Kacer mbedesi atau mbagong dan durasi penilaian dalam lomba burung PBI

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

KACER MBEDESI MENURUT PBIBiasanya para peserta lomba bertanya-tanya berapa waktu yang ideal untuk setiap kelas lomba burung berkicau. Apa tergantung jumlah atau jenis burung? Sebab, jika terlalu cepat maka mereka yang punya burung berkarakter lambat start akan protes. Sebaliknya, jika molor sedikit saja burung yang bisa “on” sejak awal juga protes takut belakangan gembos. Inilah penjelasan dari Djoko Triatmoko – Pengda PBI Jatim sebagai kelanjutan dari artikel sebelumnya (baca: Mekanisme dan tata cara kerja juri PBI pada lomba burung berkicau).

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Di samping 3 (tiga) kreteria penilaian yang sudah baku dan telah dikupas pada artikel sebelumnya, para pelomba wajib memahami tentang durasi atau waktu penilaian. Karena hal ini terkait dengan kinerja burung saat dilombakan. Hal ini juga dijadikan dasar pertimbangan untuk melengkapi dan menyempurnakan penentuan burung yang layak juara berdasarkan “standart kualitas”.

Mengenai estimasi waktu penilaian setiap sesi, maka ditentukan apabila jumlah gantangan penuh (60 gantangan) sekitar 20 – 25 menit.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Mengapa durasi waktu penilaian juga dijadikan dasar pertimbangan? Gagasan pemikiran ini merupakan improvisasi yang muncul berdasar kenyataan bahwa burung adalah salah satu mahluk hidup sebangsa hewan yang tidak memiliki akal sebagaimana manusia. Tetapi setiap burung hanya memiliki insting dan karakteristik yang berbeda satu sama lain, yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan sesuai kehendak kita, meskipun campur tangan manusia telah secara maksimal telah dilakukan (perawatan, latihan menu makan dan lainnya).

Atas dasar pemikiran tersebut, dalam hal menentukan burung yang menjadi juara tidak semata-mata atas dasar kerja total selama durasi waktu yang telah ditetapkan, tetapi “standart kualitas” menjadi salah satu acuannya juga.

Artinya apabila durasi kerja burung sudah 80% lebih, maka burung tersebut masih layak untuk mendapatkan koncer A, B atau C dengan catatan bahwa standart kualitas dari burung di atas rata-rata burung lainnya.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Terkecuali 20% menjelang akhir lomba, burung tersebut sama sekali sudah tidak “in” lagi atau drop, maka tidak layak untuk mendapatkan koncer favorit karena masih ada burung-burung lain yang menjadi pilihan di mana bisa “on” sampai batas waktu akhir.

STUDI KASUS

Akhir-akhir ini kontroversi yang sering terjadi adalah dalam penilaian jenis burung kacer. Pertanyaannya, mengapa kacer yang “nguda/mbedesi/mbagong/ mbegog” meskipun cuma sebentar, dalam setiap lomba hampir dipastikan tidak bisa mendapar koncer favorit? Bahkan ada yang secara ekstrim didiskualifikasi? Sedangkan untuk burung jenis lain misalnnya anis merah pernah mletik atau loncat saat lomba, cucak hijau didis, cendet salto/loncat dan sebagainya masih bisa mendapatkan koncer favorit? Pertanyaan ini menurut saya cukup cerdas dan kritis.

Yang harus disikapi dan diluruskan dalam hal ini, dengan tegas PBI konsisten dengan durasi penilaian berdasarkan standard kualitas, karena masing-masing burung memiliki karakteristik dan tidak ada diskriminasi dalam penilaian, tidak terkecuali jenis kacer.

Jadi kalaupun ada kacer mbedesi/mbagong cuma sebentar masih dimungkinkan untuk mendapat koncer favorit.

