besar dan sehat,” kata Dr Russ.
Persilangan parkit dan lovebird kacamata pipi hitam / black cheeked lovebird (Agapornis nigrigenis) juga telah menghasilkan anakan hibrida / mule. Ini dilakukan Nyonya Hihhinbotham yang memiliki seekor lovebird jantan dan empat parkit betina: semuanya dipelihara dalam kandang yang sama.
Ada tujuh butir telur di dalam kandang tersebut yang kemudian dierami induk-induknya. Empat telur berhasil menetas, tiga lainnya gagal menetas. Induk jantan dan betina sama-sama merawat anaknya, yang kemudian berkembang hingga menjadi burung dewasa.
Lovebird muka salem / rosy faced lovebird (Agapornis roseicollis) juga bisa disilangkan dengan parkit warna hijau, dan telah menghasilkan anakan yang tumbuh hingga dewasa.
“Itulah daftar beberapa hibrida yang benar-benar terjadi, meski sampai saat ini masih banyak orang yang tidak percaya bahwa itu benar-benar terjadi,” kata McCarthy.
( Jenis- jenis lovebird bisa dilihat lagi di sini )
Persyaratan utama perkawinan silang
Sepengetahuan Om Kicau, perkawinan silang atau persilangan (crossing) antara dua spesies yang berbeda sangat dimungkinkan jika jumlah kromosom atau jumlah pasangan kromosomnya sama, serta masih memiliki hubungan kekerabatan cukup dekat.
Misalnya antara ayam buras dan ayam hutan, antara itik / bebek dan mentok (itik manila), trucukan dan kutilang, kutilang jambul dan trucukan, parkit dan cockatiel / palek, antara parkit dan ring neck, dan sebagainya.
Berdasarkan referensi yang diperoleh dari ABS Budgies Club, burung parkit memiliki 26 kromosom, atau 13 pasang kromosom. Nah, jumlah kromosom pada lovebird sejauh ini agak simpang-siur.
Pada beberapa web di Indonesia, misalnya surabaya-unic.blogspot.com, disebutkan bahwa seluruh spesies lovebird memilili 62 kromosom, kecuali muka salem (Agapornis roceicollis) yang memiliki 64 kromosom.
Adapun referensi dari agapornis.be menyebutkan, lovebird muka salem memiliki 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Tapi spesies lovebird lainnya belum diketahui secara pasti.
Hanya saja, semua spesies lovebird (termasuk lovebird muka salem) dipastikan memiliki 13 pasang kromosom makro (macro-chromosomes) yang jelas terlihat, selain beberapa pasang kromosom mikro yang belum diketahui secara pasti.
Boleh jadi, inilah alasan kenapa parkit dan lovebird bisa dikawinsilangkan dan menghasilkan anakan, karena adanya peran 13 pasang kromosom. Hal ini juga terjadi pada persilangan parkit vs cockatiel, serta parkit dan ring neck.
Mudah-mudahan penjelasan ini bisa memupus keraguan sobat kicaumania mengenai bisa dan tidaknya persilangan antara parkit dan lovebird.
Hanya saja, Om Kicau menyarankan agar setiap spesies burung dimurnikan saja galurnya, tidak perlu disilangkan, kecuali eksperimen yang dilakukan para ahli untuk tujuan mencetak spesies baru dengan kicauan / performa lebih dahsyat daripada kedua induknya.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
terimakasih om, atas responnya, setidaknya keraguan saya ini berkurang, mungkin karna belum pernah melihat secara langsung, dan sepertinya saya terfikir untuk mencoba hybrid ini 🙂
Sama-sama, Om. Inilah indahnya berbagi, saling belajar, Om Kicau juga masih banyak belajar.