Penangkaran murai batu Puspitaloka Bird Farm yang dirintis Ir Akbarsyah Nazirudin belum genap satu tahun berdiri. Meski demikian, tanda-tanda keberhasilan sudah terlihat. Hingga kini, sudah ada sekitar 100 ekor anakan yang dihasilkan. Trotolan murai batu dijual pada umur 3 bulan dan dalam kondisi sudah punya materi isian.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Akbarsyah sebelumnya juga pernah sukses beternak cucakrawa. “Saat itu saya masih bertugas di Palembang. Sekarang tertarik pula untuk membudidayakan murai batu, karena peminatnya banyak dan sekaligus berkiprah mengurangi angka perburuan murai di alam liar,” kata lelaki yang sehari-hari bekerja di Pertamina.
Hobi burung kicauan sudah lama ditekuninya, termasuk aktif mengikuti lomba. Saat ini dua punya gaco hebat untuk kelas murai batu ekor hitam. Namanya Leged, juara 1 Kelas DPR dalam even nasional Presiden Cup IV di Jakarta (2/10).
Saat itu Leged memperkuat Fitri BKS Samarinda. Murai batu Leged juga moncer di Piala Tirto Kulilo, Tangerang Selatan, Minggu (13/11), dengan menempati posisi runner-up.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Akbarsyah saat ini dipercaya menjabat general manager (GM) Joint Operating Body Pertamina – Petrochina East Java (JOB P-PEJ). Mengingat kesibukannya itulah, dia tidak mungkin sendirian mengelola breeding murai batu ini. Ada empat awak kandang yang mengurus burung induk, anakan yang baru lepas masa sapih, dan trotolan yang harus dibesarkan dan dimaster hingga siap dipasarkan.
Dia menargetkan bisa merampungkan pembangunan 50 petak kandang hingga akhir tahun ini, termasuk pengisian materi induk unggulan. Selain itu, aktivitas lomba harus jalan terus. Karena itu, Puspitaloka BF punya dua divisi, yaitu Divisi Penangkaran dan Divisi Lomba.
Kandang penangkaran murai batu dibangun di dua lokasi terpisah. Yang pertama, di kawasan Puspitaloka BSD, Serpong, Tangerang Selatan, yang merupakan kediaman Om Akbarsyah. Kedua, di Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan.
Setiap petak kandang berukuran panjang 2 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 2,2 meter. Kandang dibuat tertutup, dengan dinding-dinding dari batako, dan berlantai pasir.
Karena tertutup, setiap petak kandang dilengkapi lampu 100 Watt. Selain untuk penerangan, lampu juga bisa menghangatkan induk murai batu di dalamnya, terutama pada malam hari dan memasuki musim hujan seperti saat ini.
Untuk mengantisipasi hawa panas di dalam kandang, terutama selama musim kemarau, disediakan sprayer / penyemprot air secara otomatis. Ada juga bak air sebagai sarana mandinya. Bak selalu terisi air bersih.
Induk jantan diseleksi ketat, dan sebagian besar merupakan murai batu asli Medan (ekor panjang). Tak hanya itu, induk betina pun harus memiliki kualitas yang bagus, terutama berasal dari trah juara.
Setiap pasangan induk diberi extra fooding (EF) jangkrik, ulat kandang, dan kroto segar. Jangkrik bahkan diberikan secara ad libitum (tak terbatas), alias sekenyangnya, terutama ketika induk sedang mengasuh anak-anaknya yang baru menetas.
“Agar stok selalu tersedia, kami membudidayakan jangkrik, tetapi hanya untuk konsumsi sendiri. Selain jangkrik, ulat kandang dan kroto segar juga menjadi kunci keberhasilan dalam beternak murai batu. Tak lupa pula selalu menjaga kebersihan kandang,” ungkapnya.
Anakan murai batu dipanen atau dipisahkan dari induknya pada umur 5-6 hari. Berdasarkan pengalaman selama ini, umur pemanenan tersebut sangat efektif. Anakan dipisahkan dari induknya, lantas dipindah ke boks khusus yang dilengkapi dengan lampu penghangat. Pada malam hari, boks dikerodong.
Anakan yang sudah dipanen diberi pakan oleh perawat dengan cara diloloh. Bahan lolohan untuk piyik murai batu umur 1-2 minggu hanya berupa kroto segar yang benar-benar bersih, kemudian dicampur / dicelup dalam larutan madu.
“Meski biaya pakan seperti ini cukup besar, semua itu demi menjaga kualitas nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anakan murai batu,” tutur Om Akbarsyah.
Pada umur 3-4 minggu, anakan murai batu diajari makan jangkrik muda (ukuran kecil), serta dilatih pula makan adonan voer halus. Pemasangan ring dengan kode Puspitaloka BF dilakukan pada umur 3 minggu.
Apabila sudah berumur 1 bulan, anakan dipindah ke kandang koloni-terbatas untuk dimaster. Kemudian pada umur 3 bulan, trotolan dipisah dan dimasukkan ke sangkar soliter, serta bisa dipasarkan.
Harga trotolan murai batu jantan produksi Puspitaloka BF dibanderol paling murah Rp 3,5 juta / ekor. Karena perawatannya optimal, rata-rata anakannya terlihat sehat dan bugar. (d’one)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.