Dengan gambaran di atas, mudah-mudahan para kicaumania yang akan turun ke lomba besar bisa memahami tugas yang dilakukan seorang juri sehingga bila terjadi penilaian yang dianggap kurang pas bisa dimengerti. Sebab, ya itu, penilaian juri berdasar pakem dan standar yang telah ditentukan.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya mengajak seluruh komponen lomba (mulai panitia, petugas fungsional, peserta), bersama-sama menyukseskan gelaran lomba burung di masa mendatang.

Dengan terciptanya suasana lomba yang kondusif, mudah-mudahan dunia perburungan tetap bergairah, karena para penyelenggara lomba atau event organizer semangat untuk menggelar lomba besar dengan novasi baru. Lagian hakekatnya lomba ini bukan semata-mata ajang kompetisi, tetapi yang terpenting adalah menjalin hubungan silaturahim komunitas kicau mania. (Djoko Triatmoko – Pengda PBI Jawa Timur/Habis)

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

8 Comments

  1. mengapa pelomba suka teriak atau tidak terima saat burungnya kalah?
    menurut saya karena bagi sebagian pelomba, lomba burung adalah ajang untuk mencari keuntungan. kalo benar2 ingin bersilaturahmi, coba inser lomba dibuat murah, sekedar untuk membayar sewa tempat, honor juri dan EO serta biaya operasional lain.
    yg juara cuma dikasih piagam penghargaan bahwa burungnya jawara. atau kalo ada hadiah, itupun dari sponsor dan berbentuk barang. jadi bukan besar hadiah yg menarik peserta lomba, tetapi ajang silaturahmi itu yg paling penting.
    kalo hal ini diterapkan, saya yakin hanya yg benar2 hobi burung yg akan ikut lomba. dan ini akan membuat lomba burung lebih “sehat”.

  2. om…..
    Saya punya kacer yang sudah gacor, tp koq suka mbagong kalau denger suara kacer lain.

    1.bagaimana menyembuhkan kacer yang mbagong
    dan berapa lama mbangong nya bisa sembuh

  3. kalo kacer di lombakan di arena kalo ketemu musuh biasanya ngoceh trus musuh diam punya ku jug diam musuh mbagong punyaku juga mbagong,musuh bunyi lagi punyaku juga bunyi lagi apa itu bisa meraih juara atau kalah trims,

    • tipe kacer seperti memang agak susah om, coba om cari musuh yang stabil supaya kinerja kacer bisa ikutan stabil sehingga ada kemungkinan juara.

  4. Ikut nimbrung om, kenapa ngga dibuat rumusan aja, misal kalao 60 peserta = 20 ~ 25 menit, jd dibakukan saja, JML GANTANGAN : 2.5, kalo 60 : 2.5 = 24 menit, misal 30 : 2.5 = 12 menit, nilai X / 2.5 harus dibakukan, biar lebih fair. Sy jg pernah kesel gara2 baru gantang ±2 menit lngsng selesai karena sesion terakhir jd jurinya buru2, bukan mslh kalah menang tp lg menikmati burung kita kerja. Ada satu pertanyaan om kalo 80% kerja diawal sama 70% kerja diakhir mana yg bisa dpt koncer, mksh, salam KM.

  5. informasinya bang duto senantiasa bermamfaat dan kerren abis..hehehe
    pakabar bang..lama gak jumpa jadi kangen pengen ngobrol2 dengan seneor kayak bang duto. pengennya sih mau tukaran link dan link bang duto dah di pasang di sidebar blog saya..cari2 tombol tukar link kok gak ada yaa hihihi…

  6. saya setuju bila ada kacer yg awalnya mbagong trus on sampe mnt akhir msh dpt koncer,ibarat pelari klh di start kemudian unggul sampe garis finish.Sy cuma heran knp orang kita susah dewasanya,lomba burung tp yg punya burung yg paling lantang suaranya,katanya lomba tp g terima kalo jagoannya klh…jd bingung sendiri…mari junjung sportifitas dan legowo’lah akan apapun hsl’nya,salam kicaumania.

Komentar ditutup.